Pasangan suami istri dan seorang anak mengunjungi Musee d'Orsay, sebuah museum seni terkenaldi Paris, ibukota Prancis. Mereka masuk dengan gratis, dengan fasilitas amal yang mendukung keluarga tak berpunya.
Saat keluarga tersebut sedang berada di ruangan museum yang memajang lukisan-lukisan karya maestro, Van Gogh, petugas keamanan menyuruh mereka keluar. Alasannya, "pengunjung lain mengeluhkan bau badannya".
Pekerja amal Act for Dignity (ATD) yang membawa rombongan keluarga tak mampu ke museum itu sontak tak terima melihat petugas keamanan mengusir keluarga tersebut. "Aku sampai beradu mulut dengan petugas keamanan itu, mengatakan padanya, keluarga itu berpakaian dengan patut dan sopan," kata dia.
"Tak ada satu pengunjung pun yang menyampaikan keluhan langsung pada kami. Jadi aku menolak alasan bahwa bau badan mereka tak sedap sehingga bisa diusir begitu saja," seperti dimuat Telegraph (29/1/2013).
Pekerja itu menambahkan, saat beralih ke ruangan lain, rombongan berjumpa dengan petugas keamanan lain, yang juga memerintahkan keluarga itu meninggalkan museum.
Juru bicara ATD, Typhaine Cornacchiari menduga para petugas museum telah melakukan diskriminasi. "Saat kemiskinan tergambar di wajahnya, seseorang akan diperlakukan tak adil," kata dia, seperti dimuat Huffington Post. "Wanita dengan parfum menyengat tak akan mendapatkan perlakuan sama."
Atas ketidaksopanan petugas museum, Claire Hedon, wakil ketua Act for Dignity mengatakan, ia telah menulis surat keluhan langsung ke Menteri Kebudayaan Prancis, Aurelie Filippetti.
Bu Menteri langsung memerintahkan pihak museum untuk menjelaskan insiden tersebut secara detil.
Sementara, direktur museum kepada media Prancis menyatakan "prihatin" atas perlakuan yang diterima keluarga malang itu.(Ein)
Saat keluarga tersebut sedang berada di ruangan museum yang memajang lukisan-lukisan karya maestro, Van Gogh, petugas keamanan menyuruh mereka keluar. Alasannya, "pengunjung lain mengeluhkan bau badannya".
Pekerja amal Act for Dignity (ATD) yang membawa rombongan keluarga tak mampu ke museum itu sontak tak terima melihat petugas keamanan mengusir keluarga tersebut. "Aku sampai beradu mulut dengan petugas keamanan itu, mengatakan padanya, keluarga itu berpakaian dengan patut dan sopan," kata dia.
"Tak ada satu pengunjung pun yang menyampaikan keluhan langsung pada kami. Jadi aku menolak alasan bahwa bau badan mereka tak sedap sehingga bisa diusir begitu saja," seperti dimuat Telegraph (29/1/2013).
Pekerja itu menambahkan, saat beralih ke ruangan lain, rombongan berjumpa dengan petugas keamanan lain, yang juga memerintahkan keluarga itu meninggalkan museum.
Juru bicara ATD, Typhaine Cornacchiari menduga para petugas museum telah melakukan diskriminasi. "Saat kemiskinan tergambar di wajahnya, seseorang akan diperlakukan tak adil," kata dia, seperti dimuat Huffington Post. "Wanita dengan parfum menyengat tak akan mendapatkan perlakuan sama."
Atas ketidaksopanan petugas museum, Claire Hedon, wakil ketua Act for Dignity mengatakan, ia telah menulis surat keluhan langsung ke Menteri Kebudayaan Prancis, Aurelie Filippetti.
Bu Menteri langsung memerintahkan pihak museum untuk menjelaskan insiden tersebut secara detil.
Sementara, direktur museum kepada media Prancis menyatakan "prihatin" atas perlakuan yang diterima keluarga malang itu.(Ein)