Sukses

Blusukan di Medan Perang, Presiden Ukraina Puji Para Pejuang

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunjungi kota-kota garis depan seperti Mykolaiv dan Odesa.

Liputan6.com, Odesa - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky blusukan ke lokasi-lokasi garis depan Ukraina yang menjadi sasaran invasi Rusia. Ia datang untuk mendengar situasi terkini dari pejuang negara di daerah-daerah Ukraina.

Di daerah Mykolaiv, Presiden Zelensky juga memberikan penghargaan kepada para pejuang, serta mengucapkan terima kasih karena melindungi kedaulatan negara.

"Saya ingin berterima kasih atas pelayanan besar kalian, kepada masing-masing dari kalian karena mempertahankan negara, diri kami, keluarga kami, dan mempertahankan kedaulatan kami," ujar Presiden Volodymyr Zelensky seperti dilansir situs resmi kepresidenan Ukraina, dikutip Minggu (19/6/2022).

 <p>Presiden Ukraina Vladimir Zelensky dalam kunjungan ke garis depan wilayah Odesa dan Mykolaiv.  Dok: Situs resmi Presiden Ukraina.</p>

Tak hanya itu, Presiden Ukraina turut berkunjung ke daerah Odesa. Presiden Ukraina mengunjungi markas-markas militer yang ada di daerah itu dan memberikan penghargaan ke para pegawai Kementerian Dalam Negeri.

"Selama kalian hidup, maka ada tembok kuat Ukraina yang melindungi negara kita," ujar Presiden Zelensky. 

Isu ekspor produk industri turut menjadi perbincangan, sebab sejumlah kapal sipil dari 14 negara terblokir akibat invasi yang teradi.

Presiden Zelensky turut memantau gedung-gedung yang hancur akibat gempuran Rusia. Ia juga mendapat informasi bahwa ada bayi berusia 3 bulan yang tewas akibat serangan. Zelensky meminta agar tempat tinggal bisa segera diperbaiki.

"Ini adalah kejahatan yang mengerikan dan keji. Piha penyerang (Rusia) membunuh dan melukai rakyat kita. Kita harus memperbaiki gedung-gedung ini agar para warga bisa pulang," ujarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Jurnalis Rusia Lelang Hadiah Nobel Perdamaian Untuk Bantu Ukraina

Seorang jurnalis Rusia dan pemenang hadiah Nobel untuk perdamaian, Dmitry Muratov, sedang melelang medali Nobelnya untuk membantu para pengungsi Ukraina.

Dia sudah putus asa dengan pengikisan media independen di Rusia, di mana dia mengatakan, semakin sedikit warga Rusia yang mendukung kampanye militer Moskow, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu (19/6).

 

Muratov adalah pendiri dan editor utama dari "Novaya Gazeta", sebuah harian yang kritis terhadap Kremlin. Didirikan pada 1993 dengan uang hadiah Nobel Perdamaian dari mantan presiden Soviet Mikhail Gorbachev.

Selama bertahun-tahun harian itu melawan pembatasan semakin ketat terhadap media yang membangkang, tetapi bulan Maret lalu akhirnya "Novaya Gazeta" menghentikan kegiatan cetak dan onlinenya setelah diberlakukan Undang-undang yang melarang pemberitaan apa saja tentang konflik Ukraina yang menyimpang dari versi yang ditetapkan oleh pemerintah (Kremlin).

“Negara saya melakukan invasi ke Ukraina. Kini ada lebih dari 15,5 juta pengungsi. Kami berpikir lama apa yang bisa kami lakukan? Dan kami berpendapat semua orang harus memberikan sesuatu yang berharga untuk mereka, penting untuk mereka,” kata Muratov dalam wawancara dengan Reuters.

Melelang medali Nobel Perdamaian tersebut menurutnya berarti dia telah berbagi lewat cara tertentu dengan "nasib para pengungsi yang juga kehilangan kenang-kenangan mereka dan “masa lalu” mereka,” kata Muratov.

3 dari 4 halaman

Rekomendasi Komisi Eropa bagi Keanggotaan Ukraina di UE

Ukraina masih terus berupaya untuk masuk ke Uni Eropa. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji rekomendasi oleh Komisi Eropa agar memberi memberi Ukraina status keanggotaan di Uni Eropa.

Hari Jumat (17/6), Zelensky mengirim cuitan yang memuji keputusan itu, dan menambahkan, “Ini merupakan langkah pertama bagi keanggotaan Uni Eropa yang pasti akan semakin dekat mengantar kami ke kemenangan.”

 

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen Jumat di Brussels mengatakan, “Kami tahu bahwa warga Ukraina bersedia untuk mengorbankan diri bagi perspektif Eropa. Kami ingin mereka hidup bersama dengan cita-cita Eropa itu.”

Rekomendasi Komisi Eropa ini merupakan langkah pertama bagi Kiev dalam proses panjang untuk menjadi anggota dari blok 27 negara itu, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (18/9/2022).

Pemimpin Uni Eropa akan bertemu bulan ini untuk mempertimbangkan rekomendasi komisi. Komisi juga merekomendasikan pencalonan Moldova, tetapi tidak untuk Georgia.

Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh Brussel (ibu kota Belgia yang menjadi markas Uni Eropa) telah memanipulasi Ukraina, demikian menurut kantor berita Rusia.

4 dari 4 halaman

Rusia Rebut 20 Persen Wilayah Ukraina

Sebelumnya dilaporkan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan Rusia telah merebut 20 persen wilayahnya. Invasi Rusia ke Ukraina telah berlangsung sejak Februari 2022.

Dilaporkan BBC, Jumat (3/6), hal itu diungkap Presiden Zelensky dalam video kepada anggota-anggota parlemen Luksemburg.

"Semua formasi-formasi militer Rusia yang siap tempur sedang terlibat di agresi ini," ujar Presiden Zelensky.

Ia menyorot serangan yang makin intensif di kota Severodonetsk di wilayah timur Donbas. Sementara, pejabat pertahanan Inggris berkata Rusia telah merebut banyak kota-kota dan terus unggul berkat konsentrasi berat artileri mereka.

Severodonetsk adalah kota Ukraina yang paling timur. Ukraina masih mencoba mempertahankan kendali di kota tersebut dari serangan Rusia dari berbagai penjuru.

Gubernur Serhiy Haidai yang memimpin Severodonetsk menyebut tentara Ukraina berusaha melakukan serangan balik dan mendapatkan tawanan. Namun, pertempuran di jalan yang sengit membuat evakuasi sulit dan sangat berbahaya. 

Volodymyr Zelensky berkata tak ada perubahan drastis di wilayah Donbas, tetapi ia berkata prajurit Ukraina mencetak sejumlah "keberhasilan" di pertempuran Severodonetsk. Masih ada 15 ribu orang yang terperangkap di kota itu. 

Sebelumnya, Presiden Ukraina menuduh Rusia melakukan "kegilaan" karena menyerang pabrik kimia Azot yang berukuran besar. Pabrik itu menjadi shelter bagi para pengungsi perang di Ukraina.

Di selatan, Wali Kota Mariupol Vadym Boychenko berkata Rusia mengeksekusi sejumlah warga sipil di Mariupol. Boychenko berhasil evakuasi sebelum kota itu jatuh ke tangan Rusia.