Liputan6.com, Jakarta - Dr Anthony Fauci, ilmuwan AS yang menjadi simbol perang melawan COVID-19 yang paling terlihat di negara itu, dinyatakan positif mengidap virus tersebut.
Dia terus bekerja dari rumah saat dia pulih dari gejala ringan, kata National Institutes of Health (NIH) pada hari Rabu. Demikian seperti dikutip dari laman Al Jazeera, Kamis (16/6/2022).
Dr Fauci (81) yang menjabat sebagai kepala penasihat medis untuk Presiden Joe Biden, dinyatakan positif dari hasil tes antigen cepat. NIH mengatakan Fauci, yang divaksinasi ganda, belum melakukan kontak baru-baru ini dengan Biden.
Advertisement
Fauci, yang menjadi tokoh masyarakat paling dikenal yang bekerja untuk menahan virus pada hari-hari awal pandemi, dan sering difitnah oleh kaum konservatif yang menentang langkah-langkah keamanan publik seperti masker dan vaksinasi , sekarang bergabung dengan semakin banyak orang Amerika yang telah menjadi subjek infeksi terobosan sejak munculnya varian Omicron tahun lalu.
BA.4 dan BA.5, turunan virus, sekarang sedang meningkat.
Fauci telah secara aktif terlibat dalam respons AS terhadap setiap pandemi sejak 1984 dan merupakan direktur lama Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular NIH.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penasehat COVID-19
Dr Fauci telah menjadi subyek pujian atas karyanya selama upaya awal untuk menahan penyebaran HIV-AIDS.
Penampilan Fauci di depan publik di awal pandemi dilihat oleh banyak orang sebagai sumber kepastian di tengah tanggapan yang lebih kacau dari pemerintahan Trump.
Ketika publik memandang Dr Fauci sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya, ia sering secara terbuka mengkritik pendekatan yang diambil, dan hubungan antara dia dan Presiden Donald Trump menjadi semakin tegang.
Trump berulang kali secara verbal menyerang penasihat sains selama kampanye presiden 2020, mengisyaratkan pada satu titik dia akan memecat Fauci jika terpilih kembali.
Menurut survei antibodi yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, sebanyak 60 persen orang Amerika tertular COVID-19 pada Februari 2022, angka yang kemungkinan jauh lebih tinggi hari ini.
Advertisement