Liputan6.com, Jakarta - Menurut data dari COVID-19 Dashboardby the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Johns Hopkins University (JHU), Selasa (14/6/2022), kasus COVID-19 hari ini di dunia menembus 535.868.845. Dengan penambahan 13.780.630 kasus dalam 28 hari terakhir.
Sudah 6.310.541 kematian tercatat akibat infeksi COVID-19, dengan penambahan 41.131 kematian dalam 28 hari terakhir.
Baca Juga
Sementara total vaksin COVID-19Â yang sudah disuntikkan mencapai 11.554.167.843 dosis.
Advertisement
Amerika Serikat terpantau masih berada di urutan pertama negara dengan penambahan kasus COVID-19 terbanyak dalam 28 hari terakhir.Â
Dalam 10 besar wilayah dengan penambahan kasus Virus Corona COVID-19 terbanyak 28 hari terakhir, sejumlah di antaranya berasal dari Asia. Berikut ini urutannya:
- AS
- Taiwan
- Jerman
- Australia
- Brasil
- Jepang
- Italia
- Prancis
- Korea Selatan
- Spanyol
Dari daftar 10 besar wilayah dengan kasus COVID-19 terbanyak dalam 28 hari tersebut, ada Taiwan, Jepang, Korea Selatan yang masuk wilayah Asia.
Sementara itu, mengutip situs World o Meter, Indonesia masih terpantau berada dalam urutan ketujuh negara dengan total kasus COVID-19 terbanyak di Asia yakni 6.061.079.
Total kasus COVID-19 di Asia terpantau menembus 159.046.654, dengan penambahan 120.966 kasus baru. Sedangkan angka kematian total akibat infeksi Virus Corona itu tercatat 1.435.348, dengan penambahan 163 kematian baru.
Berikut ini urutan sepuluh negara di Asia dengan total kasus terbanyak:
- India
- Korea Selatan
- Turki
- Vietnam
- Jepang
- Iran
- Indonesia
- Malaysia
- Korea Utara
- Thailand
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Omicron Varian Terbaru Sudah Ada di Indonesia, Ini Upaya yang Bisa Dilakukan
Hingga Selasa, 13 Juni 2022, sebanyak delapan orang Indonesia telah terdeteksi terinfeksi subvarian Omicron terbaru yakni BA.4 dan BA.5.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa adanya kedua subvarian Omicron tersebut ikut berkontribusi dalam kenaikan kasus harian COVID-19 di Indonesia.
Dalam beberapa waktu belakangan, kasus harian COVID-19 memang sedang kembali meningkat pada angka 500 hingga 600 dalam satu hari.
Budi menjelaskan, kenaikan kasus COVID-19 akhir-akhir ini disebabkan oleh BA.4 dan BA.5, bukan hanya disebabkan karena adanya libur Lebaran sebelumnya.
"Confirm, dipicu oleh varian baru. Ini juga terjadi di negara lain," ujar pria yang akrab disapa BGS tersebut usai Rapat Terbatas pada Senin, 13 Juni 2022.
Di sisi lain, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr Mohammad Syahril mengungkapkan bahwa salah satu upaya yang dapat dilakukan masyarakat adalah dengan melakukan vaksinasi booster COVID-19.
"Vaksinasi booster merupakan upaya dari kita bersama agar kekebalan tubuh yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap (dosis satu dan dua) tadi, yang sudah menurun antibodinya, kita berikan booster. Maka diharapkan dapat meningkatkan kekebalan tubuh atau antibodi," kata Syahril dalam konferensi pers pada Jumat, 10 Juni 2022 lalu.
Hingga saat ini, hanya terdapat lima dari 34 provinsi di Indonesia yang telah mencapai target vaksinasi booster sebesar 30 persen.
Kelima provinsi tersebut adalah Bali, DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Yogyakarta, dan Jawa Barat.
"Diharapkan selama kita masa pandemi terkontrol, booster ini menjadi kekuatan juga agar setiap orang yang telah mendapatkan booster mendapatkan kekebalan yang cukup agar terhindar dari COVID-19," ujar Syahril.
Advertisement
Jangan Abai Prokes
Dalam kesempatan yang sama, Syahril turut mengingatkan untuk tidak abai terhadap protokol kesehatan (prokes) yang telah menjadi upaya tetap untuk menghindar dari COVID-19.
"Tetap pakai masker di dalam ruangan, kendaraan umum, kerumunan, dan bila merasa tidak enak badan," ujar Syahril.
"Serta protokol kesehatan yang lain seperti cuci tangan dan menghindari kerumunan. Ini harus tetap kita lakukan dan patuhi sebagai upaya hidup sehat," Syahril menuturkan.
Menurutnya, perilaku hidup bersih, sehat, dan patuh akan prokes merupakan kesadaran dan tanggung jawab bersama.
"Dengan disiplin bersama ini kita semua dapat menjaga diri masing-masing maupun masyarakat hingga kita terhindar bukan hanya dari COVID-19 tapi dari semua penyakit," kata Syahril.
Kelonggaran terkait masker di luar ruangan juga nantinya akan dievaluasi oleh Kemenkes secara berkala untuk mencegah adanya peningkatan kasus COVID-19 yang signifikan.
"Kelonggaran pemakaian masker di luar ruangan terbuka tapi dengan perbatasan akan tetap dievaluasi. Apabila ada peningkatan kasus yang nanti memang ada kaitannya dengan kenaikan BA.4 atau BA.5, maka kita akan lebih memperketat protokol kesehatan," ujar Syahril.
Sekilas Soal Omicron BA.4 dan BA.5
Berdasarkan data sementara hingga saat ini, Omicron BA.4 dan BA.5 diketahui memiliki tingkat keparahan yang lebih rendah daripada Omicron subvarian sebelumnya.
"Transmisi Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan Omicron sebelumnya BA.1 dan BA.2," kata Syahril.
"Tingkat keparahannya disampaikan tidak ada indikasi menyebabkan kesakitan yang lebih parah dibanding dari varian Omicron lainnya. Jadi transmisinya lebih cepat tapi keparahannya tidak separah yang Omicron sebelumnya," tambahnya.
Mulanya, Omicron BA.4 dan BA.5 sendiri terdeteksi di Bali pada satu WNI dan tiga WNA. Ketiga WNA tersebut merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) delegasi pertemuan The Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali pada 23-28 Mei 2022.
"Dari kondisi klinis, tiga orang itu tidak bergejala, yang satu orang ringan dengan sakit tenggorokan dan badan pegal. Mereka rata-rata sudah divaksin bahkan ada yang sudah empat kali divaksin," kata Syahril.
Lebih lanjut Syahril mengungkapkan, subvarian BA.4 dan BA.5 memang menyebabkan kenaikan kasus pada beberapa negara di dunia seperti Afrika Selatan, Portugal, dan Chile. Namun di Indonesia sendiri kasus Omicron BA.4 dan BA.5 baru terdeteksi pada empat orang.
Advertisement