Sukses

3 Orang Tewas dalam Insiden Penembakan di Ibu Kota Denmark

Penembakan terjadi di ibu kota Denmark.

Liputan6.com, Copenhagen - Update terbaru dari penembakan mall di Copenhagen, Denmark, menyebut bahwa ada setidaknya tiga orang tewas. Pelaku penembakan sudah ditahan oleh polisi.

Berdasarkan laporan CNN, Senin (4/7/2022), Kepala Kepolisian Copenhagen, Soren Thomassen, berkata tiga korban adalah seorang pria berusia 40 tahunan, dan dua anak muda.

Pelaku yang ditangkap juga masih muda, yakni 22 tahun. Sejauh ini, hanya ada satu tersangka.

"Kami meyakini bahwa tersangka berusia 22 tahun yang ditangkap adalah si penembak. Ia membawa sebuah rifle dan amunisi," ujar Thomassen dalam konferensi pers pada Senin dini hari.

Untuk sementara, para investigator di Denmark meyakini bahwa tersangka tidak bekerja dengan pihak-pihak lain, namun kemungkinan itu masih belum sepenuhnya dihapus.

Tersangka ditangkap 13 menit setelah aparat mendapatkan panggilan darurat, ujar Thomassen. Selain korban tewas, ada juga tiga orang lainnya yang dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis. 

Penembakan massal adalah hal yang jarang terjadi di Denmark. 

Insiden sebelumnya terjadi pada 2015 pada sebuah acara yang menghadirkan kartunis kontroversial Lars Vilks. Ada satu orang tewas dalam peristiwa tersebut, dan tiga lainnya terluka. Lars memicu kontroversi karena menggambar kartun Nabi Muhammad.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Penembakan Terjadi di Pusat Belanja

Sebelumnya dilaporkan, insiden penembakan massal terjadi di area mall yang berlokasi di Copenhagen, Denmark. Sejumlah orang tewas dan setidaknya tiga orang dirawat di rumah sakit.

Dilansir CNN, Senin (4/7), satu orang telah berhasil ditangkap atas insiden ini, yakni seorang pemuda berusia 22 tahun yang beretnis Denmark. Polisi masih menginvestigasi apakah kasus ini terkait teror.

Penembakan terjadi pada Minggu (3/7) waktu setempat di lokasi pusat perbelanjaan Field's. Sejumlah postingan di media sosial menunjukkan warga berlarian di mall dan pasukan keamanan dengan perlengkapan lengkap datang ke lokasi.

Seorang saksi mata bernama Joachim Olsen berkata insiden ini mirip dengan penembakan massal sekolah di Amerika Serikat. Saat peristiwa terjadi, Olsen sedang menuju gym di dalam Field's.

"Itu terlihat seperti, saya menyesal mengatakannya, bagai sesuatu yang kau lihat dari penembakan sekolah di AS, orang-orang keluar dengan tangan di atas kepala mereka," ucap Olden yang seorang mantan politisi dan atlet.

"Orang-orang lari keluar mencari keluarga dan memanggil teman-teman dan anggota keluarga mereka di daam, beberapa berbicara dengan sahabatnya yang ada di dalam," lanjutnya.

Polisi sempat berteriak agar warga lari karena penembakan masih terjadi.

Para orang tua pun dilaporkan dibantu oleh pengunjung mall lainnya untuk bisa kabur dari situasi mencekam  tersebut.

"Orang-orang tua menggantungkan tangan mereka di tangan orang-orang yang membawa mereka keluar, kaki mereka diseret di lantai," kata Olsen.

3 dari 3 halaman

Ucapan Duka

Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen menyebut penembakan tersebut sebagai insiden yang mengerikan, brutal, dan tidak bermakna. Ia berkata Copenhagen telah berubah.

"Kita secara brutal dicabik ketika musim panas yang cerah baru saja dimulai. Ini tak bisa dipahami. Menyakitkan hati. Tanpa arti. Ibu kota kita yang indah dan biasanya begitu aman telah berubah dalam sepersekian detik," ujar PM Frederiksen dalam pernyataannya.

Keluarga Kerajaan Denmark turut memberikan pernyataan simpati kepada para korbn.

"Pikiran dan simpati terdalam kami bersama para korban, saudara mereka, dan semua yang terdampak oleh tragedi ini," ujarnya.

Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola turut memberikan simpati kepada rakyat Denmark.

"Memikirkan semua orang di #Copenhagen malam ini setelah laporan-laporan mengerikan yang membunuh sejumlah orang dalam penembakan di mal perbelanjaan. Kami bersamamu Denmark," ujar politisi Malta itu via Twitter.