Liputan6.com, London - Pemerintahan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sedang dilanda badai politik. Skandal dan kontroversi membuat para menteri di kabinet Boris Johnson mundur berjamaah.Â
Yang awalnya membuat geger adalah ketika Menteri Keuangan Rishi Sunak mundur dari kabinet. Sunak turut memberikan kritik agar pemerintah lebih kompeten.Â
Advertisement
Baca Juga
Salah satu kontroversi yang menerpa adalah Partygate, yakni ketika PM Johnson ketahuan pesta saat lockdown ketat di pandemi COVID-19.
Menurut laporan The Spectator, Kamis (7/7/2022), ada enam menteri level kabinet (Secretary) yang mundur, mereka adalah:
1. Oliver Dowden (Menteri tanpa Portfolio)
2. Sajid Javid (Menteri Kesehatan dan Pelayanan Sosial)Â
3. Rishi Sunak (Menteri Keuangan)Â
4. Simon Hart (Menteri Wales)Â
5. Brandon Lewis (Menteri Irlandia Utara)Â
6. Michelle Donelan (Menteri Pendidikan)Â
Ada juga sekitar 20 menteri-menteri level junior (minister) yang mundur, seperti Stuart Andrew (perumahan), Alex Bughart (pendidikan), Mike Freer (ekspor), Lee Rowley (industri), Victoria Atkins (penjara), Julie Lopez (budaya), Mims Davies (ketenagakerjaan), Damian Hinds (keamanan), James Cartlidge (kehamikan), Chris Philp (teknologi), George Freeman (sains), Will Quince (anak-anak dan keluarga), dan sejumlah pejabat lain.Â
Solicitor General Alex Chalk juga mundur, begitu pula sejumlah perwakilan dagang Inggris.Â
PM Boris Johnson belum memutuskan turun dari kursi Perdana Menteri, meski ia sudah melepas jabatan ketua Partai Konservatif. Sebelumnya, Johnson juga selamat dari mosi tidak percaya.Â
Masih ada lebih dari selusin Secretary yang tetap loyal di kabinet PM Johnson, termasuk nama-nama berpengaruh seperti Menteri Luar Negeri Liz Truss, Menteri Kehakiman dan Deputi PM Dominic Raab, Menteri Pertahanan Ben Wallace, dan Menteri Brexit Jacob Rees-Mogg.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Boris Johnson Baru Mau Mundur Sebagai PM Inggris Oktober 2022
Boris Johnson belum mau mundur sebagai perdana menteri Inggris sampai musim gugur, sekitar Oktober 2022.
Dikutip dari laman BBC, Kamis (7/7) PM Boris Johnson disebutkan telah mundur dari posisinya sebagai pemimpin Partai Konservatif Inggris.Â
Hal ini menyusul pengunduran diri sejumlah menterinya pagi hari ini waktu Inggris.
Johnson disebutkan telah meninggalkan situasi luar biasa di mana negara itu menghadapi krisis biaya hidup serta perang yang sedang berlangsung di Ukraina.
Â
Ada pertanyaan nyata atas konstitusi - dengan pemerintah Skotlandia menuntut referendum lain tentang kemerdekaan.
Analis Nick Eardley menduga alasan Johnson ingin tetap menjadi perdana menteri sampai musim gugur adalah untuk mencoba dan menyelesaikan beberapa masalah itu.
Kemudian untuk mencoba dan mengatakan "ada hal-hal yang ingin ia sampaikan sebelum pergi".
"PM Inggris harus minta maaf kepada Ratu," kata mantan menteri George Freeman.
"Ada lebih banyak reaksi terhadap pengunduran diri Boris Johnson sebagai pemimpin Konservatif dari para menteri yang telah memintanya untuk pergi dalam 24 jam terakhir."
George Freeman, yang mengumumkan pengunduran dirinya sebagai menteri sains pagi ini, mengatakan Johnson harus meminta maaf kepada Ratu dan menyarankannya untuk segera memanggil Perdana Menteri Inggris sementara.
Seperti yang dilaporkan editor politik BBC Chris Mason, Johnson berencana untuk tetap pada jabatannya sebagai perdana menteri hingga musim gugur sehingga kontes kepemimpinan Konservatif dapat diadakan dan penggantinya dikonfirmasi.
Â
Advertisement
Gelombang Suara Minta Boris Johnson Mundur
Gelombang pengunduran diri yang diajukan untuk Boris Johnson terus mengalir dari pemerintah atas kepemimpinannya. Sehingga memutuskan untuk mundur.
Anggota senior kabinetnya, termasuk kanselir Nadhim Zahawi, mendesaknya untuk mengundurkan diri dan "pergi dengan bermartabat".
Johnson diperkirakan akan memberikan pernyataan pengunduran diri di luar No 10 Downing Street nanti.
Boris Johnson mundur dari jabatannya sebagai pemimpin Partai Konservatif Inggris setelah kehilangan dukungan dari para menteri dan anggota parlemennya, penyataan resminya akan disampaikan segera.
Kontes kepemimpinan Partai Konservatif akan berlangsung musim panas ini dan perdana menteri baru akan menggantikan posisinya pada waktunya untuk konferensi partai pada bulan Oktober.
Sementara itu, Johnson akan terus menjabat sebagai perdana menteri, demikian dikutip dari laman BBC, Kamis (7/7).
Ketika Menkeu Mundur
Menteri Keuangan (Chancellor of the Exchequer) Rishi Sunak dan Menteri Kesehatan dan Pelayanan Sosial Sajid Javid kompak mundur dari kabinet Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Mereka berdua kecewa dengan skandal-skandal yang terjadi di pemerintahan.Â
Dilansir BBC, Rabu (6/7), Sunak dan Javid mengumumkan mundur pada saat yang hampir bersamaan. Sunak berpesan agar pemerintah dilaksanakan "secara proper, kompeten, dan serius."Â
Sementara, Javid mengaku sudah kehilangan kepercayaan terhadap Boris Johnson yang beberapa waktu lalu selamat dari mosi tidak percaya.Â
PM Johnson sempat terjerat kontroversi karena ketahuan mengadakan pesta saat ada lockdown ketat (Partygate). Ia pun kembali dikritik karena memberikan jabatan kepada seseorang yang pernah dituduh melakukan pelecehan seksual.Â
Solicitor General Inggris dan Wales, Alex Chalk, juga memutuskan untuk mundur. Salah satu yang ia sorot adalah kasus Partygate. Chalk berkata kepercayaan publik kepada Downing Street sudah semakin runtuh.
"Saya khawatir waktunya telah tiba untuk adanya kepemimpinan baru," ujar Chalk.
Menteri Pendidikan Nadhim Zahawi dirotasi menjadi Menteri Keuangan yang baru. Steve Barclay diangkat menjadi Menteri Kesehatan.Â
Barclay mengaku merasa terhormat atas posisi barunya, serta memuji para petugas kesehatan yang bekerja selama pandemi COVID-19.
Advertisement