Sukses

Catat, Fenomena Planet Sejajar Bisa Dilihat pada 24 Juni 2022

Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus diprediksi akan menyelaraskan posisinya bulan ini untuk pertama kalinya dalam 18 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus diprediksi akan menyelaraskan posisinya bulan ini untuk pertama kalinya dalam 18 tahun.

Minggu ini, langit akan menawarkan fenomena planet sejajar, demikian dikutip dari laman The Hill, Selasa (21/6/2022).

Anda tidak perlu teleskop untuk melihat pengelompokan planet yang langka ini, karena semuanya akan terlihat dengan mata telanjang.

Namun, mungkin masih sulit untuk melihat Merkurius, karena tampilannya yang redup.

Saat kita mendekati akhir Juni, Merkurius akan menjadi lebih terang karena secara bertahap naik lebih tinggi di atas cakrawala setiap malam, menurut Sky and Telescope.

Hari terbaik untuk melihat adalah pada Jumat, 24 Juni 2022, ketika bulan sabit yang memudar bergabung dengan barisan planet. Melihat ke arah tenggara, bulan akan muncul diposisikan antara Venus dan Mars.

Planet Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus akan sejajar secara berurutan hingga akhir Juni.

(WGNO) Waktu terbaik untuk melihat ke langit adalah sekitar 45 menit hingga sekitar 1 jam sebelum matahari terbit hingga akhir Juni.

Ingatlah bahwa bulan Juni memiliki beberapa matahari terbit paling awal tahun ini, jadi ini berarti waktu menonton yang ideal adalah sebelum jam 5 pagi.

“Parade planet” ini belum pernah terlihat dari Bumi sejak 2004, dan tidak akan terjadi lagi hingga 2040, kata para ahli.

Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus masih akan terlihat pada sebagian besar pagi hari di bulan Juli, tetapi kelompok planet akan menyebar semakin jauh seiring berjalannya bulan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

China Klaim Terima Sinyal dari Alien, Benarkah?

China mengklaim bahwa teleskop "Sky Eye" yang sangat besar mungkin telah mengambil sinyal jejak dari peradaban alien yang jauh, menurut laporan yang baru-baru ini diposting dan kemudian dihapus oleh para ilmuwan China. 

Dilansir dari laman Live Science, Jumat (17/6/2022), para astronom di Beijing Normal University telah menemukan "beberapa kasus kemungkinan jejak teknologi dan peradaban luar angkasa dari luar Bumi ," menurut sebuah laporan yang diterbitkan Selasa (14 Juni) di Science and Technology Daily, surat kabar resmi Kementerian Sains dan Teknologi China.

Sinyal tersebut ditangkap oleh Teleskop Radio Bolak-Aperture (FAST) Lima ratus meter China, yang dijuluki "Mata Langit," yang merupakan teleskop radio terbesar di dunia. 

Sky Eye mulai bekerja memindai luar angkasa untuk mencari sinyal radio yang dapat mengindikasikan kehidupan di luar bumi pada tahun 2019; menyaring data itu pada tahun 2020, para peneliti mengatakan mereka melihat dua pita sempit yang mencurigakan, sinyal radio yang berpotensi buatan. 

Kemudian, pada tahun 2022, survei yang ditargetkan terhadap planet ekstrasurya yang diketahui menemukan sinyal radio pita sempit yang aneh, sehingga jumlahnya menjadi tiga. 

3 dari 4 halaman

Temuan Sinyal

Karena sinyalnya adalah gelombang radio pita sempit yang biasanya hanya digunakan oleh pesawat dan satelit manusia, sinyal tersebut bisa saja dihasilkan oleh teknologi alien. 

Namun, para ilmuwan mengatakan temuan mereka masih awal dan harus diambil dengan hati-hati sampai analisis selesai.

"Ini adalah beberapa sinyal elektromagnetik pita sempit yang berbeda dari masa lalu, dan tim saat ini sedang mengerjakan penyelidikan lebih lanjut," kata Zhang Tongjie, kepala ilmuwan di China Extraterrestrial Civilization Research Group di Beijing Normal University, kepada Science and Technology Daily. 

"Kemungkinan sinyal yang mencurigakan adalah semacam gangguan radio juga sangat tinggi, dan perlu dikonfirmasi lebih lanjut dan dikesampingkan. Ini mungkin proses yang panjang." 

Setelah publikasinya, laporan itu dengan cepat mulai beredar di jaringan media sosial China Weibo dan diambil oleh sejumlah outlet milik pemerintah lainnya. Alasan di balik penghapusannya yang tiba-tiba juga tidak jelas.

4 dari 4 halaman

Temuan Sebelumnya

Sinyal itu bukan pertama kalinya para ilmuwan dibingungkan oleh gelombang radio dari luar angkasa.

Pada bulan Agustus 1977, pencarian SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) yang dilakukan oleh teleskop Telinga Besar Universitas Negeri Ohio menemukan ledakan elektromagnetik yang sangat kuat, berdurasi satu menit, yang berkobar pada frekuensi yang diduga oleh para ilmuwan dapat digunakan oleh peradaban alien.

Setelah melihat sinyal pada cetakan data, ilmuwan yang bekerja dengan teleskop malam itu, Jerry Ehman, buru-buru menulis "Wow!" dengan pena merah di halaman, memberikan deteksi nama yang terkenal.

Pencarian lanjutan di wilayah ruang yang sama semuanya kembali dengan tangan kosong, dan penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa sinyal tersebut mungkin berasal dari bintang mirip matahari yang terletak di konstelasi Sagitarius, Live Science sebelumnya melaporkan.

Meski demikian, sumber sinyal tersebut masih menjadi misteri.