Liputan6.com, Karachi - Beberapa bintang media sosial memenangkan ketenaran mereka melalui penampilan, yang lain melalui lelucon. Tapi Simba si bayi kambing telah memenangkan hati netizen dengan telinganya yang sangat panjang - 22 inci (56 sentimeter) dan terus tumbuh.
Mengutip Al Arabiya, Sabtu (9/7/2022), anak kambing berkulit kuning kecoklatan itu telah menarik ribuan pengikut di YouTube dan saluran lainnya sejak ia lahir di Karachi, Pakistan pada 4 Juni.
Baca Juga
Peternaknya, Mohammad Hassan Narejo, telah mengirimkan detail telinga Simba ke Guinness Book of Records, meskipun dia tidak yakin kambingnya memenuhi kriteria. Ia masih menunggu jawaban.
Advertisement
Ketika Simba lahir, telinganya panjangnya 19 inci (48 cm). Seiring bertumbuh, telinganya pun memanjang tiga inci lagi hanya dalam waktu sebulan dan tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti.
"Saya membuatkan sabuk atau kantong beludru khusus untuk menjaga telinganya, sehingga dia bisa berlari dan bermain dengan mudah tanpa terganggu telinganya," kata Narejo kepada Reuters.
Narejo bekerja di departemen kontrol lalu lintas udara bandara Karachi, tetapi hasratnya adalah beternak kambing, dan dia memiliki rencana besar untuk Simba.
"Saya berencana untuk mengawetkan sperma Simba untuk inseminasi buatan, sehingga jika Tuhan berkehendak mengambilnya, keturunannya bisa melanjutkan," kata Narejo.
Dia memberi makan Simba tiga kali sehari dengan susu dan telah mengambil langkah-langkah lain untuk memastikan kesejahteraannya - termasuk benang hitam di sekitar tenggorokan hewan untuk menangkal evil eye (mata jahat) -- hal buruk seperti kutukan, kepercayaan orang Pakistan.
"Evil eye dapat menghancurkan gunung. Dia hanya anak kambing dengan status selebritas," kata Narejo.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Punya Tinggi 51 Cm, Rani Si Sapi Kerdil di Bangladesh Curi Perhatian Warga
Sebelumnya, pengunjung berbondong-bondong ke sebuah peternakan di Bangladesh untuk melihat selebritas baru: sapi kerdil bernama Rani. Binatang itu telah mencuri perhatian warga setempat.
Sapi Bhutti atau Bhutan yang berusia 23 bulan ini tingginya hanya 51 cm, dan beratnya 28 kg.
Meskipun negara tersebut tengah lockdown nasional akibat COVID-19, lebih dari 15.000 orang dilaporkan mengunjungi Rani di pertaniannya di Charigram, dekat ibu kota Dhaka.
Manajer peternakan Hasan Howladar telah mendaftarkan Rani ke Guinness Book of Records, mengatakan sapi itu adalah sapi terkecil di dunia.
"Saya belum pernah melihat yang seperti ini dalam hidup saya," kata pengunjung Rina Begum kepada BBC Bangla yang dikutip Jumat (9/7/2021).
Howladar membeli sapi Rani tahun lalu dari pertanian lain di distrik Naogaon barat laut Bangladesh.
Sapi Rani Sulit Berjalan
Howladar mengatakan Rani memiliki kesulitan berjalan dan takut dengan sapi lain di peternakan Shikor Agro, jadi binatang itu dipisahkan dari kawanan lainnya.
"Dia tidak makan banyak. Dia makan sedikit dedak dan jerami dua kali sehari," kata Howladar. "Dia suka berkeliaran di luar dan tampak bahagia saat kami menggendongnya."
Gelar sapi terkecil di dunia dipegang oleh Manikyam, di negara tetangga India, yang berukuran 61,1 cm dari kaki hingga pundak.
