Liputan6.com, Canberra - Perayaan Hari Ulang Tahun atau HUT Jakarta yang ke-495 tahun juga dirayakan secara meriah di kediaman Duta Besar RI untuk Australia di Canberra pada 22 Juni 2022. Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) RI di Canberra bersama Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya merayakannya dengan menyelenggarakan acara Betawi Day.
Acara Betawi Day dihadiri oleh siswa-siswa, guru-guru, para kepala sekolah serta para dosen Bahasa Indonesia di sekolah dan universitas yang ada di Canberra, Australia. Selain itu, acara juga dihadiri oleh Departemen Pendidikan pemerintah Kota Canberra dan beberapa diplomat dari negara sahabat.
Baca Juga
Dalam sambutannya, Dubes RI untuk Australia, Dr. Siswo Pramono menyampaikan pentingnya hubungan Indonesia dan Australia untuk selalu didekatkan, salah satunya dengan mengenalkan budaya Indonesia ke masyarakat Australia.
Advertisement
Dubes Siswo juga mengucapkan terimakasih kepada para guru dan dosen yang terus berkomitmen dalam mempromosikan bahasa dan budaya Indonesia di Australia.
“Dengan perayaan hari ulang tahun Jakarta, kami berharap para guru mengenal lebih jauh mengenai budaya Betawi”, tutur Siswo dalam keterangannya seperti dikutip Sabtu (25/6/2022).
Sementara Atdikbud KBRI Canberra, Mukhamad Najib menyampaikan bahwa tujuan acaranya ini adalah mengenalkan budaya Betawi sebagai bagian dari keragaman Indonesia kepada guru dan dosen di Australia.
Menurutnya, selama ini orang Australia sudah sangat mengenal Bali, namun belum banyak mengenal budaya Indonesia lainnya yang sangat kaya.
"Saya percaya jika guru dan dosen di Australia mengenal Indonesia lebih baik, maka mereka akan dapat membantu menjelaskan dengan lebih baik kepada siswa dan mahasiswa Australia yang notabene adalah generasi masa depan Australia. Sehingga hubungan Indonesia dan Australia akan semakin kuat di masa depan. Karena hari ini adalah ulang tahun Jakarta, maka kita coba kenalkan mereka dengan Betawi, sehingga mereka memiliki pengetahuan yang lebih luas mengenai Indonesia", jelas Najib.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tarian, Kuliner hingga Pantun Betawi
Rangkaian acara Betawi Day di Canberra dimeriahkan dengan tarian Nandak Ganjen dan tari Ngarojeng yang dibawakan oleh tim Borobudur Dance dari Canberra. Kedua tarian ini termasuk tarian yang popular di kalangan masyarakat Betawi.
Tari Nandak Ganjen adalah tari kreasi baru dengan referensi budaya Betawi. Tari ini adalah bentuk ungkapan sukacita dan kebebasan oleh kaum muda. Sementara tari Ngarojeng merupakan tarian yang terinspirasi dari musik Ajeng yang muncul dan berkembang di Betawi pinggir.
Musik Ajeng merupakan musik pengiring dalam acara pengantin tradisional Betawi, tetabuhan iringan tersebutlah yang menjadi gerakan irama dasar tari Ngarojeng.
Selain disuguhkan dengan tarian Betawi, para peserta juga dikenalkan dengan sejarah dan asal usul nama Jakarta dan Betawi serta tempat-tempat bersejarah di Jakarta. Tak lupa guru-guru dan siswa siswi Australia juga dikenalkan dengan kuliner Betawi.
Merekapun disuguhkan nasi ulam, soto betawi, kue putu mayang khas Betawi, dan sekoteng.
Dalam kesempatan tersebut juga Atdikbud Najib mengenalkan pantun yang merupakan salah satu bagian dari budaya Betawi.
Advertisement
Antusias Tamu
Menurut Kerri Rock, Director of Strategic Operations dari Canberra Grammar School, kuliner Betawi sangat enak. “Soto Betawi ini enak sekali ya, cocok untuk dimakan di musim dingin seperti sekarang ini. Saya juga suka dengan kue Putu Mayang nya yang manis”, ujar Kerri.
Sementara Karen Kennedy dari Department Pendidikan atau Dinas Pendidikan kota Canberra mengaku senang bisa mengenal budaya Indonesia yang unik seperti budaya Betawi. “Selama ini banyak budaya daerah di Indonesia yang saya belum tahu, termasuk budaya Betawi ini. Ternyata sangat menarik ya”, jelas Karen. Karen mengaku pernah ke Indonesia, namun belum pernah ke Jakarta melainkan hanya ke Bali dan Surabaya saja.
Para guru juga menyampaikan kegembiraannya mengikuti acara ini. Damian Bolton yang sebelumnya menjabat sebagai ketua Indonesian Teacher Networks Canberra mengatakan kalau informasi sejarah Jakarta yang disampaikan sangat menambah wawasan. “saya senang datang dan mengikuti acara ini. Ada wawasan baru mengenai sejarah dan budaya Betawi yang bisa saya ceritakan kepada murid-murid. Tapi yang terpenting juga makanannya lezat sekali”, ungkao Damian.
Setelah pintu border dibuka wisatawan Australia mulai berlibur ke luar negeri, di mana menurut survey IN Tourism, Indonesia dan Bali menempati destinasi tertinggi mengungguli destinasi lain Thailand, Fiji, Malaysia dll. Volume turis Australia ke Indonesia mencapai 1,4 juta pada tahun 2019 (sebelum pandemi), dan diharapkan angka tersebut segera pulih mulai tahun 2022.
Bahasa Indonesia Penting di Sekolah Australia Ini, Siswa Belajar Hingga 2 Tahun
Sebelumnya, sebuah sekolah swasta terbesar di Canberra, Australia, Canberra Grammar School (CGS), mengundang Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, Dr Siswo Pramono beserta Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Mukhamad Najib.
Mereka mendapat sambutan hangat dari para guru dan siswa saat melakukan kunjungan pada 17 Mei 2022.
Menurut informasi dari KBRI Canberra yang dikutip Kamis (18/5/2022), CGS merupakan salah satu sekolah swasta terbesar di Canberra dengan jumlah murid mencapai 1.800 orang yang terdiri dari tingkat sekolah dasar, menengah pertama dan sekolah menengah atas. CGS juga merupakan sekolah internasional yang memiliki siswa lebih dari 16 negara di luar Australia.
Kunjungan tersebut dalam rangka memperkenalkan sekolah dan memberi kesempatan kepada siswa-siswa yang belajar bahasa Indonesia untuk mendemonstrasikan kemampuan bahasa Indonesia mereka.
Menurut salah seorang guru bahasa Indonesia di Grammar School, Katerine, para siswanya telah belajar bahasa Indonesia selama hampir satu setengah tahun.
"Di sekolah ini kami memberikan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas 11 dan 12. Mereka akan belajar Bahasa Indonesia selama dua tahun. Saya berharap hal itu cukup bagi mereka untuk bisa berbicara dalam Bahasa Indonesia. Kami juga ingin membawa mereka ke Indonesia agar bisa lebih mengenal Indonesia sehingga bisa lebih semangat lagi belajar bahasa Indonesia", jelas Katerine.
Advertisement