Sukses

FBI Mulai Interogasi Orang Tua Pelaku Penembakan di Supermarket New York

Badan FBI melakukan interogasi terhadap orang tua tersangka penembakan di supermarket Tops Buffalo, New York, AS.

Liputan6.com, New York - Agen-agen federal AS menginterogasi dan memberikan beberapa surat perintah penggeledahan kepada orang tua dari remaja kulit putih berusia 18 tahun, yang dituduh telah menembak dan membunuh 10 orang di sebuah supermarket di Buffalo, New York.

Seorang pejabat penegak hukum pada Minggu (15/5) mengatakan pada Associated Press bahwa pihak berwenang masih berupaya mengkonfirmasi keaslian manifesto setebal 180 halaman yang dipasang tersangka pelaku di dunia maya, yang merinci rencana pembunuhan itu dan mengidentifikasi Payton Grendron sebagai laki-laki bersenjata itu. Demikian seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin (16/5/2022). 

Pihak berwenang mengatakan penembakan tersebut bermotif kebencian rasial.

Orang tua Gendron bekerja sama dengan tim penyelidik, tambah pejabat itu. Pejabat tersebut tidak berwenang membahas rincian penyelidikan penembakan yang terjadi Sabtu (14/5) sore pada publik dan berbicara pada Associated Press dengan syarat anonim.

Penyelidikan awal mendapati Gendron telah berulangkali mengunjungi lokasi-lokasi yang mendukung ideologi supremasi kulit putih dan teori konspirasi berbasis ras, dan secara ekstensif mengkaji penembakan masjid di kota Christchurch, Selandia Baru, yang terjadi pada awal 2019 lalu, serta insiden penembakan di sebuah kamp musim panas di Norwegia pada 2011.

Belum jelas mengapa Gendron melakukan perjalanan sekitar 320 kilometer dari Conklin ke Buffalo, dan mengapa memilih supermarket itu sebagai sasaran. Tetapi penyelidik yakin Gendron telah secara khusus meneliti demografi populasi di sekitar Tops Friendly Market dan telah mencari komunitas dengan jumlah warga Amerika keturunan Afrika yang tinggi. Pasar yang menjadi sasarannya terletak di wilayah komunitas yang didominasi oleh warga kulit hitam.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Tersangka Sudah Mengintai Sasaran

Dalam wawancara dengan stasiun televisi ABC pada Minggu, Komisaris Polisi Buffalo Joseph Gramaglia mengatakan Gendron telah berada di kota itu “setidaknya sehari sebelumnya.” Ia menambahkan, “sepertinya ia datang ke sini untuk menjelajahi daerah tersebut, untuk melakukan pengintaian sebelum melakukan tindakan jahat yang memuakkan itu.”

Polisi mengatakan secara keseluruhan Gendron menembak 11 warga kulit hitam dan 2 warga kulit putih dalam aksi penembakan membabibuta yang disiarkannya secara langsung di media sosial Twitch sebelum akhirnya ia menyerahkan diri pada polisi.

Tangkapan layar dari video yang mengaku berasal dari siaran langsung di Twitch menunjukkan kata-kata rasial yang tertulis di senapan yang digunakan pelaku dan juga nomor 14, yang kemungkinan merujuk pada slogan supremasi kulit putih.

Jaksa Agung Negara Bagian New York Letitia James dalam acara kebaktian gereja yang emosional di Buffalo, New York, Minggu pagi mengatakan “kami berdoa untuk keluarga para korban, tetapi setelah berdoa mari kita berdiri menuntut perubahan. Kita harus menuntut keadilan.”

“Ini adalah terorisme domestik, ini jelas dan sederhana (untuk dipahami.red),” ujar James.

3 dari 4 halaman

Pensiunan Polisi Jadi Korban

Aaron Salter, seorang pensiunan polisi Buffalo yang baru saja pensiun dan bekerja sebagai penjaga keamanan di toko itu, menjadi salah satu korban tewas dalam insiden tersebut. Salter sempat melepaskan beberapa tembakan ke arah Gendron. Sebuah peluru mengenai baju besi tersangka pelaku tetapi tidak menimbulkan dampak apapun. Gendron kemudian membunuh Salter, sebelum memburu lebih banyak korban di luar dan dalam toko.

Korban lainnya adalah Ruth Whitfield, usia 86 tahun, ibunda pensiunan Komisaris Pemadam Kebakaran Buffalo, Garnell Whitfield.

Wali Kota Buffalo Byron Brown mengatakan kepada jemaat gereja pada Minggu bahwa ia melihat mantan petugas pemadam kebakaran berada di lokasi penembakan itu untuk mencari ibunya.

“Seperti yang dilakukannya setiap hari, ibu saya baru saja menemui ayah saya di panti jompo dan berhenti di Tops untjuk membeli beberapa bahan makanan. Tidak ada yang tahu bagaimana nasibnya,” ujar Whitfield kepada wali kota ketika itu. Sehari kemudian ibunya dikonfirmasi sebagai salah satu korban penembakan tersebut.

Dalam wawancara di stasiun televisi ABC pada Minggu, Gubernur New York Kathy Hochul, yang merupakan warga asli Buffalo, meminta industri teknologi untuk bertanggungjawab atas peran mereka dalam menyebarluaskan ujaran kebencian.

4 dari 4 halaman

Tersangka Didakwa Pasal Pembunuhan

Tersangka, yang diidentifikasi sebagai Payton Gendron dari Conklin, New York, langsung didakwa dengan pasal pembunuhan tingkat pertama.

Penembakan itu terjadi di permukiman yang didominasi warga kulit hitam di Buffalo.

"Ini adalah mimpi buruk terburuk yang dapat dihadapi komunitas mana pun dan kami terluka, kami sedang bergolak sekarang," kata Wali Kota Buffalo Byron Brown kepada wartawan. 

"Kita tidak bisa membiarkan orang yang penuh kebencian ini memecah komunitas atau negara kita," tambahnya.

Grady Lewis, yang menyaksikan serangan itu dari seberang jalan, mengatakan kepada media lokal bahwa dia melihat pria itu melepaskan tembakan. 

"Saya melihat orang itu masuk, bergaya tentara, membungkuk, hanya menembaki orang-orang," katanya.