Sukses

Alasan Marcos Jr Unggul di Pilpres Filipina Meski Keturunan Mantan Diktator

Marcos Jr berhasil meraih kemenangan dan menjadi presiden terpilih Filipina dalam pemilu 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam pemilihan presiden (Pilpres) yang digelar 9 Mei 2022, orang Filipina mempertimbangkan banyak hal. Beberapa di antaranya adalah sosok yang memiliki kepedulian terhadap orang miskin, dapat dipercaya, reputasi yang bersih, program aksi yang jelas, dan pengalaman dalam pemerintahan.

Pada catatan ini, dan berdasarkan survei menjelang pemilihan, calon presiden Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr dipandang sebagai kandidat yang memiliki karakteristik yang dicari pemilih dalam pemimpin negara berikutnya, seperti dikutip dari laman Rappler, Rabu (11/5/2022). 

Dalam briefing tertutup pada Rabu, 16 Februari 2022, firma konsultan penelitian Stratbase ADR Institute mengatakan, berdasarkan survei Social Weather Stations, Marcos adalah kandidat yang paling dilihat pemilih memiliki karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang kandidat untuk jabatan nasional. Survei diadakan dari 20-23 Oktober 2021, bulan yang sama para kandidat nasional mengajukan Sertifikat Pencalonan mereka. 

Menurut survei Oktober 2021, Marcos memimpin semua taruhan presiden dalam 12 karakteristik yang dipilih responden. Dia mendapat persentase tertinggi dalam karakteristik yang paling penting bagi pemilih saat itu: kepedulian terhadap orang miskin (29%), jujur ​​dan dapat dipercaya (32%), dan tidak korup (28%). 

Marcos juga dilihat oleh pemilih sebagai kandidat dengan rencana yang jelas untuk memecahkan masalah negara (38%), memiliki kualitas kepemimpinan yang baik (38%), dan mempertahankan wilayah Filipina melawan China (39%). Dia juga mendapat skor lebih dari 30% dalam persepsi bahwa dia memiliki kemampuan yang terbukti untuk menanggapi pandemi di masa depan (32%), menghormati dan menghormati hukum (32%), tidak terikat pada apa pun yang dapat memengaruhi keputusannya (34%).

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Punya Wakil Kuat

Marcos, satu-satunya putra dan senama dari mendiang diktator Ferdinand Marcos Sr, adalah kandidat presiden Uniteam, sebuah aliansi yang menyatukan klan terbesar dan paling menonjol dalam politik Filipina. Pasangannya, Wali Kota Davao Sara Duterte, adalah putri presiden petahana. 

Marcos Sr pernah menempatkan Filipina di bawah darurat militer selama beberapa tahun, meskipun pelanggaran hak dan pencurian dana publik berlanjut jauh melampaui darurat militer. Ferdinand Marcos Sr dan keluarganya – termasuk Bongbong Marcos Jr – dipaksa ke pengasingan selama Revolusi EDSA pada tahun 1986.

Mulai 2016, klan Marcos kembali ke arus utama. Pada 2016, Marcos Jr kalah tipis dari Wakil Presiden Leni Robredo.    

Survei Pulse Asia Januari 2022 yang lebih baru, yang mengukur apa yang paling dipertimbangkan pemilih dalam memilih calon presiden, menemukan bahwa “tidak korup”, “memiliki platform tindakan yang jelas”, dan “pengalaman luas dalam pemerintahan” adalah tiga pertimbangan utama.

 

3 dari 4 halaman

Dilingkupi Isu Korupsi

Ironisnya, Marcos Jr dan keluarganya justru diburu isu korupsi. Marcos Jr dan saudara-saudaranya adalah penerima manfaat dari dua yayasan Swiss yang menyimpan dana curian. Dia adalah asisten khusus ayahnya pada tahun 1979 dan kemudian, wakil gubernur kemudian gubernur bailiwick mereka, Ilocos Norte.

Meskipun jajak pendapat preferensi terkemuka, Marcos Jr belum menyusun platform yang komprehensif. Dalam aksi unjuk rasa dan serangan mendadak, putra mendiang diktator itu berpegang pada pesan persatuannya.

Faktor besar pada 2022, tentu saja, adalah jangkauan media sosial dan penyebaran informasi yang salah dan disinformasi. Investigasi Rappler telah menemukan bahwa di beberapa platform, jaringan disinformasi digunakan untuk memajukan narasi Marcos. Investigasi baru-baru ini menemukan bahwa akun Twitter yang baru dibuat digunakan untuk mempromosikan putra diktator dan menyerang kritikus menjelang pemilihan.

Menurut Stratbase, pendukung Marcos Jr. "berfokus pada mendorong empat narasi" di media sosial: bahwa dia yang paling memenuhi syarat untuk "membuat bangsa menjadi hebat kembali," bahwa rezim ayahnya adalah tahun-tahun terbaik negara, bahwa Marcos Jr. dan Duterte membuat "tandem yang tak terhentikan," dan media arus utama itu tidak bisa dipercaya.

4 dari 4 halaman

Tuai Protes Warga

Ratusan warga Filipina menggelar protes di Manila. Aksi tersebut terjadi setelah komisi pemilihan Filipina (COMELEC) mengukuhkan keputusan sebelumnya yang menolak petisi untuk mendiskualifikasi Ferdinand Marcos Jr dari pemilihan presiden.

Ferdinand Marcos Jr, yang lebih dikenal sebagai "Bongbong", merupakan anak mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos Sr. Ia mengalahkan saingan beratnya Leni Robredo dan menjadi kandidat pertama dalam sejarah baru-baru ini yang memenangkan mayoritas langsung dalam pemilihan presiden Filipina.

Mengutip VOA Indonesia, Senin (11/5/2022), COMELEC mengukuhkan penolakannya terhadap pengaduan-pengaduan yang diajukan oleh berbagai kelompok, termasuk para korban darurat militer, yang berusaha menghalangi Marcos Jr bersaing dalam Pilpres Filipina atas tudingan melakukan penggelapan pajak pada 1995.

"Sudah banyak kasus diskualifikasi yang diajukan, sudah banyak bukti yang diajukan terhadap Marcos Jr. Semua itu kebenaran. Ada putusan Mahkamah Agung, ada laporan dari berita lokal, ada laporan dari berita internasional. Semua bukti itu diabaikan, seolah-olah mereka bahkan tidak mengingat apa yang terjadi selama darurat militer dan mengabaikan perasaan orang-orang," ujar seorang demonstran bernama Gillain de Gorostiza.