Liputan6.com, Jakarta - Regulator Amerika Serikat telah memberi otorisasi untuk suntikan vaksin COVID-19 untuk bayi dan balita. Hal ini melapangkan jalan bagi vaksinasi anak-anak dibawah usia 5 tahun dimulai minggu depan.
Otorisasi darurat oleh Badan pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada hari Jumat (17/6) itu menyusul sebuah rekomendasi dari panel penasihat FDA.
Advertisement
Baca Juga
Suntikan vaksin COVID-19 untuk anak-anak itu dikembangkan oleh perusahaan Moderna dan Pfizer.
Langkah FDA itu memungkinkan kedua perusahaan itu mulai mendistribusikan jutaan dosis yang sudah dipesan terlebih dahulu ke seluruh negara.
Sebuah izin akhir dari Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC) diduga akan dikeluarkan pada akhir minggu ini.
Kampanye vaksinasi COVID-19 di AS dimulai dengan kelompok warga usia dewasa pada akhir tahun 2020, sekitar setahun pasca terjadinya pandemi virus corona.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Efek Samping Vaksin COVID-19 kepada Anak Jauh Lebih Rendah
Isu efek samping vaksin COVID-19 kepada anak kembali jadi perbincangan. Namun, Kementerian Kesehatan telah menegaskan bahwa risikonya termasuk rendah.
Efek samping vaksin COVID-19 atau Risiko Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pada anak usia 6-11 cenderung lebih rendah dibandingkan pada orang dewasa.
“Dari segi umur, KIPI pada usia muda lebih rendah dari yang usia produktif dan lansia. Jadi tidak benar jika KIPI pada anak lebih tinggi,” kata Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof Hindra Irawan Satari, seperti dikutip situs Kemenkes, Jumat (18/2/2022).
Berdasarkan data Komnas KIPI hingga akhir Januari lalu, persentase KIPI serius berdasarkan kelompok usia yakni pada usia 31-45 tahun jumlah laporan KIPI sebanyak 122 kasus, pada usia 18-30 tahun 97 kasus, usia diatas 59 tahun 77 kasus, usia 46-59 tahun 68 kasus, usia 12-17 tahun terdapat 19 kasus, dan untuk usia 6-11 tahun dilaporkan ada 1 kasus KIPI serius.
"Dengan tingkat KIPI serius yang jauh lebih rendah, membuktikan bahwa pemberian vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun aman," tulis informasi di situs Kemenkes.
Advertisement
Kapolda Metro Jaya: 60 Persen Angka Kematian COVID-19 Akibat Belum Vaksin
Sementara itu, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran, menyebut, 60 persen angka kematian akibat Covid-19 disebabkan karena pasien belum menjalani vaksinasi Covid-19.
Selain itu, penyebab kematian Covid-19 lainnya adalah pasien yang merupakan lansia dan memiliki penyakit bawaan. Hal itu disampaikan Fadil ketika meninjau langsung percepatan akselerasi vaksin dengan video conference bersama Presiden RI Joko Widodo di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang pada Jumat (18/2/2022).
"Saya kira teman-teman bantu sosialisasikan program vaksinasi ini ke kelompok rentan dan punya komorbid. 60 persen kematian karena belum divaksin, lansia, dan ada komorbid," kata Fadil.
Fadil mengingatkan seluruh warga Jadetabek agar tidak mengabaikan penerapan protokol kesehatan (prokes) Covid-19. Apalagi, kasus Covid-19 varian Omicron sudah meningkat.
Dia juga mengajak masyarakat yang belum vaksin atau belum menjalani vaksinasi secara lengkap untuk segera melakukan vaksinasi.
"Saya tidak bosan-bosannya mengimbau agar masyarakat yang belum vaksin lengkap segera vaksin lengkap. Sarana, akses, sudah cukup tersedia di Kota Tangerang. Bahkan membuat terobosan ada duta vaksin anak, duta vaksin remaja, duta vaksin lansia," ucapnya.