Sukses

Pelajar Indonesia Raih Perak di Olimpiade Matematika Norwegia

Pelajar Indonesia raih perak, perunggu, dan honorable mention di International Mathematical Olympiad di Norwegia.

Liputan6.com, Oslo - Pelajar Indonesia berhasil membawa pulang sejumlah medali dari International Mathematical Olympiad (IMO) ke-63 di Oslo, Norwegia. Satu medali perak juga berhasil dimenangkan di olimpiade matematika ini. 

Pihak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkata hal ini adalah pencapaian besar mengingat adanya keterbatasan pembinaan di saat pandemi COVID-19.

“Hasil yang dicapai oleh siswa-siswa Indonesia dengan mendapatkan satu medali perak, empat medali perunggu dan satu honourable mention merupakan prestasi yang luar biasa di tengah berbagai keterbasan yang dialami dalam sistem pembinaan tim di masa pandemi ini,” ungkap Plt. Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) di Kemendikbudristek, Asep Sukmayadi, dalam keterangan pers kementerian yang dikutip Senin (18/7/2022).

Asep juga turut menyambut tim yang tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.

Dalam kompetisi IMO yang diselenggarakan selama dua hari tersebut, para peserta diminta untuk mengerjakan enam soal matematika yang masing-masing terdiri dari tiga soal per hari dan harus dikerjakan dalam waktu 4,5 jam. Soal-soal ini meliputi empat bidang yaitu aljabar, kombinatorika, geometri dan teori bilangan. Soal-soal yang diberikan merupakan soal-soal yang orisinal dengan tipe soal yang belum pernah dikerjakan oleh siswa sebelumnya.

Menurutnya, untuk dapat mengerjakan soal, para peserta dituntut memiliki kecepatan berpikir, ketenangan mental dan kreativitas yang tinggi. Asep mengungkapkan, tak jarang para matematikawan profesional pun merasa kesulitan untuk mengerjakan soal-soal IMO dalam rentang waktu yang diberikan penyelenggara.

“Para peserta IMO ini, sebagaimana telah terbukti sebelumnya, di masa datang akan menjadi para ilmuwan, matematikawan, insinyur dan ekonom yang memberikan kontribusi besar bagi kemajuan ilmu dan teknologi,” ujar Asep.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Daftar Murid Berprestasi

Berikut catatan raihan medali yang berhasil dimenangkan Tim IMO Indonesia.

- Medali perak diraih Rafael Kristoforus Yanto (SMAK Penabur, Gading Serpong).

- Empat medali perunggu masing-masing diraih Sandy Kristian Waluyo (SMAK Penabur, Cirebon), Maulana Satya Adigama (SMA Taruna Nusantara, Jawa Tengah), Evelyn Lianto (SMAK Mawar Sharon, Surabaya), dan Vanya Priscillia (SMAK Petra 2, Surabaya).

- Penghargaan Honourable Mention diraih oleh Andrew Daniel Janong (SMAK 5 Penabur, Jakarta).

Koordinator Juri Matematika yakni Aleams Barra bersyukur dan mengapresiasi hasil kerja keras peserta olimpiade dan seluruh pihak yang telah mendukung timnya. “Anak-anak sudah melakukan yang terbaik dan untuk Puspresnas, saya mengapresiasi juga karena telah mempersiapkan olimpiade ini,” kata Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.

Dari perolehan nilai tim secara total, dijelaskan Aleams Barra bahwa ada perbaikan capaian nilai yang signifikan dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2021 kata dia, nilai total tim adalah 99, sedangkan pada tahun ini nilai totalnya adalah 151. Akan tetapi, kenaikan seperti ini tidak hanya dialami oleh Indonesia tapi juga oleh negara-negara lain yang tingkat kenaikan nilainya lebih tinggi dari kenaikan yang dialami oleh Indonesia.

“Dengan demikian meskipun nilainya naik, rangking relatif Indonesia terhadap negara lain mengalami penurunan, dari rangking 32 menjadi rangking 38,” ungkapnya. Namun ia bangga karena peserta Indonesia yaitu Rafael nyaris mendapatkan mendapatkan emas dengan hanya terpaut dua angka. Begitupun Sandy yang nyaris mendapatkan Perak dengan terpaut satu angka saja.

3 dari 4 halaman

Harapan ke Depan

Aleams Barra pada kesempatan ini juga menyampaikan harapannya agar di masa mendatang pembinaan bagi peserta IMO dapat diselenggarakan secara luring. Mengingat pelatihan secara daring memiliki banyak keterbatasan.

