Liputan6.com, Port Moresby - Pemerintah China terus memperkuat hubungan dagangnya dengan negara tetangga Indonesia, Papua Nugini. Isu perdagangan bebas kini menjadi pembahasan.
Dilaporkan VOA Indonesia, Jumat (3/6/2022), pembiaraan soal perdagangan bebas itu dilakukan ketika menteri luar negeri Beijing menyelesaikan lawatan penting di Kepulauan Pasifik dengan persinggahan terakhir di negara yang kaya sumber daya alam itu.
Advertisement
Baca Juga
Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan diskusi di Ibu Iota Port Moresby berfokus pada kerja sama ekonomi dan perjanjian perdagangan yang telah lama diperdebatkan.
China sudah menjadi pemberi investasi utama di Papua Nugini dan membeli banyak gas, mineral, kayu, dan sumber daya alam lainnya di negara itu.
Beijing bersaing dengan Australia untuk menjadi mitra dagang utama Papua Nugini.
Marape, yang telah bertekad untuk menjadikan negaranya sebagai negara Kristen kulit hitam terkaya di dunia, mengatakan dia ingin mengalihkan ekonomi dari bahan primer ke produk jadi yang lebih menguntungkan.
Dia telah mengundang lebih banyak investasi China dan mengatakan rencana kesepakatan perdagangan kini sedang disiapkan.
“Para pejabat China dan Papua Nugini sedang merapikan pengaturan perdagangan bebas China-PNG,” kata Marape kepada para wartawan.
“Rincian pengaturan perdagangan bebas sedang diselesaikan saat kami, sehingga kepentingan Papua Nugini tidak ditekan atau dirugikan, tetapi dipertahankan dan bahkan diperbesar,” katanya.
Komentar Marape itu disampaikan selagi China, Australia, dan sekutu-sekutu Barat lainnya berlomba untuk mendapatkan pengaruh di Kepulauan Pasifik.
Kawasan yang luas namun berpenduduk jarang itu merupakan jalur pelayaran laut yang vital dan dipandang penting secara strategis karena lokasinya yang dekat dengan wilayah di mana militer China dan AS beroperasi.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi telah melintasi Pasifik Selatan selama lebih dari seminggu, mendesak kasus untuk peran yang lebih besar oleh Beijing dalam keamanan regional.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Indonesia Mencari Investor
Sementara di Indonesia, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan atau Menko Luhut membawa pulang sejumlah cerita pasca bertemu dengan para investor Belanda.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Luhut mengajak pelaku usaha Belanda untuk meningkatkan investasinya di Indonesia, termasuk untuk proyek Ibu Kota Nusantara atau IKN.
"Indonesia dan Belanda memiliki sejarah panjang, hal ini merupakan modalitas penting penguatan kerja sama bilateral," kata Menko Luhut dalam keterangan tertulis, Rabu (1/6/2022).
Secara khusus, Menko Luhut mengundang investor Belanda untuk berkontribusi dalam pembangunan IKN sebagai smart and green city melalui sharing of expertise dan peningkatan investasi ekonomi hijau, antara lain lewat program blended finance.
Ajakan tersebut direspon positif oleh Menteri Infrastruktur dan Pengelolaan Air Belanda, Mark Harbers. Dia mengaku siap membantu pembangunan ibu kota batu dan memberikan beberapa saran.
"Pembangunan IKN tidak hanya terbatas pada membangun infrastruktur kota baru, melainkan pula penyediaan aspek sosial dan ekonomi penduduknya. Hal mana perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, dan Belanda siap mendukung Indonesia dalam kaitan ini," kata Mark Harbers.
Dialog antara Menko Luhut dengan para CEO perusahaan besar tersebut juga dimanfaatkan pihak Belanda untuk menjajaki kerjasama yang lebih erat. Antara lain terkait pengembangan Teluk Jakarta, pembangunan tidal bridge di NTT, serta transisi energi.
