Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin merosot jatuh ke bahwa US$ 23 ribu pada Senin (13/6) akibat investor yang ramai-ramai menjual kripto. Berdasarkan CoinMarketCap, harga Bitcoin kini setara US$ 22 ribu dengan market cap US$ 421,4 miliar.
Harga 1 Bitcoin ini telah berbeda jauh dari harga pada Juni 2021 yang mencapai US$ 35 ribu berdasarkan data Statmuse.
Advertisement
Baca Juga
Kekhawatiran lain muncul dari perusahaan peminjaman kripto Celcius yang menyetop penarikan dana dari pelanggan.
Menurut laporan CNBC, Selasa (14/6/2022), langkah Celcius dikhawatirkan memicu efek penularan ke pasar yang lebih luas. Tak hanya itu, sejak akhir pekan hingga Senin kemarin, lebih dari US$ 200 miliar telah tergerus dari pasar kripto.
Angka itu nyaris Rp 3.000 triliun, atau tepatnya Rp 2.932 triliun. Dan sejak Februari 2021, kapitalisasi pasar kripto turun ke bawah US$ 1 triliun sejak Februari 2021.
Faktor-faktor makro berkontribusi kepada lesunya pasar kripto. Ada masalah inflasi dan rencana Bank Sentral AS (The Fed) untuk menaikkan suku bunga karena ingin mengendalikan kenaikan harga di AS.
Pekan lalu, indeks-indeks teknologi di Nasdaq juga merosot. CNBC menjelaskan bahwa Bitcoin dan mata uang kripto lainnya cenderung terkolerasi dengan saham dan aset-aset risiko lainnya. Ketika indeks-indeks tersebut turun, kripto juga ikut turun.
"Sejak November 2021, sentimen telah berubah secara drastis karena naiknya acuan the Fed dan manajemen inflasi. Kita juga berpotensi melihat resesi karena Fed mungkin harus mengurus sisi demand untuk mengurus inflasi," ujar Vijay Ayyar, wakil president corporate development dan internasional di Luno.
Ayyar pun ragu bahwa situasi yang bullish ini akan segera selesai karena ia melihat bahwa situasi pasar belum benar-benar menurun (bottomed). Ia juga memprediksi harga Bitcoin akan menurun dalam sebulan atau dua bulan kemudian.
Inflasi di AS juga sedang terus menanjak. Pada Mei 2022, inflasi mencapai 8,6 persen. Presiden AS Joe Biden menyalahkan tindakan Presiden Rusia Vladimir Putin atas invasinya ke Ukraina sehingga memicu inflasi.
US$ 1: Rp 14.702
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kondisi Pasar Ekstrem, Platform Pinjaman Kripto Celsius Bekukan Penarikan
Platform pinjaman cryptocurrency, Celsius mengungkapkan pada Senin (13/6/), pihaknya menghentikan semua penarikan.
Celsius adalah salah satu pemain terbesar di ruang pinjaman kripto yang baru lahir, dengan lebih dari USD 8 miliar atau sekitar Rp 117,5 triliun dipinjamkan kepada klien dan hampir USD 12 miliar aset yang dikelola pada Mei.
Grup ini menawarkan kepada pengguna tingkat bunga yang lebih tinggi dari rata-rata untuk simpanan mereka.
"Karena kondisi pasar yang ekstrem, hari ini kami mengumumkan Celsius menghentikan semua penarikan, Swap, dan transfer antar akun,” kata perusahaan itu dalam memo kepada klien, dikutip dari CNBC, Senin, 13 Juni 2022.
Langkah ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang solvabilitas Celsius. Perusahaan telah melihat nilai asetnya berkurang lebih dari setengahnya sejak Oktober, ketika menangani dana klien senilai USD 26 miliar. Token kripto Celsius, yaitu CEL juga telah kehilangan 97 persen nilainya dalam jangka waktu yang sama.
