Sukses

Serbia Siap Pekerjakan WNI di Berbagai Sektor, Siapa yang Minat?

Menlu Serbia siap memperkerjakan banyak pekerja migran Indonesia di berbagai sektor.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Serbia Nikola Selakovic mengatakan siap memperkerjakan lebih banyak WNI untuk bekerja di berbagai sektor. 

"Saya juga senang mencatat minat Serbia untuk mempekerjakan lebih banyak pekerja Indonesia di berbagai sektor, termasuk di sektor konstruksi, perhotelan, makanan, dan minuman," ujar Menlu Retno Marsudi, Senin (23/5/2022).

"Saya mengharapkan dukungan Serbia untuk memastikan perlindungan dan kepastian hukum yang lebih baik bagi pekerja migran Indonesia," tambahnya.

Menlu Retno juga mengatakan bahwa Investasi outbound Indonesia di Serbia senilai lebih dari USD 11 juta terus berkembang dan bahkan menembus pasar Uni Eropa, termasuk produksi dan distribusi mie instan dan perkebunan budidaya jamur.

"Kami sepakat bahwa ada banyak ruang untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi dua arah kami. Kami juga melihat perlunya mengintensifkan kontak bisnis-ke-bisnis, termasuk melalui Kamar Dagang kami," ujar Menlu Retno.

Hubungan dalam kerja sama perdangan dan investasi antara Serbia dan Indonesia menunjukkan tren positif meskipun ada pandemi.

Pada tahun 2021, perdagangan bilateral kedua negara mencapai USD 26,8 juta.

"Saya berterima kasih atas kesediaan Serbia untuk meningkatkan pangsa pasar ekspor minyak sawit Indonesia hingga 30%," ujar Menlu Retno.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Kerja Sama Bilateral

Menlu Retno Marsudi menyampaikan bahwa Serbia merupakan mitra penting bagi Indonesia di Eropa Tenggara.

Indonesia dan Serbia telah lama menjalin hubungan bilateral.

Aspirasi kedua negara juga tercermin sebagai sesama negara pendiri Gerakan Non-Blok pada tahun 1961.

Dalam pertemuan terakhir keduanya, kedua Menlu menandatangani sejumlah MoU termasuk MoU tentang Pencegahan dan Pemberantasan Kejahatan Lintas Negara dan Peningkatan Kapasitas ditandatangani Desember 2021Treaty on Mutual Legal Assistance (MLA) in Criminal Matters and Treaty on Extradition; danMoU Kerjasama Peningkatan Kapasitas Diplomatik.

Pertemuan kedua Menlu kali ini menandatangani MoU Konsultasi Politik antara Indonesia dan Serbia sebagai dasar Forum Konsultasi Bilateral Indonesia – Serbia untuk membahas berbagai isu kepentingan bersama.

"Dalam pertemuan tersebut, kami juga mengidentifikasi bidang kerja sama yang perlu diperkuat lebih lanjut," ujar Menlu Retno.

Selain itu, untuk mendorong kerja sama sosial budaya yang lebih kuat, Menlu Retno menyambut baik kelanjutan Dialog Antaragama Bilateral Indonesia-Serbia (ISBID).

"Saya berterima kasih kepada Menteri Selakovi dalam menyampaikan undangan untuk ISBID ke-5 di Serbia," tambah Menlu Retno.

 

3 dari 4 halaman

Bahas Isu Ketahanan Pangan

Masalah terkait ketahanan pangan menjadi salah satu dampak dari perang yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina.

Indonesia pun ikut prihatin dengan isu tersebut, sehingga Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ikut berperan dalam mengatasi masalah ini.

Dalam kunjungan Menlu Serbia Nicola Selakovic ke Indonesia pada Senin (23/5/2022), ia juga menyampaikan keprihatinan terkait isu yang sama. 

"Kami telah berbagi keprihatinan tentang dampak perang di Ukraina terhadap ketahanan pangan, khususnya kenaikan harga pangan."

"Untuk itu, kami sepakat untuk meningkatkan kerjasama perdagangan komoditas pangan atau pertanian khususnya gandum," ujarnya dalam press briefing virtual kepada media, Senin (23/5/2022). 

Menlu Retno menyampaikan bahwa Badan Usaha Milik Negara Indonesia, PT Berdikari, dan mitra bisnis Serbia-nya telah menunjukkan kesiapan untuk memfasilitasi ekspor gandum Serbia ke Indonesia.

4 dari 4 halaman

Pertemuan dengan BUMN

Menteri Selakovic juga akan bertemu dengan PT. Berdikari untuk membahas hal ini lebih detail selanjutnya. 

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada hari Sabtu bahwa Rusia telah memblokir negara yang diperangi dari mengekspor 22 juta ton produk makanan.

Berbicara dengan perwakilan media setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Portugal António Costa, Zelensky mengatakan bahwa krisis energi di seluruh dunia akan diikuti oleh krisis pangan jika negara-negara lain tidak membantu Ukraina dalam membuka blokir pelabuhannya dan melanjutkan ekspor.

Harga pangan sudah meroket di seluruh dunia, menyebabkan beberapa negara melarang ekspor komoditas pertanian utama, demikian seperti dikutip dari the Hill, Minggu (22/5/2022).