Sukses

Menlu AS dan Rusia Disebut Bakal Jadi Sorotan KTT G20 di Bali

Pembahasan dalam KTT Menlu G20 di Bali diperkirakan bakal tetap didominasi tema invasi Rusia ke Ukraina dan dampak globalnya.

, Jakarta - Pembahasan dalam KTT Menlu G20 di Bali diperkirakan bakal tetap didominasi tema invasi Rusia ke Ukraina dan dampak globalnya.

Sejauh ini Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov sudah memberi konfirmasi kehadirannya di Bali. Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock juga akan terbang Rabu 6 Juli 2022 sore dari Jerman.

Pertemuan tingkat menteri ini dimaksudkan untuk mempersiapkan KTT G20 di Bali November mendatang. 

Pertemuan di Bali akan menandai pertama kalinya Menlu AS Blinken dan Menlu Rusia Lavrov berada di ajang yang sama, setelah invasi Rusia ke Ukraina. Kendati demikian tidak ada indikasi bahwa keduanya akan bertemu dan melakukan pembicaraan empat mata. Namun tanpa pertemuan terpisah itu pun, Blinken dan Lavrov akan menjadi sorotan dan berada dalam posisi yang sulit.

Departemen Luar Negeri AS hari Selasa 5 Juli mengumumkan, Antony Blinken akan mengadakan pembicaraan terpisah dengan Wang Yi. Pertemuan itu diumumkan setelah utusan perdagangan China menyatakan keprihatinannya, terkait pengenaan tarif atas impor China oleh Washington dalam percakapan telepon dengan Menteri Keuangan AS, Janet Yellen. Kelihatannya, kedua pihak sekarang akan berusaha mencapai kemajuan dalam masalah ini dan membuat terobosan jangka pendek.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Tidak Ada Pertemuan Formal AS-Rusia

Para pejabat AS mengatakan, selain dengan Wang, Blinken juga akan mengadakan pembicaraan bilateral di Bali dengan rekan-rekan dari negara-negara lain, terutama India, yang telah meningkatkan pembelian minyak Rusia, bahkan ketika AS dan Eropa mencoba untuk menghentikan aliran uang dari pendapatan minyak untuk Moskow.

Departemen Luar Negeri AS menyatakan, tidak akan ada pertemuan formal antara Blinken dan Lavrov di Bali. "Kami ingin melihat Rusia serius dalam diplomasi," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price. "Itu yang belum kita lihat. Kami ingin agar Rusia memberi kami alasan untuk bertemu secara bilateral dengan mereka, dengan Menteri Luar Negeri Lavrov, tetapi satu-satunya hal yang kami muncul dari Moskow adalah lebih banyak kebrutalan dan agresi terhadap rakyat dan negara Ukraina.”

Pemerintahan Biden sudah menyatakan, tidak akan ada "bisnis seperti biasa" dengan Moskow selama perang di Ukraina berlanjut. Tetapi baik Ned Price maupun pejabat AS lainnya tidak mengesampingkan kemungkinan pertemuan Blinken dan Lavrov dalam satu ruangan di Bali, yang akan menjadi yang pertama sejak mereka terakhir bertemu di Jenewa pada Januari lalu. Ned Price sendiri menolak untuk membahas apa yang disebutnya sebagai "koreografi” G20.

Kedutaan Besar Rusia di Jakarta mengatakan, Menlu Sergei Lavrov akan melakukan serangkaian pembicaraan bilateral di Bali. Lavrov sendiri mengatakan kepada kantor berita Rusia,Tass: Mengenai pertemuan (bilateral), ada beberapa permintaan. Akan ada serangkaian pertemuan." Namun Lavrov yang saat ini berada di Vietnam tidak merinci, negara mana saja yang akan melakukan pertemuan bilateral dengannya di Bali. 

3 dari 4 halaman

Menlu Jerman ke Indonesia, Palau dan Jepang

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock akan berangkat menuju Bali hari Rabu sore (06/07), kemudian akan melanjutkan perjalanan ke Palau dan Jepang, kata Kementerian Luar Negeri di Berlin.

Annalena Baerbock juga akan melakunkan serangkaian pembicaraan bilateral, antara lain dengan Menlu Indonesia Retno marsudi, kata Kemlu di Berlin. Setelah pertemuan tingkat menteri luar negeri G20 berakhir hari Jumat (08/07), Menlu Jerman direncanakan akan melanjutkan perjalanan ke Palau, yang terutama menghadapi dampak perubahan iklim.

Mengakhiri lawatannya ke Asia kali ini, Annalena Baerbock akan melakukan lawatan ke Jepang dan mengunjungi museum bom atom di Nagasaki pada hari Minggu 10 Juli, kemudian melakukan serangkaian pembicaraan politik keesokan harinya di Tokio. 

4 dari 4 halaman

KTT G20 Dibayangi Invasi Rusia ke Ukraina

Sebagaimana banyak pertemuan dipomatik internasional lainnya baru-baru ini, pertemuan di Bali juga akan difokuskan pada Ukraina selagi para peserta sedang mempersiapkan panggung untuk pertemuan puncak para pemimpn G20, yang juga akan diselenggarakan di Bali pada November nanti.

Namun tidak seperti KTT G7 di Jerman dan pertemuan puncak NATO di Spanyol pekan lalu, KTT G20 akan memiliki cita rasa berbeda.

China dan banyak peserta lain – termasuk India, Afrika Selatan, Brasil dan beberapa negara berkembang berpengaruh lainnya – telah menolak menandatangani tentangan Amerika dan Eropa terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

Sebagian pihak bahkan menolak mentah-mentah permohonan Barat untuk ikut mengutuk konflik tersebut; yang oleh Amerika dan sekutunya dilihat sebagai serangan langsung terhadap tatanan berbasis aturan internasional yang telah berlaku sejak akhir Perang Dunia II.

Perbedaan sikap ini telah mendorong terjadinya pertemuan persiapan yang berpotensi kontroversial menjelang KTT G20 bulan November nanti, di tengah pertanyaan tentang apakah Presiden Rusia Vladimir Putin akan hadir atau tidak.

Amerika telah memperjelas bahwa pihaknya tidak yakin Putin harus hadir, tetapi telah menyerukan kepada Indonesia – selaku tuan rumah – untuk mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy jika pemimpin Rusia itu tetap berpartisipasi dalam pertemuan penting itu