Liputan6.com, Jakarta Penjabat Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe telah menetapkan keadaan darurat. Keputusan itu diumumkan pemerintah Sri Lanka pada Minggu 17 Juli malam waktu setempat.
Keadaan darurat itu ditetapkan ketika pemerintahan Wickremesinghe berusaha memadamkan kerusuhan sosial dan mengatasi krisis ekonomi yang mencengkeram Sri Lanka.
"Adalah bijaksana, untuk menyatakan demikian (keadaan darurat), demi kepentingan keamanan umum, perlindungan ketertiban umum dan tersedianya pasokan dan layanan penting bagi kehidupan masyarakat," ungkap pernyataan pemerintah Sri Lanka.
Advertisement
Ranil Wickremesinghe merupakan sekutu Presiden Sri Lanka yang terguling, Gotabaya Rajapaksa. Saat ini ia menjadi salah satu kandidat utama presiden.
Namun, para pengunjuk rasa juga ingin agar Wickremesinghe angkat kaki dari pemerintahan Sri Lanka. Situasi itu bisa menyebabkan kerusuhan berlanjut jika dia terpilih sebagai presiden baru.
Gotabaya Rajapaksa sebelumnya mengatakan akan mengambil "semua langkah yang mungkin" untuk mencegah krisis ekonomi yang melanda Sri Lanka, seperti dilansir Antara, Senin (18/7/2022). Tapi krisi tak kunjung mereda hingga membuat rakyat marah. Dia lalu melarikan diri ke luar negeri pekan lalu untuk menghindari pemberontakan rakyat terhadap pemerintahnya.
Dia terbang ke Maladewa dan kemudian Singapura setelah ratusan ribu pengunjuk rasa anti-pemerintah turun ke jalan-jalan di Kolombo pekan lalu dan menduduki kediaman dan kantor resmi pemerintah.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pengunduran Diri Rajapaksa Disetujui Parlemen
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa telah resmi mundur dari jabatannya, setelah mengirim surat pengunduran diri melalui email dan menerbangkan yang aslinya.
"Ketua parlemen di Sri Lanka yang dilanda krisis telah menerima surat pengunduran diri dari Presiden Gotabaya Rajapaksa, setelah diverifikasi keaslian surat yang diterbangkan dari Singapura pada Kamis malam (14 Juli 2022)," kata Ketua Parlemen Sri Lanka, Mahinda Yapa Abeywardena kepada wartawan seperti dikutip dari The Straits Times, Jumat 15 Juli.
"Gotabaya telah mengundurkan diri secara sah mulai hari Kamis," kata Mahinda Yapa Abeywardana, setelah Rajapaksa memberi tahunya dari Singapura bahwa dia mengundurkan diri.
"Saya telah menerima pengunduran diri itu," kata Abeywardana. "Dari titik ini, kami akan bergerak untuk menunjuk presiden baru secara konstitusional. Itu akan terjadi dengan cepat dan sukses."
Dia menambahkan: "Dengan kebanggaan sebagai negara demokrasi tertua di Asia Selatan, kami akan melakukan ini dengan cara yang paling demokratis dan transparan."
Di bawah konstitusi Sri Lanka, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe – yang pengunduran dirinya juga dituntut oleh pengunjuk rasa – akan secara otomatis menjadi penjabat presiden sampai parlemen dapat memilih seorang anggota parlemen untuk menggantikan Rajapaksa selama sisa masa jabatannya.
Advertisement
Pemilihan Presiden Baru
Badan legislatif akan dipanggil pada Sabtu 16 Juli, kata Abeywardana di kediamannya. Agenda pertemuan akhir pekan akan diputuskan pada hari Jumat.
"Saya berharap bisa menyelesaikan proses pemilihan presiden baru dalam waktu tujuh hari," katanya. "Saya meminta kerja sama semua pihak untuk melengkapi persyaratan konstitusional."
Partai-partai oposisi Sri Lanka sekarang mencoba untuk membentuk pemerintahan semua partai dan memilih kandidat yang dapat menggantikan Rajapaksa dan Wickremesinghe.
Rajapaksa mengajukan pengunduran dirinya Kamis malam setelah tiba di Singapura dari Maladewa, di mana ia awalnya melarikan diri setelah para demonstran menyerbu istananya pada akhir pekan.
Kepergiannya terjadi setelah berbulan-bulan protes atas apa yang dikatakan para kritikus sebagai salah urus ekonomi negara pulau itu, yang menyebabkan kesulitan parah bagi 22 juta penduduknya.
Presiden Pertama yang Mengundurkan Diri Sejak 1978
Gotabaya Rajapaksa akan menjadi presiden pertama yang mengundurkan diri sejak Sri Lanka mengadopsi sistem pemerintahan presidensial pada 1978.
Berita pengunduran diri Rajapaksa, pertama kali dikirim melalui email ke pembicara sebelum hard copy alias berkas aslinya dikirimkan ke parlemen, memicu kegembiraan di kota utama Sri Lanka, Kolombo, di mana pengunjuk rasa berkumpul di luar sekretariat presiden.
Kerumunan menyalakan petasan, meneriakkan slogan-slogan dan menari dengan gembira di lokasi protes Gota Go Gama, yang dinamai dengan mengejek nama depan Rajapaksa.
"Jam malam yang diberlakukan di daerah itu pada Kamis dicabut pada Jumat pagi," kata juru bicara polisi Nalin Thalduwa.
Protes turun ke jalanan terhadap krisis ekonomi Sri Lanka telah membara selama berbulan-bulan dan memuncak akhir pekan lalu, ketika ratusan ribu orang mengambil alih gedung-gedung pemerintah di Kolombo, menyalahkan keluarga Rajapaksa dan sekutunya atas inflasi yang tak terkendali, kekurangan barang-barang pokok, dan korupsi.
Sri Lanka telah memulai diskusi awal dengan Dana Moneter Internasional (IMF) tentang pinjaman bailout potensial, tetapi ini telah terganggu oleh kekacauan pemerintah terbaru.
Juru bicara IMF Gerry Rice mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis bahwa staf organisasi itu masih berhubungan dengan pejabat pemerintah tingkat teknis, tetapi berharap untuk melanjutkan dialog tingkat tinggi "sesegera mungkin".
Advertisement