Sukses

Aksi Viral Rakyat Sri Lanka Mandi, Renang, dan Tidur di Istana Kepresidenan

Rakyat Sri Lanka melampiaskan emosi mereka dengan menyerbut istana negara.

Liputan6.com, Colombo - Semakin banyak beredar foto-foto rakyat Sri Lanka yang menyerbu Istana Kepresidenan. Mereka tampak meluapkan emosi mereka di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan. 

Di Twitter, beredar video warga yang berenang di area Istana Kepresidenan, mayoritas adalah demonstran laki-laki. Ada juga foto seseorang yang menggunakan shower di kamar mandi. 

Demonstran lainnya ada yang bersama-sama beristirahat di kamar tidur dan sofa, serta ada yang berpose layaknya dua pejabat di ruang tamu. 

<p>Warga Sri Lanka tidur di Istana Kepresidenan. Dok: Twitter: @GeorgeAnagli</p>

Para pasukan penjaga keamanan tampak tak berdaya di tengah kepungan lautan massa. 

Presiden Gotabaya Rajapaksa sedang tak berada di Istana Kepresidenan ketika penyerbuan terjadi. Namun, Presiden Rajapaksa sudah berjanji akan mundur pada 13 Juli 2022. 

Ketua Parlemen Mahinda Abeywardana memastikan bahwa Rajapaksa akan turun. Ada spekulasi bahwa Abeywardana akan menjadi plt. presiden di Sri Lanka. 

News.com.au juga menyebut bahwa Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe akan melepas jabatannya. Rumah Wickremesinghe dibakar oleh massa, tetapi sang PM sedang tidak berada di rumah. 

Krisis ekonomi yang terjadi di Sri Lanka dipicu oleh berbagai sebab. Proyek-proyek yang dilakukan Rajapaksa disebut menjadi salah satu penyebabnya. Utang ke luar negeri membengkak, termasuk ke China. Pandemi COVID-19 dan serangan terorisme pada 2019 turut berdampak kepada industri pariwisata.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Transisi Damai

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa akhirnya mengumumkan pengunduran dirinya pada Sabtu 9 Juli 2022, beberapa jam setelah kerumunan pengunjuk rasa yang marah mengejarnya ke kediamannya. Hal itu terjadi ketika berbulan-bulan frustrasi yang disebabkan oleh krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Presiden Gotabaya Rajapaksa bahkan harus dikeluarkan dari kediamannya oleh pasukan yang melepaskan tembakan ke udara untuk mencegah kerumunan orang di luar. Segera setelah mereka menyerbu istana presiden, kantor pinggir laut Rajapaksa di dekatnya juga jatuh ke tangan para pengunjuk rasa. 

Pada waktu yang hampir bersamaan, pemimpin Sri Lanka itu dikabarkan naik kapal angkatan laut di pelabuhan Kolombo dan dibawa ke perairan selatan pulau itu, di mana dia memberi tahu bahwa dia akhirnya tunduk pada seruan berbulan-bulan untuk pengunduran dirinya.

"Untuk memastikan transisi damai, presiden mengatakan dia akan mundur pada 13 Juli," kata ketua parlemen Mahinda Abeywardana dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi seperti dikutip dari AFP, Minggu (10/7).

Awal Penyerbuan

Ratusan ribu orang berkumpul di ibu kota Kolombo untuk menuntut pemerintah bertanggung jawab atas kesalahan pengelolaan keuangan negara, dan atas kekurangan pangan dan bahan bakar yang melumpuhkan.

Setelah menyerbu gerbang istana kepresidenan Sri Lanka, kerumunan pengunjuk rasa berjalan melalui kamarnya, dengan beberapa di antara kerumunan yang riuh melompat ke kolam renang.

Laporan India Today menyebut bahkan para pengunjuk rasa terlihat berolahraga di gym kepresidenan, dan melahap makanan di dapur presiden.

Mengutip AFP, demonstran lain dilaporkan terlihat tertawa dan bersantai di kamar tidur yang megah di kediaman itu. Salah satunya mengeluarkan apa yang dia klaim sebagai underwear alias celana dalam Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa.

 

3 dari 4 halaman

Demonstran Sri Lanka Klaim Temukan Uang di Istana Presiden

Sabtu 8 Juli 2022 demonstran menyerbu kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa. Para pengunjuk rasa mengatakan mereka akan terus menduduki kediaman presiden dan perdana menteri Sri Lanka sampai kedua pemimpin secara resmi mengundurkan diri.

Dalam salah satu video di media sosial, seperti dikutip dari ANI, Senin (11/7), pengunjuk rasa terlihat menghitung uang kertas yang mereka klaim ditemukan di kediaman resmi Presiden. 

Para pengunjuk rasa yang menyerbu rumah Presiden Gotabaya Rajapaksa pada hari Sabtu di tengah krisis ekonomi terburuk di negara itu mengklaim telah mendapatkan sejumlah besar uang dari rumah tersebut, media lokal melaporkan.

Dalam salah satu video di media sosial, pengunjuk rasa terlihat menghitung uang kertas yang mereka klaim digali dari kediaman resmi Presiden, kata outlet media.

Dalam video tersebut, disebutkan demonstran mengklaim jumlah temuan uang cash di kediaman presiden Sri Lanka mencapai 17,8 juta mata uang setempat, Rupee Sri Lanka.

Menurut surat kabar harian Sri Lanka, Daily Mirror, dilaporkan bahwa uang yang diperoleh telah diserahkan ke unit keamanan.

Beberapa video dramatis juga telah beredar di media sosial setelah pergolakan hari Sabtu, di mana ribuan pengunjuk rasa menyerbu kediaman resminya di ibu kota Kolombo, memaksa Presiden Sri Lanka melarikan diri ke lokasi yang tidak diketahui.

4 dari 4 halaman

Dokter hingga Bankir Ikut Aksi Demo Krisis Ekonomi di Sri Lanka

Dokter hingga bankir termasuk di antara ribuan warga Sri Lanka yang menuntut pemerintah menyelesaikan kekurangan bahan bakar dan krisis ekonomi.

Aksi demonstrasi di jalanan selama berminggu-minggu menentang permasalahan tersebut terjadi berlarut-larut seperti pemadaman listrik dan kekurangan makanan serta obat-obatan. 

Buntutnya, membawa perubahan dalam pemerintahan bulan lalu setelah sembilan orang tewas dan sekitar 300 terluka dalam protes, demikian dikutip dari laman CNN, Minggu (10/7).

 

Dibiarkan dengan bahan bakar yang cukup untuk sekitar satu minggu dan pengiriman baru setidaknya dua minggu lagi, pemerintah membatasi pasokan untuk layanan penting, seperti kereta api, bus dan sektor kesehatan.

Kantor perdana menteri mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pengiriman bensin yang dipesan pemerintah akan tiba pada 22 Juli, sementara Lanka IOC, sebuah unit dari Indian Oil Corporation, mengharapkan pengiriman bensin dan solar sekitar 13 Juli.

"Pemerintah juga berusaha mengamankan pengiriman bahan bakar lebih awal. Namun, sampai hal itu dikonfirmasi, rinciannya tidak akan dirilis," kata pernyataan itu.

Dokter, perawat, dan staf medis mengatakan bahwa meskipun ditunjuk sebagai pekerja esensial, mereka berjuang untuk menemukan bahan bakar yang cukup untuk mulai bekerja.

“Ini situasi yang tidak mungkin, pemerintah harus memberikan solusi kepada kita,” kata Mediwatta, sekretaris salah satu serikat perawat terbesar di Sri Lanka.