Liputan6.com, Jakarta - Siput memiliki ribuan gigi. Platipus, di sisi lain, tidak memilikinya. Manusia berada di antara kedua hewan itu dan lebih dekat ke ujung spektrum platipus.
Tapi sebenarnya berapa banyak gigi yang kita miliki?
Ada kemungkinan besar Anda bisa menjawab pertanyaan itu sendiri hanya dengan menghitungnya sendiri, demikian dikutip dari laman mentafloss (6/7/2022).
Advertisement
Baca Juga
Seperti yang dilaporkan Live Science, manusia dewasa biasanya memiliki 32 gigi jika mereka tidak pernah mencabut gigi bungsunya, dan 28 jika mereka melakukannya.
Gigi dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan posisi, bentuk, dan fungsi. Bagian depan dan tengah adalah delapan gigi seri, empat di atas dan empat di bawah yang membantu kita menggigit makanan.
Konon, lintasan gigi setiap orang sedikit berbeda, dan tidak setiap orang dewasa memiliki 28 atau 32 gigi. Seperti yang dijelaskan Colgate, beberapa gigi menjadi korban pembusukan, erosi terkait refluks, atau kondisi lainnya.
Sementara itu, ada lagi genesis gigi yang merupakan kelainan genetik langka di mana beberapa gigi hilang begitu saja.
Di sisi lain, orang juga memiliki chompers atau pertumbuhan gigi ekstra, yang dikenal sebagai gigi supernumerary.
Namun berapapun jumlah gigi yang ada di dalam mulut harus rajin disikat dengan cara yang benar.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
5 Tips Merawat Gigi Agar Tetap Putih dan Sehat
Sekitar 92% orang dewasa berusia 20 hingga 64 tahun memiliki gigi berlubang pada gigi permanennya. Ini mungkin terdengar seperti sesuatu yang tidak bisa kita hindari.
Namun, kita masih bisa melakukan sejumlah upaya untuk mengupayakan gigi kita tetap bersih dan sehat.
Dilansir dari laman Bright Side, berikut adalah sejumlah tips untuk merawat gigi tetap putih dan sehat:
1. Minum Kopi atau Teh dengan Campuran Susu
Kopi bisa menjadi minuman yang sangat asam, apalagi jika dikonsumsi berwarna hitam. Jika Anda meminumnya setiap hari, kopi dapat menyebabkan gigi Anda menjadi lebih tipis. Apalagi kopi hitam akan menodai gigi karena mengandung tanin.
Sebagai solusinya, minumlah kopi dengan susu. Hal yang sama berlaku untuk teh.
2. Jangan Langsung Menyikat Gigi setelah Minum Teh atau Kopi
Para ahli mengatakan bahwa cara yang terbaik adalah tidak mencampur pasta gigi dan kopi. Lebih baik menyikat gigi 30 menit sebelum minum.
Jika Anda ingin melakukannya setelahnya, tunggu setidaknya 1 jam dan kemudian lakukan. Kopi dan teh merusak email gigi karena komposisi asamnya.
Yang terbaik adalah mengikuti aturan ini tidak hanya setelah minum, tetapi juga setelah makan.
Advertisement
3. Minum Air yang Mengandung Florida setelah Makan
Air liur memiliki peran penting dan menjaga gigi kita tetap aman.
Kopi dan makanan mengurangi produksi air liur.
Minumlah lebih banyak air setelah makan karena ini akan menghentikan gigi berlubang dari pembentukan dan memperkuat gigi.
4. Gunakan Floss Gigi sebelum Menyikat
Flossing secara teratur juga dapat mengurangi bau mulut dan beberapa penyakit dengan menghilangkan plak.
Spesialis menyarankan Anda untuk menggunakan benang gigi sebelum menyikat, tetapi tidak setelahnya. Ini akan membantu sikat Anda mencapai area yang tersumbat.
5. Mengunyah Permen Karet Tanpa Gula
Selalu lebih baik untuk mengunyah permen karet segera setelah makan, tetapi harus bebas gula.
Kunyah hingga 20 menit untuk meningkatkan aliran air liur dan menghilangkan asam setelah makan.
Menggertakkan Gigi Menyebabkan Sakit Kepala? Ternyata Ini Alasannya
Saat mengalami ketegangan, seringkali menimbulkan reaksi pada tubuh seperti, bahu yang membungkuk, mata yang terpejam, gigi tertutup rapat dan lain sebagainya. Ketika gigi tertutup rapat akan mengakibatkan aktivitas seperti menggertakkan gigi, dalam kondisi medis disebut dengan istilah bruxism.
Bagi sebagian orang kondisi ini dapat menyebabkan masalah, seperti sakit kepala, nyeri rahang dan gigi rusak. Demikian menurut Katayoun Omrani, seorang dokter gigi spesialis nyeri orofasial atau nyeri yang terjadi pada area rongga mulut, wajah, maupun leher di Cedars-Sinai Pain Center, Los Angeles.Â
Dilansir dari Live Science, Jumat (17/9/2021), ada dua jenis bruxism yakni bruxism saat sadar, ketika seseorang menggertakkan gigi dengan sadar dan bruxism saat tidur, ketika seseorang menggertakkan gigi saat sedang tidur.
Pemicu utama bruxism biasanya ketika seseorang mengalami stres dan kecemasan, namun faktor lain juga dapat mempengaruhi terjadinya kondisi tersebut. Menurut tinjauan sistematis, laporan kasus yang diterbitkan dalam jurnal Neurology Clinical Practice, mengungkapkan obat yang banyak digunakan adalah Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs) atau obat yang biasanya digunakan sebagai antidepresan dalam pengobatan gangguan Depresi, gangguan kecemasan, dan kondisi psikologis lainnya.
"Itulah pertanyaan yang selalu saya tanyakan: Sudah berapa lama Anda menggunakan obat ini, dan apakah Anda merasa bruxism Anda memburuk sejak Anda menggunakan obat ini? Karena saya telah menemukan sebagian besar kasus yang serupa," kata Omrani.
Advertisement