Sukses

5 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Raih USD 5.000 dari Dubes AS Rosan Roeslani

Para mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) meraih hadiah sebesar USD 5.000 atas prestasi mereka.

Liputan6.com, Washington DC - Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, Rosan Perkasa Roeslani, memberikan hadiah apreasi senilai USD 5.000 kepada lima mahasiswa Indonesia yang menang di kompetisi satelit yang berlangsung di Virginia. Lima mahasiswa itu berasal dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). 

Para mahasiswa Indonesia itu adalah peraih juara tiga pada ajang The American Astronautical Society Student CanSat Competition di Virgnia, Amerika Serikat. Kompetisi itu juga didukung oleh NASA. 

Dubes Rosan Roeslani memberikan hadiah apresiasi sebesar USD 5.000 (Rp72 juta) atas prestasi inernasional para mahasiswa dalam bidang peluncuran satelit.

“Selamat kepada para mahasiswa yang telah mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional. Semoga dengan dana apresiasi ini, para mahasiswa ini dapat memotivasi mahasiswa lainnya untuk turut berprestasi baik itu di bidang satelit maupun di bidang lainnya,” ujar Dubes Rosan dalam keterangannya di kantor KBRI Washington, D.C., berdasarkan keterangan resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, dikutip Minggu (19/6).

Dubes Rohan mengatakan kelima mahasiswa ini telah menunjukkan kemampuannya dalam merancang Tethered Payload dengan 3D yang mengintegrasikan beragam hardware menjadi satelit siap luncur.

“Terbukti karya satelitnya meluncur pesat ke angkasa membuat kagum para juri dari American Astronautical Society,” ujar Dubes Rosan yang juga merupakan mantan Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) periode 2015 – 2020.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Washington, D.C., Popy Rufaidah menuturkan para mahasiswa yang berasal dari Politeknik Elektronik Negeri Surabaya, Jawa Timur ini memiliki peran masing-masing sebagai tim yang solid dalam kompetisi ini.

“Mereka menunjukan kemampuannya berdasarkan keahliannya masing-masing,” ujar Popy. 

Berikut sekilas profil kelima mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya tersebut:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 5 halaman

Tim Bamantara

Mereka terbentuk dalam tim dengan nama Bamantara EEPISAT yang berarti Penguasa Udara dengan Satelit.

Zulfikar Davbi Mahendra Fasya menjabat sebagai ketua tim. Zulfikar bertanggung jawab atas seluruh kegiatan tim dengan tugas menilai, mengawasi dan mengevaluasi kerja tim kemudian menganalisis terjadinya masalah, Selain itu, ia juga berperan membantu teknis dan non teknis untuk menyelesaikan masalah.

Kemudian, I Made Nugi Edwika Ariwigangga mahasiswa semester empat yang berperan sebagai mekanik. Dalam tim, I Made bertugas melakukan riset material, kecepatan CanSat, serta riset kestabilan CanSat. Selain itu, I Made juga bertugas melakukan manufaktur, perakitan, dan pengujian struktur mekanik CanSat agar sesuai dengan misi.

Selanjutnya, Piko Permata Ilham Prasetyo memiliki tugas membuat program flight software, menentukan sensor, dan microcontroller yang digunakan, serta melakukan analisa data misi. Selanjutnya, Muhammad Aghist Fitrony yang bertanggungjawab merencanakan dan mengimplementasikan projek.

Aghist sapaannya, bertugas memastikan sistem yang dibangun oleh divisi teknis sesuai dengan persyaratan kompetisi serta integrasi sistem dari ketiga divisi teknis yaitu mekanik, hardware, dan software.

Selanjutnya, ada Rafi' Jusar Wishnuwardana bertugas melakukan komunikasi dengan pihak kampus, baik di dalam maupun di luar negeri serta ke KBRI untuk mengatur perjalanan menuju Amerika Serikat, dan mencatat keuangan.

 

3 dari 5 halaman

Faktor Kemenangan

Berdasarkan rilis Kemendikbudristek, Ketua Tim Zulfikar menyebut salah satu faktor penentu kemenangan tim adalah membuktikan karya mereka yang dapat diluncurkan.

Kesuksesan tersebut terbukti saat Can Satellite yang mereka rancang meluncur mencapai ketinggian kurang lebih 725 meter. Selanjutnya, kata Zulfikar, mereka melakukan separasi dengan roket, setelah itu melepaskan parasut pada ketinggian 400 meter serta melepaskan tethered payload pada ketinggian 300m.

“Tethered Payload Mission tim teruji saat tanding mampu menangkap data atmosfir dan geo-spasial dari arah nadir bumi ke kutub selatan. Payload mengambil video sampai touch down dan berhenti melakukan telemetri,” cerita Zulfikar.

Direktur PENS, Ali Ridho Barakbah menyampaikan tim ini dibimbing oleh Dosen Program Studi Mekatronika yaitu Nofria Hanafi dan Hendhi Hermawan.

The American Astronautical Society Student CanSat Competition diselenggarakan setiap tahun oleh American Astronautical Society (ASS) yang bekerja sama dengan US Naval Research Laboratory, NASA Goddard, Lockheed Martin, Virginia Tech, Siemens, Praxis, Kratos, dan NRV Rocketry.

4 dari 5 halaman

Beasiswa

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) dan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) serta bekerja sama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) meluncurkan program Beasiswa Indonesia Maju (BIM).

