Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joe Biden mengajak BTS dan ARMY, sebutan untuk para penggemarnya untuk membantu menghentikan kebencian Asia dan menyebarkan kegembiraan secara internasional.
Grup K-pop Korea Selatan yang sangat populer, yang terdiri dari RM, Jin, Suga, J-Hope, Jimin, V dan Jungkook, akan bergabung dengan Biden pada 31 Mei "untuk membahas inklusi dan representasi Asia dan untuk mengatasi anti-Asia, kejahatan rasial dan diskriminasi," Gedung Putih mengumumkan pada hari Kamis.
Baca Juga
"Presiden Biden dan BTS juga akan membahas pentingnya keragaman dan inklusi serta platform BTS sebagai duta muda yang menyebarkan pesan harapan dan kepositifan di seluruh dunia," bunyi sebuah pernyataan.
Advertisement
Berikut adalah sejumlah fakta soal BTS yang diundang Gedung Putih, AS:
1. Bahas Diskriminasi dan Kejahatan Rasial
Grip idola dari Korea Selatan BTS akan mengunjungi Gedung Putih atau White House Amerika Serikat untuk merayakan bulan pengakuan warisan budaya orang-orang Amerika keturunan Asia dan Penduduk Asli Hawaii/Kepulauan Pasifik (AANHPI). BTS juga akan berdiskusi dengan Presiden Joe Biden tentang meningkatnya kejahatan kebencian dan diskriminasi anti-Asia di Amerika Serikat.
Menurut rilis dari Gedung Putih yang dibagikan kepada Billboard, grup K-pop akan tiba di pada Selasa 31 Mei untuk berbicara dengan panglima tertinggi tentang inklusi dan representasi Asia, dan upaya Biden untuk membendung gelombang kejahatan kebencian terhadap orang-orang keturunan Asia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. BTS Pernah Alami Diskriminasi
Kelompok itu merilis pernyataan tentang pengalaman mereka sendiri dengan diskriminasi tahun lalu di tengah serangkaian kejahatan kebencian anti-Asia di AS setelah penembakan 16 Maret di Atlanta di mana seorang pria bersenjata menewaskan delapan orang, termasuk enam wanita Asia, di tiga tempat pijat Asia.
“Kami mengingat saat-saat ketika kami menghadapi diskriminasi sebagai orang Asia,” tweet mereka saat itu.
“Kami telah menanggung sumpah serapah tanpa alasan dan diejek karena penampilan kami. Kami bahkan ditanya mengapa orang Asia berbicara dalam bahasa Inggris.”
3. Bersama dengan Bintang Lain
Kunjungan BTS dilakukan di akhir AAPI Heritage Month dan bergabung dengan sejumlah bintang muda yang telah dipilih presiden untuk berbagi pesan dari Gedung Putih.
4. Bahas Soal Keberagaman
BTS dikenal menggunakan lirik dan melakukan kampanye sosial untuk memberdayakan anak-anak sejak memulai debut mereka tahun 2013 lalu.
"Biden dan BTS juga akan membahas pentingnya keragaman dan inklusivitas, serta platform BTS sebagai duta muda yang menyebarluaskan pesan harapan dan hal-hal positif ke seluruh dunia," tambah pernyataan Gedung Putih itu.
5. Dipicu Banyaknya Kejahatan Rasial
Meningkatnya kejahatan anti-Asia dan permusuhan terhadap orang Asia-Amerika dan Kepulauan Pasifik (AAPI) terjadi di tengah pandemi Covid-19. Lebih dari 10.000 insiden kebencian terhadap orang AAPI dilaporkan ke organisasi advokasi Stop AAPI Hate antara 19 Maret 2020, dan 31 Desember 2021.
Advertisement
BTS Diundang PBB
Jelang akhir tahun 2021, BTS kembali "manggung", tapi bukan di stadium maupun venue konser. Mereka membawakan lagu "Permission to Dance" di tempat istimewa, yakni markas PBB di New York, Amerika Serikat.
Ya, video rekaman penampilan mereka sempat ditampilkan di depan para perwakilan negara dan pemimpin dunia dalam Sustainable Development Goals Moment (SDG Moment), salah satu agenda di Sidang Umum PBB ke-76 di New York, Senin (20/9/2021).
Jungkook dkk. tak hanya hadir untuk bernyanyi. Sebagai utusan khusus Presiden Korea Selatan Moon Jae In, mereka di sana juga berpidato, mewakili suara para generasi muda.
Pada agenda itu, tidak seperti tahun sebelumnya, yakni pidato disampaikan hanya oleh leader BTS, RM, kali ini setiap member diberi kesempatan berbagi pemikiran mereka. Meski tujuan utama pidato BTS adalah menyebarkan harapan, mereka tidak segan mengangkat topik penting terkait pandemi.
Kejahatan Terhadap Warga AS Keturunan Asia Meningkat
Dalam setahun terakhir, kejahatan terhadap warga Amerika keturunan Asia meningkat tajam. Serangan terhadap orang-orang keturunan Asia telah meningkat ketika sejumlah politisi dan pakar yang menyalahkan China atas perebakan luas pandemi Virus Corona, di tengah isu-isu panas lainnya.
Awal bulan ini seorang laki-laki didakwa menembak tiga perempuan keturunan Asia di sebuah salon rambut di Dallas, Texas. Sementara seorang laki-laki lain di California dituduh membunuh satu orang dan melukai lima lainnya dalam penembakan di sebuah gereja yang kerap didatangi jemaat Amerika keturunan Taiwan minggu lalu.
Satu orang tewas dan lima lainnya luka-luka dalam insiden penembakan itu. Pihak berwenang menyelidiki kedua insiden itu sebagai potensi kejahatan bermotif kebencian.
Advertisement