Sukses

Jubir G20 Maudy Ayunda Dikabarkan Menikah dengan Pria Korea, Sama-Sama Lulusan Stanford

Maudy Ayunda dikabarkan menikah dengan pria bernama Jesse Choi yang lahir di Seoul, Korea Selatan. Keduanya lulusan Stanford University.

Liputan6.com, Jakarta - Penyanyi, aktivis, sekaligus juru bicara G20 Maudy Ayunda dikabarkan telah menikah dengan pria Korea bernama Jesse Choi. Terlihat di akun Instragram Maudy, ia tampak cantik saat memakai baju tradisional Hanbok. 

Jesse Choi diketahui lahir di Seoul, Korea Selatan. Ia aktif di dunia investasi, termasuk kripto. 

Maudy Ayunda dan Jesse Choi juga sama-sama lulus dari Universitas Stanford. Maudy meraih dua gelar di Stanford, yakni Master of Arts (MA) dan Master of Business Administration (MBA).

Sementara, profil LinkedIn Jesse Choi menyebut pria itu juga kuliah di Stanford dan memiliki gelar MBA. Jesse mulai kuliah S1 di Universitas Columbia pada 2009, beberapa tahun sebelum Maudy mulai S1 di Universitas Oxford.

Saat di Columbia, Jesse Choi kuliah jurusan Operation Research dan Ekonomi. Meski lahir di Korea, Jesse Choi tumbuh besar di Amerika Serikat.

Dalam fotonya di Instagram, Maudy Ayunda menulis dengan bahasa Korea: 너와 함께라면 yang bisa diterjemahkan menjadi "bersama-sama denganmu".

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Maudy Ayunda (@maudyayunda)

Maudy Ayunda terkenal atas lagunya di film Perahu Kertas yang diadaptasi dari novel Dewi Lestari. Sebagai lulusan Oxford dan Stanford, wanita kelahiran Desember 1994 ini juga sering membuat konten terkait dunia pendidikan.

Baru-baru ini, Maudy Ayunda juga ditunjuk pemerintah sebagai juru bicara G20 di Indonesia. Ia biasanya tampil di kanal Sekretariat Presiden untuk membagikan briefing singkat mengenai hasil-hasil pertemuan di G20

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Memilih Maudy

Sebelumnya dilaporkan Showbiz Liputan6.com, nama Maudy Ayunda menjadi trending topic di Twitter, setelah dikabarkan menikah dengan seorang pria bernama Jesse Choi. Kabar tersebut mencuat setelah pemilik nama asli Ayunda Faza Maudya mengunggah foto dirinya mengenakan kebaya putih layaknya pengantin wanita.

Yang menyedot perhatian warganet adalah tulisan Jesse Choi di akun Medium miliknya yang diunggah ulang di Twitter. Dalam tulisannya, Jesse Choi menjelaskan tentang kisah pertemuannya dengan Maudy Ayunda saat masih sama-sama menempuh pendidikan di Stanford University Graduate School of Business.

Saat pertama kali bertemu dengan Maudy Ayunda, Jesse Choi mengaku kagum dan terpesona dengan paras cantik wanita asal Indonesia yang lahir 19 Desember 1994. Tak hanya cantik, Bintang film Perahu Kertas juga pintar.

Karena hal itu lah pria yang lahir di Korea dan besar di Amerika memutuskan tinggal dan bekerja di Jakarta karena Maudy Ayunda. Diketahui Jesse Choi menetap di Jakarta sejak 2021 tepatnya pada November.

"Pada akhirnya ada 4 alasan untuk pindah: cinta, pertumbuhan, kebanggaan, dan kesempatan. Pada hari pertama saya di GSB (Stanford), saya bertemu dengan gadis Indonesia yang luar biasa," tulis Jesse Choi.

3 dari 4 halaman

Tinggal di Jakarta

Setelah kenal keduanya akhirnya pun berkencan. Jesse Choi menyebut Mauday Ayunda sangat cinta dan peduli dengan negaranya. Hal itu lah yang mendorong Jesse Choi ingin mengetahui lebih dalam tentang Indonesia.

"Kami mulai berkencan cukup awal, dan setelah menjalani turbulensi sekolah bisnis, COVID, dan keadaan pribadi bersama, kami merasa tak terpisahkan," lanjut Jesse Choi. 

Sebelum memutuskan untuk tinggal dan bekerja di Jakarta, Jesse Choi sempat berpikir panjang mengenai hal ini. Namun karena cintanya yang sangat besar dengan Maudy Ayunda, ia pun memjutuskan untuk tinggal di Jakarta.

"Jadi kami memutuskan bahwa kebersamaan adalah hal yang tidak bisa dinegosiasikan," tutur Jesse Choi.

Di Instagram milik Maudy Ayunda, tampak rekan-rekan seleb memberikan reaksi positif atas foto-foto Maudy dan Jesse. Respons tersebut datang dari Dewi Lestari, Tompi, Vidi Aldiano, atlet Greysia Polii, dan berbagai seleb lainnya. 

Tugas Maudy Ayunda di G20 juga masih terus berlanjut. Masih banyak pertemuan G20 hingga pertemuan puncak pada Bali di akhir 2022. 

4 dari 4 halaman

Maudy Ayunda: Transisi Energi Jadi Salah Satu Isu Prioritas Presidensi G20 Indonesia

Juru Bicara Pemerintah untuk Presidensi G20 Indonesia Maudy Ayunda sebelumnya mengatakan bahwa Presidensi G20 Indonesia diharapkan dapat mempercepat dan memperkuat transisi energi global yang berkelanjutan dan berkesinambungan.

"Transisi energi berkelanjutan merupakan salah satu isu prioritas Presidensi G20 Indonesia. Kita semua pasti merasakan dampak dari isu ini, di mana suhu bumi semakin memanas setiap tahunnya. Studi terbaru menyebutkan suhu tahunan bumi diperkirakan naik hingga 1,5 derajat Celcius selama lima tahun ke depan," kata Maudy dikutip dari Antara, Kamis (12/5).

Sektor energi merupakan kontributor perubahan iklim paling dominan yang menyumbang hampir 90 persen dari emisi CO2 secara global. Aktivitas manusia juga telah berdampak luas pada kerusakan atmosfer, laut, kriosfer, dan biosfer, sehingga mengakibatkan kerugian dan kerusakan alam permanen di muka bumi.

"WHO juga telah menyebutkan perubahan iklim ancaman terbesar kesehatan global di abad 21. Munculnya banyak penyakit baru sampai menyebabkan pandemi di seluruh dunia termasuk Indonesia adalah salah satu dampak nyata ancaman perubahan iklim ini," ujar Maudy.

Oleh karena itu, menurut Maudy, ancaman serius itu perlu segera ditangani bersama dalam Presidensi G20 Indonesia. Secara umum, kata dia, ada tiga isu transisi energi yang diangkat dalam Presidensi G20 Indonesia.

Pertama, energy accessibility atau ekses energi yang terjangkau, berkelanjutan, dan dapat diandalkan. Tujuannya, untuk meningkatkan kerja sama internasional dalam memfasilitasi akses ke penelitian dan teknologi bersih termasuk energi terbarukan, efisiensi energi, dan teknologi bahan bakar fosil yang maju dan lebih bersih, serta mendorong investasi dalam infrastruktur energi dan teknologi energi bersih.

"Hal ini juga mendorong pencapaian target sustainable development nomor 7 yang batas waktunya hingga 2030," tambah Maudy.