“Pembinaan dan pelatihan secara offline sangat penting bagi tim Matematika karena para junior bisa melakukan diskusi mendalam dengan seniornya. Diskusi online selama ini menjadi tantangan tersendiri karena ilmu dari kakak-kakaknya yang mengikuti kompetisi sebelumnya tidak sepenuhnya turun ke adik-adiknya,” jelas Barra setibanya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Lebih lanjut, ia menjabarkan bahwa aktivitas pembinaan yang selama ini dilakukan lebih banyak berbentuk diskusi antar peserta olimpiade. Para peserta lintas generasi turut berdiskusi bersama mengerjakan soal yang telah disiapkan. Sementara para pengajar bertindak sebagai fasilitator yang mengarahkan peserta dan memberi beragam materi dasar. Barra mengungkapkan, pandemi Covid-19 yang terjadi membuat frekuensi diskusi yang dapat mereka lakukan secara luring dalam masa persiapan menjadi sangat minim.

“Sebelum pandemi, pembinaan dapat berlangsung selama empat minggu. Namun sekarang kita hanya bertemu maksimal 15 hari dan semuanya online. Beruntung, sebelum berangkat, kita bertemu secara langsung selama tiga hari,” terangnya yang menginginkan adanya pembinaan yang lebih intensif untuk Tim IMO tahun depan. Turut mendampingi peserta IMO Indonesia yaitu Fajar Yuliawan selaku Deputi Pimpinan Tim IMO Indonesia dan Herbert Ilhan Tanujaya.

Sebelum mengakhiri, Asep menyamaikan rasa syukur dan terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung keberhasilan Tim IMO Indonesia. Ia juga mengajak kepada seluruh pemangku kepentingan di pusat maupun daerah agar dapat berkolaborasi bersama untuk membangun generasi unggul yang memajukan Indonesia.

“Keberhasilan tim tahun ini terutama adalah atas karunia Tuhan YME. Begitu pula kerja keras siswa untuk mempersiapkan diri serta dukungan dari orang tua dan para pembina Tim Olimpiade Matematika Indonesia. Kesuksesan ini juga tidak terlepas dari dukungan dan doa dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia,” tutupnya.

4 dari 4 halaman

Wakil Ketua Komisi X Nilai Banyak Terobosan yang Dikeluarkan Nadiem untuk Pendidikan Indonesia

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan pendidikan akademik harus diimbangi dengan pendidikan karakter.

“Kami di Kemendikbudristek selalu percaya pendidikan akademik harus diimbangi dengan pendidikan karakter sebab di masa depan tantangan yang akan kita hadapi akan semakin beragam dan skalanya jauh lebih besar sehingga SDM unggul bukan hanya pintar secara akademik, tapi juga memiliki mentalitas yang tangguh,” ujar Nadiem dalam acara webinar nasional dengan topik “Pembentukan Karakter dan Mentalitas Unggul Generasi Emas Berbasis Pancasila melalui Pendidikan” yang diselenggarakan PPM Manajemen di Jakarta, Rabu (1/6).

Oleh karena itu, lanjut dia seperti dikutip dari Antara, pihaknya terus berupaya memastikan agar profil pelajar Pancasila meliputi beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinnekaan global, mandiri, gotong royong, bernalar kritis, dan kreatif dapat terwujud.

Nadiem juga sebelumnya mengatakan, peringatan hari lahir Pancasila kali ini adalah waktu yang tepat bagi kita semua untuk merefleksikan, membumikan dan mewariskan ide dan gagasan Soekarno-Hatta sebagai bekal Indonesia melompat ke masa depan.

Untuk itu perlu merapatkan barisan, bergerak serentak melahirkan pelajar Pancasila dan mewujudkan merdeka belajar.

Demikian disampaikannya saat berbicara di Seminar Nasional Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) bertema "Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta*dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022", Rabu (1/6).

"Tentu tidak ada yang meragukan kedaulatan Pancasila yang sampai hari ini menjadi petunjuk bagi kita menjalani kehidupan bermasyarakat dan bertanah air. Kita harus mengakui zaman sudah berubah. Generasi muda kita punya cara berbeda dalam memaknai semangat nasionalisme dan kebangsaan. Oleh karena itu, upaya untuk membumikan pemikiran Bung Karno-Bung Hatta perlu dilakukan," kata Nadiem.

"Bukan untuk mengurangi esensi ide beliau, tapi untuk mewariskan kepada generasi penerus Indonesia," sambungnya.