Sukses

Vladimir Putin Belum Tentu Hadir di G20 Bali, Ini Alasannya

Presiden Rusia Vladimir Putin belum tentu hadir di G20 Bali. Kenapa?

Liputan6.com, Moskow - Pihak Rusia masih belum memberikan kepastian apakah Presiden Vladimir Putin akan hadir ke Bali untuk pertemuan G20. Kementerian Luar Negeri Rusia mengungkapkan dua alasan yang bisa menghalangi kehadiran Presiden Vladimir Putin ke Bali.

Rusia mengaku akan melihat situasi global terlebih dahulu. Alasan selanjutnya adalah terkait kesehatan.

"Terkait G20 summit pada bulan November, sebuah undangan resmi dari Presiden Indonesia Joko Widodo kepada pemimpin Rusia telah diterima. Jakarta secara tentatif diinformasikan niat Presiden Vladimir Putin untuk mengambil bagian," tulis pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia, dikutip media pemerintah Rusia, TASS, Kamis (7/7/2022).

"Format partisipasinya masih di bawah klarifikasi tergantung perkembangan situasi di dunia dan menimbang situasi sanitasi dan epidemiologi di Asia Tenggara," lanjut pihak Kemlu Rusia.

Pada pertemuan Menteri Luar Negeri G20 Bali, Menlu Sergey Lavrov dipastikan akan hadir pada 7-8 Juli 2022. Pihak Rusia berharap G20 bisa mencapai keputusan yang menguntungkan bersama.

"Rusia menilai G20 sebagai forum terdepan untuk kerja sama ekonomi internasional dan sebagai mekanisme efektif untuk pemerintahan multilateral pada basis di mana keputusan-keputusan yang dipertimbangkan dengan baik perlu menjadi kepentingan seluruh dunia," ujar pihak Kemlu Rusia.

Pihak Rusia turut memuji Indonesia sebagai tuan ramah dan mendukung tema-tema yang dibahas seperti pelayanan kesehatan, keamanan energi, dan digitalisasi.

Meski demikian, delegasi-delegasi dari negara lain mengaku ingin membahas invasi Rusia ke Ukraina. Menlu Kanada Melanie Joly terutama mengaku siap melawan propaganda Rusia di G20 Bali.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Menlu Kanada Siap Lawan Propaganda Rusia di G20 Bali

Menteri Luar Negeri Kanada Mélanie Joly akan datang ke acara G20 di Bali untuk menghadiri pertemuan para menteri luar negeri. Kehadiran Menlu Joly menandakan kehadiran dua perwakilan negara Amerika Utara, sebab Amerika Serikat juga sudah konfirmasi hadir. 

Berdasarkan siaran pers Kedutaan Besar Kanada, Menlu Joly akan datang ke Bali pada 6-9 Juli 2022. Masalah pangan dan invasi Rusia turut menjadi sorotan pemerintah Kanada. 

Menlu Joly disebut akan menegaskan kembali dukungan tegas Kanada kepada kedaulatan Ukraina. Ia pun akan mengajak negara-negara sahabat untuk menjunjung aturan-aturan dan institusi-institusi internasional.

"Pertemuan G20 ini terjadi saat titik kritis dalam sejarah dan tidak bisa menjadi bisnis seperti biasa. Dengan invasi ilegal Rusia ke Ukraina, Kanada harus hadir untuk menegur Rusia atas kebohongan-kebohongannya," ujar Menlu Joly.

Kehadiran Menlu Joly disebut akan digunakan untuk membalas misinformasi dari para perwakilan Rusia terkait invasi ke Ukraina.

Di hadapan para delegasi internasional, Kanada berjanji tidak akan memberikan panggung ke propaganda Rusia yang berusaha merasionalisasikan invasi ilegal yang terjadi ke negara berdaulat, atau memberi informasi sesat terkait konsekuensi global dari perang Ukraina.

Beberapa konsekuensi dari invasi Rusia yang disorot oleh Kanada adalah inflasi, keamanan ekonomi, energi internasional, perdamaian, dan keamanan.

Selain isu Rusia, Kanada juga akan membahas masalah perubahan iklim dan pandemi COVID-19. Masalah keseteraan perempuan turut menjadi fokus Kanada.

