Liputan6.com, Severodonetsk - Pasukan Rusia memperketat cengkeraman mereka di Kota Severodonetsk, Ukraina timur, Senin 13 Juni 2022, kata seorang pejabat Ukraina. Mereka memotong rute terakhir untuk mengevakuasi warga dalam sebuah adegan yang menggemakan pengepungan pelabuhan Mariupol bulan lalu.
Di tengah pengeboman berat, gubernur daerah Sergei Gaidai mengatakan di media sosial bahwa semua jembatan di luar kota telah hancur, sehingga tidak mungkin untuk membawa kargo kemanusiaan atau mengevakuasi warga.
Baca Juga
"Sekarang sangat tidak mungkin untuk mengemudi ke kota, untuk mengirimkan sesuatu ke kota. Evakuasi tidak mungkin," kata Gaidai seperti dikutip dari CBC, Selasa (14/6/2022).
Advertisement
Dia mengatakan 70 persen dari kota industri kecil - sekarang menjadi fokus salah satu pertempuran paling berdarah - berada di bawah kendali Rusia, tetapi para pembela Ukraina yang tersisa tidak sepenuhnya diblokade.
"Mereka memiliki kemampuan untuk mengirim yang terluka ke rumah sakit, jadi masih ada akses," katanya kepada Radio Free Europe/Radio Liberty's Ukraina. "Sulit untuk mengirimkan senjata atau cadangan. Sulit, tapi bukan tidak mungkin."
Ukraina telah mengeluarkan seruan yang semakin mendesak untuk lebih banyak senjata berat Barat untuk membantu mempertahankan Severodonetsk, yang menurut Kiev dapat menjadi kunci pertempuran untuk wilayah Donbas timur dan jalannya perang, yang sekarang memasuki bulan keempat.
Pasukan Rusia menghancurkan semua jembatan yang menghubungkan Severodonetsk dan Lysychansk.
Tiga jembatan yang menghubungkan kota utama Ukraina Severodonetsk ke tetangganya Lysychansk di seberang Sungai Donetsk sekarang tidak dapat dilewati, menurut gubernur regional.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jubir Separatis Moskow: Pasukan Ukraina, Menyerah Atau Mati!
Komando militer Ukraina mengatakan dalam sebuah catatan singkat bahwa pasukan Rusia berusaha untuk mengambil kendali penuh atas Severodonetsk, tetapi serangan terhadap posisi Ukraina di tenggara kota telah gagal.
"Pertempuran begitu sengit sehingga pertempuran tidak hanya untuk satu jalan tetapi untuk satu gedung tinggi dapat berlangsung selama berhari-hari," kata Gaidai sebelumnya. Dia adalah gubernur wilayah Luhansk yang mencakup Severodonetsk.
Tembakan artileri Rusia menghantam pabrik kimia Azot, tempat ratusan warga sipil berlindung, katanya.
Damien Magrou, juru bicara Legiun Internasional untuk Pertahanan Ukraina yang memiliki pasukan di Severodonetsk, mengatakan situasi di sana berisiko menjadi seperti Mariupol, "dengan sejumlah besar pembela Ukraina terputus dari sisa pasukan Ukraina."
"Ini adalah salah satu alasan mengapa sangat penting bahwa mitra Barat kami mengirimkan artileri jarak jauh secepat mungkin," katanya.
Kantor berita Rusia RIA mengutip juru bicara separatis pro-Moskow, Eduard Basurin, yang mengatakan pasukan Ukraina secara efektif diblokade di Severodonetsk dan harus menyerah atau mati.
Â
Advertisement
Imbas Perang Ukraina-Rusia Sejak 24 Februari 2022, 287 Anak Tewas
Korban terus berjatuhan akibat perang Rusia-Ukraina. Kantor Jaksa Agung Ukraina mengatakan pada Sabtu 11 Juni 2022 bahwa mereka mengetahui adanya kematian 24 anak lagi di Mariupol, pelabuhan tenggara yang dikepung selama berminggu-minggu sebelum pasukan Rusia berhasil merebutnya pada pertengahan Mei.
Secara total, kantor tersebut mengatakan, bahwa setidaknya 287 anak telah tewas sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022, sedangkan lebih dari 492 anak telah terluka.
"Selama pencatatan tindak pidana, diketahui bahwa 24 anak lagi tewas di Mariupol, wilayah Donetsk, akibat penembakan membabi buta oleh militer Rusia," kata kantor tersebut di aplikasi pesan Telegram seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (12/6/2022).
Wali kota Mariupol – kota yang hancur akibat pengepungan Moskow- mengatakan wabah kolera terjadi di kota itu karena sistem sanitasi rusak dan banyak jasad yang membusuk di jalan-jalan.
Rusia telah membantah pihaknya menargetkan warga sipil dan telah menolak tuduhan kejahatan perang dalam apa yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus" yang ditujukan untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina. Kiev dan sekutunya mengatakan Ukraina diserbu tanpa adanya provokasi.
Awal Juni, PBB mengatakan bahwa lebih dari 250 anak Ukraina telah tewas sejak perang dimulai dan lima juta lainnya masih berisiko mengalami kekerasan dan pelecehan.
Ibu Negara Olena Zelenska Puji Ketangguhan Perempuan Ukraina Saat Perang
Sebelumnya, Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska berpartisipasi dalam diskusi "Perempuan dalam Konflik" yang diadakan Dewan Eropa pada Jumat (10/6).
Berbicara dari Kiev, Zelenska menekankan peran perempuan dalam perjuangan Ukraina melawan Rusia, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (11/6/2022).
Ia mengatakan, "Perempuan Ukraina tidak bisa disebut korban belaka. Masing-masing dari kita memiliki sejarah perlawanan," katanya.
Dia juga menolak berbicara tentang konflik murni dengan angka. Menurutnya, "ada statistik dan itu mengerikan, tetapi menurut statistik, nasib (sejumlah warga) telah hilang."
"Mereka juga adalah perempuan," kata Zelenska. "Mereka bekerja untuk mendukung perekonomian," imbuhnya.
Sebelum perang, kata Zelenska, perempuan berperan penting dalam semua bidang pembangunan Ukraina. Semasa perang, ia mengatakan, peran itu berlanjut di mana kaum perempuan memberi contoh soal kepahlawanan dan ketabahan.
Presiden Georgia, Salome Zourabichvili, Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, dan pemenang Hadiah Nobel, Nadia Murad, juga berpartisipasi dalam diskusi tersebut.
Advertisement