Sukses

18 Juni 2019: Erdogan Salahkan Tiran Mesir Atas Kematian Mantan Presiden Mohammed Morsi

Erdogan mengecam penangkapan Morsi sebagai "kudeta" dan menyerukan pembebasan tahanan Ikhwanul Muslimin di Mesir.

Liputan6.com, Ankara - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyalahkan "tiran" Mesir atas kematian Mantan Presiden Mohammed Morsi yang meninggal di rumah sakit Kairo setelah pingsan selama sesi pengadilan.

"Sejarah tidak akan pernah melupakan para tiran yang menyebabkan kematiannya lantaran memenjarakannya dan mengancamnya dengan eksekusi," kata Erdogan, sekutu dekat Morsi, dalam pidato yang disiarkan televisi di Istanbul.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Sabtu (18/6/2022) Hubungan antara Turki dan Mesir telah hampir tidak ada sejak dipimpin oleh Abdel Fattah al-Sisi. Pada 2013, ia menggulingkan presiden Islamis Morsi. Sejak itu Sisi menjadi presiden.

Erdogan mengecam penangkapan Mohammed Morsi sebagai "kudeta" dan menyerukan pembebasan tahanan Ikhwanul Muslimin di Mesir.

Pemimpin Turki menggambarkan kematian Morsi sebagai "simbol penganiayaan yang menargetkan dia dan rakyatnya".

"Di mata kami, Morsi adalah seorang yang kehilangan nyawanya demi sebuah kasus yang ia yakini," katanya.

Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengatakan: "Kudeta penangkapan Morsi memang telah dilakukan oleh penguasa. Tetapi ingatannya tidak akan dihapus."

Dalam komentar sebelumnya, Erdogan membidik Sisi dan memanggilnya dengan sebutan "tiran" yang mengambil alih kekuasaan dalam "kudeta" dan yang telah menginjak-injak demokrasi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Meninggal Saat Disidang

Mantan Presiden Mohammed Morsi meninggal dunia pada usia 67 tahun setelah pingsan di dalam ruang sidang di Kairo pada Senin 17 Juni 2019, kata para pejabat Mesir.

Ia jatuh pingsan ketika disidang dalam kasus dakwaan mata-mata dan tak lama kemudian dikabarkan meninggal dunia, demikian dikutip dari laman BBC.com.

Menurut jaksa penuntut umum, Mohammed Morsi jatuh pingsan tidak lama setelah berbicara dari balik kerangkeng yang digunakan untuk menempatkan sebagian terdakwa ketika disidang.

Laporan medis tidak menunjukkan ia mengalami cedera baru-baru ini.

Kabar meninggalnya Morsi tersebut dilaporkan oleh televisi pemerintah.

"Jenazahnya dipindahkan ke rumah sakit dan prosedur yang perlu dilakukan sedang ditempuh," lapor televisi pemerintah Nile News.

Morsi dipilih sebagai presiden tahun 2012 ketika masih menjadi pemimpin Ikhwanul Muslimin, tetapi ia digulingkan oleh militer satu tahun kemudian menyusul aksi protes massal.

Ia tercatat sebagai pemimpin pertama Mesir yang dipilih secara demokratis.

3 dari 4 halaman

Presiden Mesir Anak Petani Miskin yang Mati Jadi Pesakitan

Presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis, Mohammed Morsi, dimakamkan di bawah penjagaan ketat pada Selasa 18 Juni 2019 pagi waktu setempat. Sehari setelah kematian dramatisnya di dalam ruang sidang Kairo, kata seorang anggota tim pertahanannya.

Keluarga Mohammed Morsi menghadiri salat jenazah di masjid Penjara Tora Kairo, diikuti pemakaman di sebuah pemakaman di distrik timur Kota Nasr City, kata Abdul-Moneim Abdel-Maqsoud, anggota tim pertahanan Morsi.

Putra Morsi, Ahmed, mengatakan lembaga keamanan menolak untuk mengizinkan Morsi dimakamkan di pemakaman keluarga di kota kelahirannya di provinsi Sharqia, dan sebaliknya meminta dia dikebumikan di pemakaman Kairo yang didedikasikan untuk tokoh Islam terkemuka.

Agen keamanan tak mengizinkan wartawan di pemakaman, melarang mereka mengambil foto pemakaman. Awak media juga dilarang bepergian ke kota kelahiran Morsi.

Morsi yang berusia 67 tahun saat meninggal, berasal dari kelompok Islam terbesar di Mesir, Ikhwanul Muslimin yang sekarang dilarang.

Ia terpilih sebagai presiden pada 2012 dalam pemilihan bebas pertama di negara itu, setelah lengsernya pemimpin sebelumnya Husni Mubarak.

Militer kemudian menggulingkan Morsi pada 2013, setelah protes besar-besaran dan menghancurkan Ikhwanul dalam protes besar-besaran, yang berujung pada penangkapan Morsi dan sejumlah pemimpin kelompok.

4 dari 4 halaman

Anak Petani

Mohammed Morsi lahir di desa El-Adwah di utara Mesir. Ayah anak tertua dari lima bersaudara itu adalah petani miskin.

Saat sekolah, ia bahkan ke sekolah menunggang seekor keledai. Dia lulus dengan gelar sarjana bidang teknik dari Universitas Kairo pada tahun 1975 dan master di bidang metalurgi pada tahun 1978.

Tahun itu, Morsi menikahi sepupunya yang berusia 17 tahun, Naglaa Mahmoud. Dia kemudian memberi tahu sebuah majalah bahwa dia membantu pekerjaan rumah tangga dan memasak untuknya.

"Aku suka segalanya tentang dia," katanya. "Perkelahian kami tidak pernah berlangsung lebih dari beberapa menit." Morsi mengatakan kepada saluran televisi Mesir bahwa menikahinya adalah "pencapaian pribadi terbesar dalam hidupku".