Sukses

PM Italia Mario Draghi Ajukan Pengunduran Diri, Ditolak Presiden Presiden Sergio Mattarella

Kamis 14 Juli 2022 malam waktu setempat, Perdana Menteri Italia Mario Draghi telah memberitahu kabinetnya bahwa ia akan mengajukan pengunduran dirinya kepada presiden.

Liputan6.com, Roma - Kamis 14 Juli 2022 malam waktu setempat, Perdana Menteri Italia Mario Draghi telah memberitahu kabinetnya bahwa ia akan mengajukan pengunduran dirinya kepada presiden. Upaya ini dilakukan setelah penolakan sekutu koalisinya untuk mendukung sebuah rancangan undang-undang pemerintah.

"Mayoritas persatuan nasional yang telah menopang pemerintahan ini sejak pembentukannya sudah tidak ada lagi," kata Draghi dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan kantornya seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (15/7/2022).

Mantan kepala Bank Sentral Eropa telah memimpin pemerintahan Italia sejak Februari 2021.

Dalam sebuah pernyataan, seperti diberitakan BBC, PM Italia itu mengatakan pakta kepercayaan yang telah menopang pemerintah persatuan telah hilang.

Namun, presiden menolak untuk menerima pengunduran dirinya.

Presiden Sergio Mattarella menunjuk Mario Draghi untuk memimpin pemulihan pandemi pasca-COVID-19 Italia, dan menyelamatkan negara dari ketidakstabilan endemik. Dia sekarang telah meminta Draghi untuk berbicara di parlemen untuk memberikan gambaran yang jelas tentang situasi politik.

Pengaruh intervensi Presiden Mattarella tersebut sejauh ini belum diketahui arahnya. Sementara PM Draghi diperkirakan bakal ke parlemen Rabu depan - dan dengan dukungan yang cukup bisa tetap menjabat.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menang Mosi

Sebelumnya pada hari Kamis, mengutp VOA Indonesia, PM Draghi memenangkan mosi tidak percaya di Senat, namun masa depan pemerintahan persatuan pandeminya diragukan setelah Partai Gerakan Bintang Lima yang populis memboikot pemungutan suara, memicu krisis dalam koalisinya.

Pemungutan suara untuk rancangan undang-undang yang akan membantu warga Italia menghadapi lonjakan harga energi itu dimenangkan dengan hasil 172-39. Namun para senator dari Partai Bintang Lima tidak hadir setelah mengonfirmasi bahwa mereka tidak akan ikut serta.

Di luar gedung Senat, anggota Parlemen Eropa dari Partai Forza Italia Antonio Tajani mengatakan bahwa Partai Gerakan Bintang Lima telah menyebabkan “konsekuensi yang tidak dapat diprediksi dan terbayangkan, yang dipicu oleh pilihan partai politik yang tidak bertanggung jawab, yang hanya merugikan warga Italia.”

Presiden Sergio Mattarella akan memutuskan apakah akan menerima atau menolak permohonan pengunduran diri Draghi.

Namun apabila krisis pemerintahan tidak bisa dituntaskan dengan segera, maka Mattarella dapat membubarkan parlemen dan menyiapkan penyelenggaraan pemilu secepatnya pada bulan September.

3 dari 4 halaman

PM Italia Mario Draghi Positif COVID-19, Kunjungan Kerja Dibatalkan

Sebelumnya, Perdana Menteri Italia Mario Draghi dinyatakan positif COVID-19, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan pada Senin (19/4).

Mario Draghi (74) yang divaksinasi lengkap, "tidak menunjukkan gejala," menurut pernyataan itu.

Jadwalnya telah dibatasi, termasuk rencana perjalanan ke Angola dan Republik Kongo yang dijadwalkan pada 20-21 April, demikian dikutip dari laman Xinhua, Selasa (19/4/2022).

Pernyataan itu mengatakan, Draghi akan digantikan oleh Menteri Luar Negeri Luigi Di Maio dan Menteri Transisi Ekologi Roberto Cingolani untuk perjalanan dinasnya.

Tes positif Draghi datang ketika tingkat infeksi virus corona di Italia meningkat dibandingkan dengan posisi terendah baru-baru ini dari awal Maret, meskipun tingkat kematian dan rawat inap tetap rendah.

Data terbaru, mulai Minggu (17/4), menunjukkan hampir 52.000 infeksi baru secara nasional, hari keenam berturut-turut dengan lebih dari 50.000 kasus baru.

4 dari 4 halaman

Italia Akhiri Perang Melawan COVID-19

Lebih dari dua tahun setelah pengumumannya, dan mengikuti beberapa kali perpanjangan aturan, Italia pada Kamis 31 Maret 2022 secara resmi mengakhiri keadaan darurat pandemi COVID-19.

Rencana mengakhir perang melawan virus corona sebelumnya telah diumumkan oleh Perdana Menteri Mario Draghi pada bulan Februari.

Kini, Italia dapat secara bertahap menghapus langkah-langkah COVID-19 yang tersisa antara 1 April dan 31 Desember 2022.

Mulai Jumat (1/4/2022), sistem empat tingkat berdasarkan kode warna - zona putih, kuning, oranye dan merah untuk risiko pandemi rendah, sedang dan tinggi, tidak akan berlaku lagi, sesuai dengan aturan baru.

Di antara perubahan yang paling berdampak pada kehidupan sehari-hari orang Italia adalah mengenai aturan menunjukkan bukti vaksinasi, pemulihan, atau tes negatif yang tidak lagi diperlukan untuk memasuki kantor publik, bank, toko dan di area outdoor restoran dan bar.

Namun, izin tetap akan diperlukan untuk pelanggan di dalam kafetaria dan restoran.

Penumpang angkutan umum lokal tidak diminta untuk menunjukkan izin masuk tetapi masih wajib mengenakan masker di pesawat hingga 30 April.

Penggunaan masker akan terus diwajibkan hingga 30 April untuk memasuki toko, kantor, restoran, gym, kolam renang, teater, dan tempat rekreasi dan budaya lainnya, serta tempat kerja.

Mandat untuk memakai masker di luar ruangan akan dicabut di mana-mana di Italia.

Stadion dan semua fasilitas olahraga lainnya akan diizinkan beroperasi kembali dengan kapasitas penuh. Bukti vaksinasi dan penggunaan masker wajah akan terus diperlukan untuk mengakses fasilitas dalam ruangan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.