Advertisement
Korea Selatan
Perwakilan Indonesia di Korea Selatan mengajak agar para investor datang ke Indonesia. Faktor stabilitas dan banyaknya sektor-sektor potensial dinilai sebagai keunggulan Indonesia bagi para investor.
Ajakan ini diserukan pihak Indonesia dalam forum G20 di Seoul.
“Indonesia adalah tujuan investasi anda. Apa yang anda butuhkan untuk mengembangkan bisnis dan memenuhi kebutuhan konsumen di Korea ada di Indonesia,” tegas Duta Besar RI untuk Republik Korea, Gandi Sulistiyanto di depan peserta forum investasi "Road to G20: Briefing Session on Indonesia Investment Opportunity 2022" di Seoul, dilansir situs Kementerian Luar Negeri, (31/05).
“Indonesia telah menyiapkan sektor-sektor baru seperti jasa digital, jasa layanan kesehatan, perakitan elektronik, alat komunikasi serta pemrosesan produk kimia dan mineral. Karena itu, tanamkanlah modal di Indonesia pada sektor-sektor tersebut guna mendorong pembangunan yang berkelanjutan, serta temukan mitra pengusaha Indonesia yang tepat dalam forum ini untuk menjalankan usaha bersama,” tambah Dubes Sulis.
Sejalan dengan Presidensi Indonesia di G20, KBRI Seoul dan IIPC Seoul aktif mendorong investasi pelaku usaha dari Korea Selatan ke Indonesia sejalan dengan tiga prioritas utama Presidensi G20 Indonesia, yaitu: arsitektur kesehatan global, transformasi digital dan transisi energi.
Forum Investasi tersebut menampilkan enam proyek investasi, yaitu: Zona Kawasan Industri Batang dan Kota Grand Batang, Jateng; Peternakan Lobster Terintegrasi Menggunakan Teknologi Kolam RAS di Kabupaten Garut, Jabar; Manajemen limbah Manggar di kota Balikpapan, Kaltim; Taman Wisata Tumpak Sewu, Kabupaten Lumajang, Jatim; Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Tolo 2, Kabupaten Jeneponto, Sulsel; dan Proyek Start Up dan percepatan start up oleh Next Indonesia Unicorn/NEXTICORN.
Menko Airlangga di Singapura
Di lain tempat, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto atau Menko Airlangga menyampaikan rasa terima kasih setinggi-tingginya kepada Pemerintah Singapura atas dukungan berkelanjutan Singapura untuk Indonesia selama pandemi Covid-19.
Selain itu Menko Airlangga juga mengapresiasi kerja sama bilateral kedua negara yang telah berkembang pesat selama masa kepemimpinan Perdana Menteri Lee Hsien Loong.
Hal tersebut disampaikan Menko Airlangga ketika melakukan pertemuan dengan PM Singapura HE Mr Lee Hsien Loong di Singapura, Selasa (31/5).
PM Lee Hsien Loong telah memutuskan untuk menyerahkan tampuk kursi kepemimpinan Singapura kepada Menteri Lawrence Wong yang terpilih sebagai Pemimpin Partai Aksi Rakyat (PAP) tim generasi keempat (4G) dan pada waktunya akan menjadi penerus sebagai Perdana Menteri Singapura.
Terkait dengan kerja sama investasi dan perdagangan kedua negara, total FDI dari Singapura pada tahun 2021 tercatat senilai US$ 9,3 miliar dengan lebih dari 16.760 proyek. Sementara itu, volume perdagangan bilateral pada tahun 2021 mencapai US$ 27 miliar.
“Sebagai mitra utama dalam investasi dan perdagangan, kami berharap dapat meningkatkan perdagangan dan investasi bilateral kami ke tingkat yang lebih tinggi dari sekarang, setelah pandemi terkendali dan karena ekonomi kami terus pulih. Indonesia terus memperbaiki iklim investasi dan melakukan reformasi seperti melalui UU Cipta Kerja dan Sistem Online Single Submission (OSS),” ujar Menko Airlangga, Rabu (1/6/2022).
Advertisement