Liputan6.com, Madrid - Hari ini tepat 52 tahun lalu, 3 Juli 1970, terjadi tragedi kecelakaan pesawat maskapai Dan-Air Comet yang mengakibatkan seluruh penumpang tewas. Total sekitar 100 orang pelanong yang hendak berlibur ke Spanyol tewas.
Seperti dimuat BBC, pesawat terbang dari Bandara Manchester, Inggris pada pukul 17.00 waktu setempat dengan tujuan Barcelona, Spanyol. Kapal terbang mengangkut warga Inggris yang sebagian besar berdomisili di Konta Manchester dan sekitarnya.
Baca Juga
Namun 2 jam kemudian, tepat pukul 19.00 petugas pengatur lalu lintas udara kehilangan kontak dengan pesawat. Posisi terakhir yang terlacak yakni di 12 mil sebelah barat laut dari Barcelona dengan ketinggian 6.000 kaki di atas kawasan Sabadell.
Advertisement
Petugas keselamatan udara setempat bingung dengan hilangnya pesawat Dan-Air, karena kondisi cuaca yang aman dan tidak ada tanda-tanda gangguan pada pesawat. Begitu juga dengan rekam jejak maskapai dan pesawat yang dikenal baik.
Selama ini, Dan-Air masuk daftar maskapai yang paling aman untuk rute Spanyol dan Jerman. Dan pihak travel Clarksons yang selama ini bekerja sama dengan maskapai tersebut menyatakan selama ini penerbangan untuk para klien traveler, selalu lancar.
Tapi nasib tidak ada yang bisa menduga. Satu hari kemudian, ditemukan puing pesawat di kawasan Pegunungan Montseny di Spanyol Utara. Tak ada korban yang ditemukan selamat. Jasad seluruh korban dimakamkan 2 hari kemudian, pada 6 Juli di desa Arbucias di dekat lokasi.
Saat pemakaman tak ada keluarga atau sanak saudara dari para korban yang bisa hadir karena waktu yang mepet. Sementara Pemerintah Spanyol menegaskan waktu penguburan jenazah yang cepat untuk alasan "higienis".
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Â
Hasil Investigasi
Beberapa bulan kemudian, November 1970, Kementerian Penerbangan Spanyol menerbitkan hasil investigasi kecelakaan pesawat. Dinyatakan bahwa terjadi "human error" yang dilakukan pihak kru pesawat.
Douglas Gill, dari Oldham, Manchester seharusnya ikut naik pesawat nahas tersebut, tapi ia bersama istri dan anaknya membatalkan ikut penerbangan karena sang ayah cedera pergelangan tangan. Tapi adik Douglas Gill, yakni George dan sang kekasih Norma Smith berada di pesawat. Gill sangat berduka atas kepergian saudaranya.
"Waktu itu saya ingin membawa jasadnya, tapi Pemerintah Spanyol sudah menguburkannya. Ini mengecewakan, dobel rasanya," ungkap Douglas Gill, seperti dimuat Manchestereeveningnews.
"Setiap kali aku teringat kejadian itu, aku memikirkan mereka, keluargaku yang pergi. Waktu memang telah berlalu, tapi rasa itu tak akan hilang," imbuh dia pada peringatan 40 tahun tragedi, 7 tahun lalu.
Sejarah lain mencatat pada 3 Juli 1988, Kapal tempur Angkatan Laut AS USS Vincennes (CG-49) menembak jatuh Iran Air Penerbangan 655 di atas Teluk Persia, menewaskan seluruh 290 penumpangnya.
3 Juli 2011, Partai Pheu Thai memenangkan mayoritas dengan 265 kursi, dengan pemimpinnya Yingluck Shinawatra menjadi perdana menteri wanita pertama dalam sejarah Thailand.
Advertisement