Liputan6.com, Boca Chica - Sebuah roket pendorong (booster rocket) yang dikembangkan oleh SpaceX milik Elon Musk untuk pesawat ruang angkasa Starship generasi berikutnya terbakar selama uji coba di Texas pada Senin (11/7/2022).
Insiden ini sebut sebagai kemunduran dari tujuan Musk untuk meluncurkan Starship ke orbit tahun ini, dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (12/7/2022).
"Ya, sebenarnya tidak bagus. Tim sedang menilai kerusakan," kata Musk di Twitter setelah ledakan prototipe Super Heavy Booster 7, seperti yang terlihat dalam streaming langsung yang direkam oleh situs web NASA Spaceflight.
Advertisement
"Tidak ada indikasi cedera," tambahnya.
Ledakan itu, yang menelan dasar roket bola api menyebabkan munculnya asap tebal serta mengguncang kamera video, kata Elon Musk.
Baca Juga
"Ke depan, kami tidak akan melakukan tes putaran awal dengan semua 33 mesin sekaligus," katanya di Twitter.
Booster rocket ini tetap berdiri tegak, dialihkan ke bagian gantry uji sesudahnya.
Kegagalan itu terjadi di tengah-tengah kampanye uji kebakaran statis selama berhari-hari di Boca Chica, Texas.
Kala itu, booster rocket ini dilengkapi dengan 33 mesin Raptor untuk digunakan dalam uji terbang orbital tanpa awak yang diharapkan SpaceX diluncurkan akhir tahun ini.
Starship lengkap SpaceX, yang akan berdiri setinggi 394 kaki (120 meter) ketika dikawinkan dengan booster tahap pertama yang tak kalah berat bobotnya.
SpaceX tidak segera menanggapi permintaan media untuk mengomentari ledakan pada Senin (11/7).
Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) juga tidak segera menanggapi ketika ditanya apakah akan menyelidiki ledakan tersebut.
Pada akhir 2020 dan awal 2021, SpaceX kehilangan empat prototipe Starship-nya dalam serangkaian peluncuran uji ketinggian ketika upaya pendaratan kembali berakhir dengan ledakan. Prototipe Starship akhirnya membuat pendaratan yang aman pada Mei 2021.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Elon Musk Batal Akuisisi, Saham Twitter Merosot
Saham Twitter Inc melemah pada Jumat malam, 8 Juli 2022 setelah Elon Musk akhiri perjanjian senilai USD 44 miliar atau sekitar Rp 659,17 triliun (asumsi kurs Rp 14.981 per dolar Amerika Serikat) untuk akuisisi Twitter.
Saham Twitter ditutup susut 4,98 persen ke posisi USD 36,81 pada perdagangan regular. Saham Twitter turun 9 persen usai perdagangan setelah pengajuan dari Elon Musk menjelaskan karena abaikan kesepakatan. Selain itu, saham media sosial lainnya saham Snap Inc dan Pinterest melemah sekitar 1 persen.
Di sisi lain, kabar tersebut mendorong saham Tesla Inc, produsen mobil listrik yang dipimpin Musk menguat 3 persen.
Saham Twitter telah naik bak roller coaster sejak Musk menawarkan untuk membeli perusahaan media sosial tersebut pada akhir April 2022.
Namun, saham tersebut bernasib lebih baik dari pada saham teknologi lainnya yang berada di bawah tekanan seiring lonjakan inflasi dan the Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat yang berusaha meredam inflasi.
Saham Twitter merosot 15 persen sepanjang 2022. Koreksi saham itu lebih rendah ketimbang indeks Nasdaq yang susut 26 persen untuk indeks Nasdaq 100.
Analis Wedbush menuturkan, kesepakatan yang runtuh itu sebagai “skenario buruk” untuk Twitter yang sekarang mungkin hadapi pertempuran hukum berlarut-larut dengan Musk. Analis Bloomberg Intelligence Mandeep Singh dan Ashley Kim menuturkan, tanpa Musk, Twitter berpotensi menarik tawaran saingan.
"Kami percaya Twitter dapat menemukan tawaran yang bersaing, mengingat sejumlah nama besar telah dikaitkan dengan pembicaraan akuisisi termasuk Disney, Google, Salesforce.com, Microsoft dan Verizon,” ujar sejumlah analis.
