Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva tertawa ketika mendengar pernyataan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengenai invasi Rusia ke Ukraina. Dalam ucapannya, Gubernur Edy menyebut akan menyerang Ukraina dari beberapa tahun lalu.
Dubes Rusia pun tertawa dan menjelaskan bahwa Presiden Vladimir Putin tentunya sudah punya perhitungan sendiri.
Advertisement
Baca Juga
"Saya pikir presiden kami memahami situasi dengan sangat baik. Dan itu adalah keputusannya terkait kapan memulai operasi ini," ujar Duta Besar Rusia Lyudmila Vorobieva kepada wartawan di rumah dinasnya, Rabu (8/6/2022).
Dubes Rusia juga berpikir bahwa Gubernur Edy memahami alasan dan motivasi dari keputusan Rusia terhadap Ukraina.
Sementara, juru bicara Kementerian Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak telah menegur Gubernur Edy yang dianggap tidak selaras dengan posisi Indonesia yang mendukung perdamaian. Hal itu disampaikan Dahnil via Twitter.
"Mohon maaf Pak @RahmayadiEdy Sebagai Gubernur, Pejabat Publik. Pernyataan ini sangat tak pantas dan tak perlu. Sikap Indonesia terang, terlibat menjaga perdamaian dunia sesuai amanat Konstitusi kita," jelas Dahnil.
Duta Besar Ukraina Vasyl Hamianin mengaku kecewa atas ucapan Gubernur Edy. Dubes Ukraina berkata bahwa sudah jelas bahwa konstitusi Indonesia menolak bentuk penjajahan.
"Tak ada pembenaran apapun soal peperangan. Kami menyampaikan kekecewaan hal ini disampaikan oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi yang juga seorang tentara," ujar Dubes Ukraina Vasyl Hamianin dalam press briefing secara online pada Rabu ini.
"Tidak ada pembenaran untuk peperangan. Bahkan di pembukaan UUD Indonesia disebutkan menolak segala bentuk penjajahan," kata Dubes Ukraina.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kondisi Negosiasi
Pada konferensi pers, Dubes Rusia Lyudmila Vorobieva juga kembali mengklaim bahwa tentara Rusia tidak menarget rakyat sipil di Ukraina, meski pemerintah Ukraina dan Uni Eropa menyebut ada korban sipil yang telah berjatuhan.
Dubes Rusia juga membantah bukti-bukti video bahwa ada korban sipil. Ia menilai interpreasi dari Barat bisa menyesatkan.
"Kami tidak menarget warga sipil," ujar Dubes Rusia. "Semua dugaan pemerkosaan dan kejahatan peran yang dilakukan oleh angkatan bersenjata tidaklah benar."
Dubes Rusia juga membantah kabar bahwa adalah masalah kesehatan pada Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu. Ia menyebut kondisi keduanya baik-baik saja.
Saling Menyalahkan
Pihak Ukraina dan Rusia juga masih saling menyalahkan terkait buntunya negosiasi. Dubes Ukraina menyebut pihak Rusia tidak becus.
"Rusia tak becus tiap negosiasi," ujar Dubes Vasyl. "Buktinya masih banyak wilayah Ukraina yang hancur. Apa tujuan dari negosiasi ini?," ujar Dubes Vasyl.
Sementara Rusia menuduh Ukraina yang tak mau negosiasi dan menyebut Presiden Volodymyr Zelensky sebagai boneka. Ia pun memusingkan ucapan dari Dubes Ukraina.
"Ukraina menolak negosiasi," ujar Dubes Lyudmila Vorobieva.
Advertisement
Ukraina dan Rusia Tukar Jenazah Korban Invasi
Sebelumnya dilaporkan, pihak Ukraina dan Rusia melakukan tukar jenazah yang tewas akibat invasi Rusia. Menurut laporan BBC, Rabu (8/6/2022), masing-masing pihak menukar 160 jenazah.
Para prajurit Ukraina itu adalah pejuang yang mempertahankan kota Mariupol yang kini berhasil diduduki oleh Rusia. Meski begitu, Rusia masih menawan lebih dari seribu prajurit Ukraina yang ditangkap.
Para prajurit yang tertangkap itu dilaporkan ditransfer ke Rusia untuk diinvestigasi. Media Rusia berkata lebih banyak lagi tawanan yang akan dikirim.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperkirakan ada lebih dari 2.500 prajurit Azovstal yang ditahan Rusia. Mereka yang ditangkap sudah termasuk aparat perbatasan, polisi, dan pelindung kewilayahan. Zelensky disebut berusaha agar lebih banyak prajurit dibebaskan.
Pemerintah pusat Ukraina berkata para pelindungi di Mariupol diperintahkan untuk menyelamatkan diri setelah berhasil menahan prajurit-prajurit Rusia agar mereka tak bisa mengirim pasukan ke lokasi-lokasi kunci pertempuran.
Sebaliknya, pihak Rusia berkata para prajurit pembela Ukraina disebut telah dipaksakan untuk menyerah. Selain itu, pihak Rusia belum secara resmi mengkonfirmasi ada pertukaran jenazah.
Namun, koresponden perang Rusia, Irina Kuksenkova, menyatakan pertukaran jenazah memang terjadi di daerah Zaporizhzhia. Kuksenkova berkata tiap pihak mendapat 160 jenazah.
Keluarga dari para prajurit berkata jenazah prajurit Azovstal yang terbunuh telah tiba di ibu kota Ukraina. Sepertiga prajurit adalah petarung dari regimen Azov. Proses identifikasi diperkirakan bisa mencapai tiga bulan.
Zelensky: Rusia Ingin Rebut Kota Penting di Bagian Tenggara Ukraina
Pasukan Ukraina dan Rusia terlibat dalam pertempuran di jalan-jalan di Kota Sievierodonetsk, Ukraina Timur, pada Senin (6/7), sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan Rusia juga berniat untuk merebut kota penting di bagian tenggara, Zaporizhzhia.
Zelensky mengatakan, “Pahlawan kami tidak akan melepaskan posisi mereka di Sievierodonetsk. Pertempuran sengit di jalan-jalan berlanjut di kota itu. Lysychansk, Slovyansk, Bakhmut, Sviatohirya, Avdiivka, Kurakhove dan arah serangan Rusia lainnya menjadi titik-titik konfrontasi terpanas hari ini.”
Volodymyr Zelensky mengatakan dalam konferensi pers pada Senin (6/7) bahwa pasukan Rusia juga berniat merebut Zaporizhzhia, di bagian tenggara, agar memungkinkan mereka maju lebih dekat ke bagian tengah negara itu, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (8/6/2022).
Pemimpin Ukraina itu pada Senin (6/7) juga mengatakan ia menerima konfirmasi dari PM Inggris Boris Johnson “mengenai paket dukungan pertahanan baru yang ditingkatkan,” dan bahwa mereka berdua membahas cara-cara untuk membuka blokade pelabuhan-pelabuhan Ukraina serta menghindari krisis pangan.
Inggris pada Senin (6/7) mengumumkan pengiriman sistem roket peluncur ganda M270 yang dapat menghantam target-target berjarak 80 km.
Putin telah memperingatkan bahwa Moskow akan menghantam target-target yang belum diserangnya jika Barat melanjutkan rencana untuk mengirimkan sistem roket jarak jauh ke Ukraina.
Advertisement