Liputan6.com, Tibesti - Lebih dari 100 penambang emas tewas dan sekitar 40 terluka dalam kekerasan yang terjadi pekan lalu di situs emas Kouri Bougoudi, tepatnya wilayah utara Chad, kata seorang pejabat Senin (30/5).
Gambar yang beredar di media sosial Chad dalam beberapa hari terakhir menunjukkan tumpukan jenazah hangus di daerah penghasil emas.
Dikutip dari situs berita Xinhua, Selasa (31/5/2022) kejadian tersebut terjadi di wilayah Tibesti yang berbatasan dan tak jauh dari wilayah Libya.
Advertisement
Baca Juga
"Ini lebih merupakan argumen antara dua individu dan setelah itu, itu mengarah ke perkelahian," kata Daoud Yaya Brahim, seorang pejabat dikutip oleh media lokal.
Satu unit tentara langsung ditempatkan di Kouri Bougoudi. Jaraknya 35 kilometer dari lokasi emas tempat konflik pecah.
Satuan unit tentara ini dikirim untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di antara para pihak yang berperang, tambahnya.
"Pengoperasian situs itu ditangguhkan, dan semua orang asing diangkut ke Libya dan Chad ke Wour, dengan bantuan tentara," kata pejabat itu.
Sejak 2017, lokasi penambangan emas di Tibesti -- yang merupakan daerah pegunungan -- telah menarik puluhan ribu warga Chad, dan penambang emas lainnya seperti, Libya, Niger, dan negara-negara tetangga lainnya, demikian dari media lokal.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
38 Orang Tewas Akibat Tambang Emas Sudan Ambruk
Sedikitnya 38 orang tewas setelah sebuah tambang emas ambrruk di Negara Bagian Kordofan Barat di Sudan Selatan.
"General Manager Sudanese Mineral Resources Company Limited memuliakan 38 penambang yang tewas akibat ambruknya tambang Umm Draisaya," bunyi pernyataan itu.
Tambang emas yang runtuh terletak di dekat kota El Nuhud di Negara Bagian Kordofan Barat, sekitar 500 km sebelah barat ibu kota Sudan, Khartoum.
Pemerintah Negara Bagian Kordofan Barat dan komite keamanan negara bagian sebelumnya mengeluarkan keputusan untuk menutup tambang tersebut.
Dikutip dari laman Xinhua, Rabu (29/12/2021), keputusan ini diambil dengan alasan bahwa tambang tersebut tidak cocok untuk ditambang, menurut perusahaan Sudan Selatan tersebut.
Advertisement
Abaikan Instruksi
Namun, para penambang tetap menyusup ke dalam dan bekerja di tambang meskipun ada keputusan pelarangan.
Sekitar 2 juta karyawan Sudan bekerja di industri pertambangan tradisional di seluruh Sudan termasuk negara bagian Laut Merah, Nahr al-Neel, Kordofan Selatan, Kordofan Barat dan Utara.
Menurut statistik resmi, pertambangan tradisional menyumbang sekitar 75 persen dari total produksi emas di Sudan, yang melebihi 93 ton per tahun.
Tambang Emas Mozambik Runtuh Saat Banjir Akibat Badai
Sebuah tambang emas runtuh saat banjir di Provinsi Manica, Mozambik tengah. Lima penambang emas dilaporkan tewas menurut radio publik setempat pada Selasa 2 Januari 2022.
Kecelakaan di Distrik Sussundenga, sekitar 170 kilometer (105 mil) barat ibu kota Provinsi Beira, terjadi pada Senin 1 Februari di sebuah tambang emas milik sekelompok penambang skala kecil.
Kepala tambang, Afonso Muagara, menuding para korban beroperasi di musim hujan saat penambangan dilarang.
"Tidak ada yang tahu mengapa mereka ada di sana, mengingat tidak ada aktivitas penambangan yang diizinkan saat hujan turun," katanya di radio seperti dikutip dari AFP, Rabu (2/2/2022).
Provinsi Manica dilanda Badai Tropis Ana, yang menerjang wilayah itu pekan lalu, merenggut 86 nyawa di Mozambik, Madagaskar, dan Malawi.Â
Advertisement