Howladar mengatakan kepada BBC bahwa penyelidik dari Guinness Book of Records akan mengunjungi pertaniannya tahun ini, untuk melihat apakah Rani akan menyabet gelar juara.
Dengan hanya beberapa minggu lagi menuju hari raya Idul Adha, muncul spekulasi apakah Rani akan dijual untuk kurban. Tetapi otoritas pertanian mengatakan mereka tidak punya rencana untuk berpisah dengannya.
Advertisement
Sapi Bermata Tiga yang Disembah Warga Desa di India
Sapi bagi penduduk di India merupakan hewan yang dianggap suci dan di desa Kolathur, Tamil Nadu, India ada anak sapi yang terlahir dengan sebuah 'mata' tambahan di dahinya. Hal ini kemudian membuat warga desa tersebut meyakini anak sapi unik tersebut sebagai titisan Dewa Siwa.
Mendengar berita ini, penduduk desa lain yang dekat dengan Desa Kolathur pun berdatangan untuk menyaksikan langsung anak sapi bermata tiga tersebut.
Rajesh, sang pemilik anak sapi tersebut mengatakan bahwa anak sapi itu sudah menciptakan keajaiban yang membawa berkah untuk desa tersebut.
“Anak sapi ini adalah keajaiban, jadi kami menyembah dan berdoa kepadanya seperti kami menyembah dewa,” kata Rajesh, seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (16/9/2014).
“Kami percaya jika menyembah anak sapi ini, maka akan memberikan keberuntungan bagi kita dan orang-orang di sekitar kita,” tambahnya.
Salah seorang warga, Sharmila, mengatakan bahwa sapi ini lahir dengan tiga mata seperti dewa kepercayaan bagi agama Hindu.
"Itulah sebabnya kami datang ke sini untuk melihat dan mencari berkah anak sapi itu. Bukan hanya kami, tapi semua orang dari desa terdekat mengunjungi tempat ini," ucap Sharmila.
Lebih lanjut, Siwa adalah salah satu dewa utama dalam agama Hindu sekaligus menjadi makhluk tertinggi dalam Siwaisme, salah satu denominasi agama Hindu paling berpengaruh.
Salah satu ciri khas Dewa Siwa adalah mata ketiga di dahinya yang diyakini bisa mengeluarkan api. Saat Siwa murka, dia akan membuka mata ketiganya untuk membakar apa pun menjadi abu.
Lucunya! 9 Domba Terlahir Glow in The Dark
Domba dikenal sebagai hewan berkaki empat yang memiliki bulu keriting, berwarna putih dan mengembik. Namun belum lama ini jenis hewan tersebut kedatangan tamu baru, dengan tambahan ciri baru glow in the dark atau bersinar di dalam gelap.
Domba glow in the dark pertama di dunia itu lahir pada Oktober 2012, hasil 'racikan' para ilmuan yang menyuntikkan protein hijau ke gen domba-domba itu. Alhasil, domba tersebut bisa menyala bila terkena sinar ultraviolet.
"Dombanya sehat dan berperilaku normal. Mereka hanya bersinar," kata kepala peneliti Alejo Menchaca seperti dilansir dari News.com.au Senin (25/4/2013).
Para ilmuwan dari Institut Reproduksi Hewan Uruguay itu memodifikasi gen dari 9 domba itu, dengan menggunakan green fluorescent protein yang ditemukan dalam ubur-ubur Aequorea Victoria.
Dr Alejo mengatakan, mereka melakukan percobaan itu untuk menyempurnakan teknik glow in the dark yang pernah mereka lakukan sebelumnya.
Domba bukanlah hewan pertama yang telah secara genetik dimodifikasi untuk bersinar dalam gelap. Meskipun hasilnya unik, namun ada sisi serius untuk percobaan itu. Para ilmuwan menggunakan penelitian tersebut untuk lebih memahami penyakit hewan dan manusia.
Dan siapa tahu, ilmu pengetahuan tersebut dapat membuat kostum rajutan Anda glow in the dark juga.
Advertisement