"Bertindak demi kepentingan komunitas kami adalah prioritas utama kami. Untuk memenuhi komitmen itu dan untuk mematuhi kerangka kerja manajemen risiko kami, kami telah mengaktifkan klausul dalam Ketentuan Penggunaan kami yang memungkinkan proses ini berlangsung.
Celsius memiliki aset berharga dan kami bekerja dengan rajin untuk memenuhi kewajiban kami,” lanjut pengumuman perusahaan.
Pelaku pasar banyak menyebut Celsius memiliki eksposur ke stablecoin terra USD yang sekarang runtuh. Namun, pihak Celsius membantahnya.
Advertisement
Nasib Dua Meme Koin DOGE dan SHIB
Harga meme koin populer seperti Dogecoin (DOGE) dan Shiba Inu (SHIB) menunjukkan grafik merah yang mengartikan terjadinya penurunan untuk kedua meme koin populer itu pada Senin (13/6).
Seperti diketahui pasar kripto beberapa bulan terakhir tengah mengalami pergerakan harga yang tidak stabil. Dalam satu hari sebuah koin bisa menguat namun pada hari selanjutnya koin tersebut kembali melemah. Fenomena ini juga terjadi pada dua meme koin populer seperti Dogecoin dan Shiba Inu.
Saat ini harga pasar kembali terpukul lebih dalam pasca pengumuman inflasi AS yang terus meningkat di luar ekspektasi pasar. Akibat harl tersebut, harga DOGE dan SHIB ikut terpukul dan terjebak di zona merah.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin (13/6/2022) siang Dogecoin sebagai meme koin terbesar dan saat ini berada di posisi ke-10 dalam jajaran cryptocurrency terbesar telah mengalami penurunan sebesar 6,31 persen dalam 24 jam terakhir dan 25,54 persen sepekan.
Penurunan tersebut membuat DOGE berada di level harga USD 0,06177 atau sekitar Rp 906,08 (asumsi kurs Rp 14.668 per dolar AS).
Sedangkan untuk meme koin populer lainnya yaitu Shiba Inu juga mengikuti langkah Dogecoin yang melemah.
Shiba Inu, melemah dalam satu hari terakhir sebesar 6,90 persen dan 23,91 persen sepekan. Hal tersebut membuat harga Shiba Inu berada di level USD 0,000008443 atau sekitar Rp 0,12.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen Sebut Kripto Sangat Berisiko
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memperingatkan kripto adalah investasi yang sangat berisiko. Ia pun tidak merekomendasikan kripto sebagai investasi untuk masa pensiun.
Namun, Janet Yellen mencatat Kongres dapat membatasi jenis investasi yang diperbolehkan dalam rekening pensiun, termasuk rencana 401 (k). Adapun topik apakah warga Amerika Serikat harus dapat menempatkan tabungan pensiun dalam cryptocurrency terus menjadi perdebatan hangat.
Saat ditanya dalam acara yang diselenggarakan New York Times mengenai pengumuman Fidelity untuk izinkan bitcoin sebagai opsi investasi dalam rencana 401 (k), Yellen menyebutkan, hal tersebut bukan sesuatu yang direkomendasikan kepada kebanyakan orang yang sedang menabung untuk masa pensiun.
"Bagi saya ini adalah investasi yang sangat berisiko,” ujar dia dikutip dari Bitcoin.com, Minggu (12/6).
Ia menuturkan, Kongres dapat mengatur aset apa yang dimasukkan dalam rencana pensiun seperti 401 (k). Menanggapi apakah Kongres harus mengambil tindakan, Yellen klarifikasi, “saya tidak mengatakan saya merekomendasikannya, tetapi menurut saya itu adalah hal yang masuk akal,” kata dia.
Sebelumnya upaya Departemen Tenaga Kerja AS untuk membatasi warga AS memasukkan kripto ke dalam akun pensiun telah menuai protes beberapa anggota parlemen.
Acting Assistant Secretary of the DOL’S Employee Benefit Security Administration, Ali Khawar menegaskan, cryptocurrency dapat hadirikan risiko serius bagi tabungan pensiun.
Advertisement