Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Rusia Lyudmila Vorobieva blak-blakan mengenai sanksi yang diterima Rusia. Segala sanksi terhadap Rusia itu dinilai absurd serta bisa merugikan berbagai negara.Â
Diplomat yang ahli berbagai bahasa itu juga curiga ada maksud lain di balik sanksi-sanksi yang diberikan.Â
Advertisement
Baca Juga
"Pertama, jika kita membahas sanksi, ada aspek-aspek yang berbeda. Sanksi itu jelas-jelas ilegal. Tak ada hukum internasional yang mewadahi pemberian sanksi. Satu-satunya lembaga di dunia yang punya hak menerapkan sanksi adalah Dewan Keamanan. Dan jika anda melihat sejarah, bahkan sanksi yang diberikan Dewan Keamanan tidak terlalu efektif," ujar Dubes Rusia Lyudmila Vorobieva kepada Liputan6.com pada April lalu.
"Ironinya sanksi ini justru menyakiti ekonomi global, terutama Eropa. Jadi pertanyaannya, apa target sebenarnya dari sanksi?" kata Dubes Rusia. "Jadi saya bilang ada kepentingan bisnis dalam sanksi-sanksi ini. Sanksi-sanksi ini menyakiti ekonomi dunia. Kamu lihat apa yang terjadi ke harga minyak dan gas, kepada harga pangan? Bila kamu ingin menyalahkan seseorang, tentunya bukan Rusia."
Berdasarkan data Komisi Eropa, inflasi di Uni Eropa pada April 2022 adalah 8,1 persen.Â
Sementara, inflasi di Rusia jauh lebih tinggi, yakni mencapai 17,8 persen. Inflasi itu adalah yang tertinggi di Rusia dalam 20 tahun terakhir. Situs pemerintah Rusia, TASS, menyebut bahwa lonjakan inflasi di Rusia adalah akibat harga makanan.Â
Saksikan selengkapnya dialog dengan Dubes Rusia Lyudmila Vorobieva terkait dampak invasi ke Ukraina dalam program The Ambassador:
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Wawancara Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva
Advertisement