Sukses

Korea Selatan Gelar Festival LGBT di Seoul

Festival LGBT dan Queer ini hadir setelah hiatus dua tahun akibat COVID-19.

Liputan6.com, Seoul - Festival LGBTQ digelar di Seoul, Korea Selatan. Acara digelar setelah hiatus selama dua tahun karena pandemi COVID-19. 

Acara dihadiri oleh ribuan orang, serta mendapatkan dukungan dari para diplomat. Sejumlah hadirin juga memeriahkan acara dengan kostum-kostum unik.

Berdasarkan laporan Yonhap, Minggu (17/7/2022), acara bertajuk Seoul Queer Culture ke-23 itu digelar di Seoul Plaza. Para warga pro-LGBT, aktivis HAM, hingga diplomat ikut hadir.

Diplomat yang hadir termasuk Duta Besar Amerika Serikat Philip Goldberg. Kedubes Kanada juga memberikan dukungan.

Pada video yang beredar, tampak banyak anak-anak muda yang hadir di acara tersebut. Aktivis Kim Hyun Jung mengaku senang melihat acara yang kembali digelar ini. 

"Hari ini kita bisa merasa bangga dan setara. Kita hidup sehari-hari berpura-pura bahwa kita tidak berbeda, tapi hari ini kita bisa menjadi diri sendiri, mengekspresikan diri kita dengan percaya diri, memakai pakaian yang nyaman kita pakai, dan menggenggam tangan kekasih kita," ujar Kim kepada AFP.

Kelompok HAM seperti Amnesty International, Anglican Rainbow Network, dan Korean Sexual Violence Relief Center turut hadir. 

Di sisi lain, sejumlah aktivis anti-LGBT tampak hadir menolak acara tersebut. Mereka membawa tulisan bernuansa religi dan menolak pernikahan sesama jenis. 

Polisi ikut hadir untuk mengamankan acara. Akibat pandemi, acara sempat beralih secara online. Pada 2019, festival LGBT ini berhasil mengundang 150 ribu orang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Thailand Juga Gelar Parade

 

Pada awal Juni 2022, ibu kota Thailand menyaksikan ledakan kemewahan dan kemilau pada hari Minggu (5 Juni) saat komunitas LGBTQ negara itu merayakan parade pertama mereka dalam hampir 16 tahun. Namun di sisi lain, para hadirin memperingatkan bahwa kesetaraan sejati masih jauh.

Bangkok's Naruemit Pride 2022 - Naruemit berarti ciptaan dalam bahasa Thailand - diselenggarakan oleh koalisi kelompok non-pemerintah dengan gubernur kota yang baru diratifikasi Chadchart Sittiput juga mendukungnya. Demikian seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Senin (6/6).

Para peserta dan orang-orang dari semua jenis kelamin, termasuk artis drag, pekerja seks, feminis dan bahkan beberapa berbulu - orang yang tertarik atau berpakaian sebagai karakter hewan dengan kepribadian manusia - dibatasi salah satu jalan utama megalopolis untuk parade resmi pertama sejak 2006.

"Saya merasa sangat bahagia," kata waria bernama Johnnie Phurikorn, yang telah memasangkan lipstik merahnya dengan gaun ruffle merah yang meriah untuk parade pertamanya.

"Saya merasa senang dan bersyukur memiliki momen ini," kata pria berusia 31 tahun itu, tetapi menambahkan bahwa negaranya perlu berbuat lebih banyak untuk mendukung individu LGBTQ.

Sementara negara Asia Tenggara memiliki komunitas LGBTQ yang sangat terlihat, banyak yang masih menghadapi rintangan besar dan diskriminasi di kerajaan mayoritas Buddha yang konservatif.

3 dari 4 halaman

Hak Asasi

"Saya tidak ingin orang berpikir kami berbeda," kata Maysa Petkam, salah satu kontestan kontes kecantikan transgender Miss Tiffany Universe.

"Kami tidak menginginkan lebih banyak hak daripada jenis kelamin lain, kami hanya menginginkan hak-hak dasar," katanya, mencatat bagaimana masyarakat masih menghadapi diskriminasi setiap hari.

"Saya berharap undang-undang pernikahan sesama jenis disahkan sehingga akan ada undang-undang yang melindungi dan mengurangi ketidaksetaraan gender," tambahnya, memantapkan mahkota pusingnya saat dia menekankan maksudnya.

Untuk pasangan bertunangan, Anticha Sangchai dan Vorawan Ramwan, pertanyaan tentang kesetaraan pernikahan sangat relevan.

Pasangan dalam gaun putih yang hening menarik perhatian orang banyak - dan kemudian media sosial - dengan upacara pernikahan mereka di tengah-tengah parade.

"Teman-teman tercinta saya berjalan bersama dan memberi kami momen spesial dalam hidup kami," kata Anticha kepada AFP, menyebut pengalaman di antara orang banyak itu sebagai suatu "kehormatan".

4 dari 4 halaman

Tokyo Legalkan Hubungan Pasangan Sesama Jenis Mulai November 2022

Sementara, hukum terkait pasangan LGBT di Jepang masih menjadi perdebatan di pengadilan. Namun, pemerintah Tokyo akan melegalkan secara hukum hubungan pasangan sesama jenis pada November 2022. Tokyo akan menjadi prefektur ke-47 di Jepang yang memberikan semacam pengakuan kepada pasangan orientasi seksual minoritas.

Menurut laporan Kyodo, Jumat (13/5), draf aturan itu akan diserahkan ke majelis metropolitan Tokyo pada Juni 2022. Nama program ini adalah Tokyo Partnership Oath System (Sistem Sumpah Pasangan Tokyo).

Pemerintah Tokyo telah menerima sekitar 8.300 komentar dalam sistem opini publik. Sejumlah orang memberikan apresiasi atas skema tersebut karena eksistensi orientasi seksual minoritas diakui oleh masyarakat.

Salah satu syaratnya adalah usia dewasa dan setidaknya satu orang dari pasangan itu harus tinggal atau kerja di Tokyo. Aturan pasangan sesama jenis ini bisa memudahkan pasangan LGBT dalam hal medis dan perumahan.

Pengajuan bisa dilakukan secara online dan sertifikat bisa keluar dalam 10 hari saja. Orang-orang yang sudah punya anak juga bisa menulis nama anak-anak mereka.

Orientasi Seksual di Jepang

Jepang secara nasional belum melegalkan pernikahan sesama jenis, namun sistem pasangan sesama jenis sudah ada di Aomori, Akita, Ibaraki, Gunma, Mie, Osaka, Fukuoka, dan Saga.

Budaya LGBT sebetulnya bukan hal asing di Jepang. Pada kesenian Jepang, termasuk manga dan anime, karakter LGBT juga muncul di karya terkenal seperti One Piece, Yuri On Ice dan Banana Fish.