Liputan6.com, Damaskus - Pada 18 Mei 1965, pemerintah Suriah menggantung mati seorang agen Mossad yang identitasnya terkuak. Agen tersebut bernama Eli Cohen yang menjalin koneksi dengan militer dan pemerintah Suriah dengan cara menyamar sebagai pebisnis.Â
Menurut catatan Britannica, Rabu (18/5/2022), Cohen menyerahkan rahasia-rahasia Suriah dari tahun 1961 hingga 1965. Kesuksesan Cohen membuatnya dikenang sebagai salah satu agen intelijen yang paling sukses dalam sejarah Israel.Â
Baca Juga
Eli Cohen lahir di Mesir dan merupakan keturunan Yahudi Suriah. Ia fasih berbahasa Arab, Inggris, dan Prancis. Kemampuan bahasa milik Cohen membuka jalan baginya untuk menjadi anggota intelijen Israel.Â
Advertisement
Pada 1955, ia mengunjungi Israel untuk ikut kelas pengintaian, setahun kemudian ia kembali ke Mesir. Namun, ia bersama para Yahudi Zionis lainnya diusir dari Mesir sebagai dampak dari Krisis Suez. Cohen akhirnya menetap di Israel pada 1957.Â
Setelah menyelesaikan pelatihan yang lebih lanjut, Cohen dikirim ke Buenos Aires pada 1961. Ia menyamar sebagai pebisnis Suriah dengan nama samaran Kamal Amin Thaabet.
Penyamaran Cohen di Argentina berhasil meraih kepercayaan para pejabat Suriah yang bekerja di kedutaan besar di Argentina, salah satunya adalah atase militer Amin Al-Hafez yang kelak menjadi presiden Suriah.
Berkat hubungannya di kedutaan besar itulah Cohen berhasil masuk ke Suriah, kemudian mengumpulkan berbagain informasi penting bagi pemerintah Israel.Â
Amin Al-Hafez juga berhasil menggelar kudeta, sehingga akses Cohen menjadi lebih mulus untuk mendapatkan informasi level tinggi.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hukum Gantung
Eli Cohen terus mendapatkan briefing penting terkait militer, termasuk mengenai fortifikasi Suriah di Golan Heights.
Sayangnya, Eli Cohen kurang hati-hati. Penasihatnya dari Israel sudah mewanti-wanti agar tidak terlalu sering mengirimkan pesan radio. Pasalnya, Eli Cohen selalu mengirimkan pesan itu pada waktu yang sama tiap harinya.
Pada Januari 1965, kontra-intelijen Israel berhasil mendeteksi sinyal radio milik Cohen. Alhasil, Cohen ditangkap dan diinterogasi.
Empat bulan kemudian, Eli Cohen menjalani hukuman gantung di Marjeh Square di Damaskus.
Pada foto-foto yang beredar, Eli Cohen tampa menggunakan jas saat digantung, namun terlihat tubuhnya ditutupi oleh tulisan Arab.
Tulisan merupakan deklarasi atas nama rakyat Suriah yang menuliskan kejahatan-kejahatan berdasarkan hasil putusan peradilan militer. Kejahatan Eli Cohen yang ditulis yakni penyamarannya dan kinerjanya sebagai informan yang menyerahkan informasi kepada musuh.Â
Sebelum meninggal, Eli Cohen dilaporkan ingin bertemu seorang Rabbi. Permintaan itu dituruti oleh pihak aparat.Â
Â
Advertisement
Dianggap Pahlawan
Hingga kini, pihak Israel menganggap Eli Cohen sebagai pahlawan karena jasanya mendapatkan informasi-informasi, terutama terkait Golan Heights.Â
Jewish Virtual Library menuliskan biografis Eli Cohen secra panjang lebar. Eli Cohen disebut menikahi seorang wanita Yahudi kelahiran Irak bernama Nadia Majald.
Eli Cohen juga ternyata pernah ditolak untuk bekerja sebagai intelijen Israel. Barulah pada 1960, Eli Cohen diterima karena penampilannya yang oriental dan kemampuan bahasanya.
Awalnya, Eli Cohen menolak untuk bekerja sebagai intelijen, namun ia kehilangan pekerjaannya sebagai akuntan, alhasil ia mengambil pekerjaan bersama intelijen.
Ia dilatih cara mengemudi dengan cepat dan gesit, kemampuan bersenjata, topografi, cara membaca peta, membaca cepat, dan kemampuan transmisi radio dan kriptografi.
Istri dari Cohen ternyata tidak sepenuhnya memahami tugas suaminya, meski ikut mengantar ke bandara sebelum berangkat bertugas pada 1961. Nadia dijanjikan bahwa suaminya akan aman.
Selama di Suriah, Eli Cohen mendapatkan akses ke dokumen rahasia karena ia dipercaya oleh para pejabat tinggi kementerian. Suatu hari, ia sedang membaca informasi di Kementerian Informasi, kemudian salah satu direktur kementerian masuk ruangan.Â
Direktur itu marah karena melihat orang asing yang membaca dokumen rahasia. Namun, Eli Cohen malah dibela oleh pejabat Kementerian Informasi karena dianggap sebagai sosok yang bisa dipercaya.
Sempat Dibela Golda Meir
Menteri Luar Negeri Israel, Golda Meir, sempat berusaha untuk menyelamatkan nasib Eli Cohen yang ditangkap oleh intelijen Damaskus.Â
Para pemimpin dunia dan diplomat juga berusaha untuk mengintervensi hukuman mati bagi Eli Cohen. Paus Paulus juga turun tangan.Â
Namun, upaya Golda Meir gagal dan Eli Cohen dieksekusi di depan umum.Â
Pada 1966, Presiden Amin al-Hafiz yang dulunya merupakan sahabat dari Eli Cohen juga lengser akibat kudeta yang terjadi.Â
Tiga tahun kemudian, Golda Meir berhasil menjadi perdana menteri Israel.Â
Pada 2019, kisah Cohen sebagai mata-mata diangkat ke layar kaca oleh Netflix. Eli Cohen diperankan oleh aktor Sacha Baron Cohen.Â
Advertisement