“Terobosan beasiswa pendidikan Indonesia dilakukan Kemendikbudristek bersama LPDP untuk mendobrak batasan-batasan dalam program beasiswa yang ada sebelumnya," ungkap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, dalam sambutan peluncuran BIM secara virtual seperti dikutip dari laman indonesia.go.id, Senin (30/5/2022).

Bagi yang belum tahu, BIM merupakan bagian dari manajemen talenta nasional untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing. Program BIM terdiri dari beasiswa bergelar (degree) dan nongelar (nondegree).

Untuk mengetahuinya, berikut penjelasan lebih lanjut terkait program BIM.

1. Program BIM Non Gelar

Program pertama adalah BIM Program Persiapan S1 Luar Negeri yang diselenggarakan oleh Puspresnas. Program ini merupakan program beasiswa yang diberikan guna mempersiapkan peserta didik berprestasi pada jenjang pendidikan menengah dan pendidikan khusus untuk memperoleh kesempatan pendidikan S1 di luar negeri.

Di tahun 2022, BIM Program Persiapan S1 Luar Negeri Angkatan 2 diberikan kepada peserta didik kelas XI pada jenjang SMA/SMK/MA/sederajat yang berprestasi di ajang olimpiade/lomba/kompetisi/festival di beberapa bidang, yaitu sains, riset, teknologi dan inovasi, bidang seni, literasi, dan bahasa, bidang olahraga dan kesehatan jasmani, serta bidang vokasi dan kewirausahaan tingkat nasional maupun internasional.

Adapun biaya yang akan didapatkan pada program beasiswa nongelar ini antara lain:

a. Biaya kursus persiapan tes TOEFL/IELTS/Bahasa asing lainnya,

b. Biaya tes TOEFL/IELTS/bahasa asing lainnya,

c. Biaya kursus persiapan tes SAT/ACT,

d. Biaya tes SAT/ACT,

e. Biaya penerjemah dokumen,

f. Biaya konselor pendidikan,

g. Biaya pendaftaran ke perguruan tinggi luar negeri tujuan, dan

h. Biaya program pengayaan talenta nonakademi.

Pendaftaran sudah dibuka sejak 11 Mei 2022 dan akan ditutup pada 31 Mei 2022. Selanjutnya pada 1 s.d. 17 Juni 2022 akan dilakukan seleksi administrasi.

Untuk lebih jelasnya, calon pelamar dapat mengakses laman http://pusatprestasinasional.kemdikbud.go.id/beasiswa-indonesia-maju/.

5 dari 5 halaman

Program BIM Jenjang S1 dan S2

Selanjutnya adalah BIM bergelar jenjang S1 dan S2, dalam dan luar negeri yang dilaksanakan oleh Puslapdik. Beasiswa ini merupakan bagian dari beasiswa pendidikan Indonesia yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek dalam bentuk bantuan biaya pendidikan bagi peserta didik atau lulusan berprestasi, baik dari ajang yang diselenggarakan oleh Puspresnas maupun dari ajang atau nonajang talenta yang dikurasi oleh Puspresnas.

Seperti dilansir dari laman Puslapdik, ada empat jenis kurasi talenta, di antaranya:

1. Kurasi ajang kompetisi talenta 1.0, yakni kurasi terhadap penyelenggara ajang talenta.

2. Kurasi ajang kompetisi talenta 2.0, yakni terhadap siswa yang berprestasi melalui ajang kompetisi talenta.

3. Kurasi ajang nonkompetisi talenta 3.0, yakni terhadap siswa yang berprestasi melalui ajang nonkompetisi talenta, seperti keikutsertaan dalam festival, pameran, dan sebagainya.

4. Kurasi nonajang talenta 4.0, yakni bagi pencetak rekor MURI, Youtubers berprestasi, dan pegiat lingkungan hidup yang mendapat penghargaan.

Untuk jenjang S2, pendaftar merupakan lulusan S1 yang berprestasi dalam empat pengembangan talenta, yaitu sains, riset, teknologi dan inovasi, bidang seni, literasi, dan bahasa, bidang olahraga dan kesehatan jasmani, serta bidang vokasi dan kewirausahaan tingkat nasional maupun internasional.

Nantinya penerima program beasiswa S1 akan mendapatkan dua komponen bantuan buatan berupa:

1. Dana Pendidikan

a. Dana SPP (tuition fee)

b. Dana Pendaftaran

c. Dana Tunjangan Buku

d. Dana Bantuan Skripsi

2. Biaya Pendukung

a. Dana Kedatangan (luar negeri)

b. Dana Hidup Bulanan

c. Dana Keadaan Darurat

Sementara itu, penerima program beasiswa S2 akan menerima dua komponen bantuan biaya berupa:

1. Dana Pendidikan

a. Dana SPP (tuition fee)

b. Dana Pendaftaran

c. Dana Tunjangan Buku

d. Dana Bantuan Thesis

2. Biaya Pendukung

a. Dana Transportasi

b. Dana Aplikasi Visa (luar negeri)

c. Dana Asuransi Kesehatan

d. Dana Kedatangan (luar negeri)

e. Dana Hidup Bulanan

f. Dana Keadaan Darurat

Sebagai informasi, pendaftaran program BIM dibuka serentak sejak 11 Mei 2022 dan ditutup pada 30 Juni 2022 untuk program S1/S2 Luar Negeri dan 31 Juli 2022 untuk program S1/S2 Dalam Negeri.

Terkait informasi lebih lanjut mengenai program ini, Anda dapat mengunjungi situs https://beasiswa.kemdikbud.go.id/informasi/.