“Setiap tawaran yang bersaing dari saham, setidaknya 15-20 persen lebih rendah dari tawaran Musk USD 44 miliar,”
Dewan Twitter berkomitmen untuk akuisisi dan berencana mengambil tindakan hukum untuk menegakkan ketentuan kesepakatan.
Advertisement
Elon Musk Batal Beli Twitter
Sebelumnya, Elon Musk mengumumkan dirinya batal membeli Twitter seharga USD 44 miliar atau sekitar Rp 659 triliun.
CEO Tesla itu menyebutkan, Twitter telah membuat pernyataan yang menyesatkan atas jumlah bot spam di platform jejaring sosial tersebut.
"Terkadang Twitter mengabaikan permintaan Musk, terkadang menolaknya karena alasan yang tampaknya tidak dapat dibenarkan," tulis pengacara Musk, Mike Ringler, sebagaimana dikutip dari NPR, Sabtu (9/7/2022).
Dia menambahkan, "Twitter juga terkadang mengklaim telah mematuhi permintaan Musk, sambil memberikan informasi yang tidak lengkap atau tidak dapat digunakan oleh Elon Musk dan timnya."
Sejumlah pahak hukum mengatakan, hal ini tidak menjadi alasan yang cukup untuk membatalkan kesepakatan senilai USD 44 miliar dimana Musk akan dikenai denda yang besar.
Menanggapi surat resmi Elon Musk, ketua dewan Twitter mengatakan pihaknya berencana untuk menuntut bos Tesla dan SpaceX tersebut.
"Dewan Twitter berkomitmen untuk menutup transaksi pada harga dan persyaratan yang disepakati dengan Mr. Musk," kata Bret Taylor dalam tweet.
Dia menjelaskan, "Kami berencana untuk mengambil tindakan hukum untuk menegakkan perjanjian merger, dan yakin akan menang di Pengadilan Kanser Delaware."
Kabar Elon Musk batal beli Twitter ini merupakan puncak dari spekulasi berbulan-bulan, dimana bos Tesla itu bersikap acuh atas rencana tersebut.
Awal pekan ini, pembelian Twitter Musk dilaporkan berada dalam "bahaya serius" karena negosiasi berlarut-larut. Sekarang telah dibatalkan seluruhnya.
Twitter Bakal Ambil Langkah Hukum Usai Elon Musk Batalkan Pembelian
Sebelumnya, Dewan Twitter menyatakan pihaknya akan melakukan langkah hukum usai Elon Musk memastikan dirinya batal membeli perusahaan tersebut. Seperti diketahui, Elon berencana membeli Twitter dengan harga USD 44 miliar atau sekitar Rp 659 triliun.
"Dewan Twitter berkomitmen menutup transaksi dengan harga dan persyaratan yang disepakati dengan Musk dan berencana mengambil tindakan hukum untuk menegakkan perjanjian merger. Kami yakin akan menang di Delaware Court of Chancery," tulis ketua dewan Twitter, Bret Taylor seperti dikutip dari kicauannya, Sabtu (9/7/2022).
Di sisi lain, keputusan Elon Musk untuk membatalkan pembelian Twitter karena perusahaan tersebut dianggap telah membuat pernyataan menyesatkan atas jumlah bot spam yang ada di platformnya. Menurut pengacara Elon, Mike Ringler, Twitter juga terkadang mengabaikan permintaan bos Tesla tersebut.
"Twitter juga terkadang mengklaim telah mematuhi permintaan Musk, sambil memberikan informasi yang tidak lengkap atau tidak dapat digunakan oleh Elon Musk dan timnya," tutur Mike seperti dikutip dari NPR.
Namun di sisi lain, sejumlah pakar hukum menyatakan, hal ini tidak bisa menjadi alasan yang cukup untuk Elon membatalkan kesepakatan tersebut. Bahkan, Elon pun disebut bisa mendapat denda yang besar.
Kabar Elon Musk membatalkan pembelian Twitter ini merupakan puncak dari spekulasi berbulan-bulan, dimana bos SpaceX itu bersikap acuh atas rencana tersebut.
Awal pekan ini, pembelian Twitter oleh Musk dilaporkan berada dalam "bahaya serius" karena negosiasi berlarut-larut sebelumnya akhirnya kesepakatan tersebut dibatalkan seluruhnya.
Advertisement