3 dari 4 halaman

Kehadiran Menlu Ukraina

Foreign Ministers Meeting atau FMM G20 bakal digelar dalam hitungan hari di Nusa Dua, Bali, pada Kamis dan Jumat, 7-8 Juli 2022. Seluruh Menteri Luar Negeri (Menlu) anggota G20 dikonfirmasi akan hadir di pertemuan tersebut, seperti disampaikan Menlu Retno Marsudi pada konferensi pers secara virtual di YouTube Sekretariat Presiden Jumat 1 Juli 2022 lalu.

Termasuk di antaranya Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmytro Kuleba. Hal itu dipastikan kembali oleh Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin.

"Menlu Dmytro Kuleba akan bergabung bersama, akan ambil bagian dalam pertemuan tingkat menteri di Bali secara online," ungkap Dubes Vasyl dalam konferensi pers online pada Selasa (5/7).

"Dan dia akan menyampaikan pidato online, mungkin tidak akan direkam tetapi akan secara live. Jadi mudah-mudahan kita akan melihat apa yang akan dia sampaikan tentang satu isu yang sangat menarik," imbuhnya lagi.

Dalam kesempatan itu, Dubes Vasyl juga mengatakan ada hal yang jadi perhatian adalah terkait pesan dari Presiden Ukraina kepada Jokowi untuk Vladimir Putin. "itu adalah kejutan besar bagi kami, dan kemudian saya mencoba menjelaskannya kepada semua orang."

"Pesan dari Ukraina ke Rusia, disampaikan oleh Presiden."

Menurutnya, pesan tersebut bisa memiliki tiga arti.

"Salah satu artinya adalah sesuatu yang tertulis di atas kertas seperti pesan tertulis yang diambil di suatu tempat. Kedua adalah sesuatu yang diucapkan seperti dibentuk secara verbal dan disampaikan kepada pihak lain," jelasnya.

"Dan pemahaman ketiga adalah setelah data cukup berbicara, dengan pembicaraan lain antara presiden setelah bertukar pandangan dan setelah kedua belah pihak saling memahami," tambahnya.

4 dari 4 halaman

Menlu AS Akan Hadiri KTT G20

Menteri Luar Negeri AS Antony J. Blinken dipastikan bakal berkunjung ke Bali, Indonesia untuk menghadiri Foreign Ministers Meeting atau FMM G20 di Nusa Dua, Bali. Kemudian beliau melanjutkan lawatannya ke Bangkok, Thailand. Rangkaian tersebut akan dilakukan pada 6-11 Juli 2022.

"Menteri Luar Negeri Blinken pertama-tama akan melawat ke Bali, Indonesia, untuk menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri G20. Di sana, Menlu Blinken akan meneguhkan kembali komitmen kami untuk bekerja sama dengan para mitra internasional dalam menghadapi tantangan global, termasuk kerawanan pangan dan energi, serta ancaman berlanjutnya perang Rusia melawan Ukraina terhadap tatanan internasional," demikian menurut informasi dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Kamis (6/7). 

Selain menghadiri pertemuan-pertemuan terkait G20, Menlu Blinken akan melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu RI Retno Marsudi. Di antara pertemuan-pertemuan bilateral lainnya, Menlu Blinken juga akan bertemu dengan Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri Republik Rakyat China (RRC), Wang Yi, di sela-sela G20.

Sementara itu, di Bangkok, Thailand, Menlu Blinken akan bertemu dengan Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha dan Wakil Perdana Menteri serta Menteri Luar Negeri Don Pramudwinai.

"Menlu Antony Blinken berharap dapat mendiskusikan berbagai isu, termasuk menggunakan keberhasilan agenda APEC 2022 Thailand untuk semakin menyukseskan APEC 2023 di mana kami akan menjadi tuan rumah, memperluas kerja sama di bidang kesehatan dan iklim, dan mengatasi krisis di Burma," jelas Kedubes AS di Jakarta dalam pernyataan tertulisnya.

Selain itu, Menlu AS itu juga akan bertemu dengan para alumni program pertukaran AS, mengunjungi Pusat Operasi Darurat Departemen Pengendalian Penyakit Thailand, dan mengunjungi pusat penampungan dan kesejahteraan bagi korban perdagangan manusia.

Aliansi AS-Thailand dianggap sangat penting untuk memajukan Strategi Indo-Pasifik presiden untuk mewujudkan kawasan ini menjadi bebas dan terbuka, terhubung, makmur, aman, dan tangguh.