Sukses

Unik, Duyung di Laut Florida Ingin Ikut Berselancar Bersama Satu Keluarga

Satu keluarga pergi berselancar di lepas pantai Florida dan merekam video ketika duyung yang penasaran itu berselancar.

Liputan6.com, Jakarta - Satu keluarga pergi berselancar di lepas pantai Florida dan merekam video ketika duyung yang penasaran itu berselancar.

Saar semua sedang berenang, hewan itu menunjukkan rasa penasarannya dengan meletakkan sirip di papan selancar milik anak-anak.

Leesa Blais, yang memposting video ke Facebook, mengatakan dia dan keluarganya sedang berselancar di Fort Pierce Inlet di St. Lucie County dan melihat sepasang duyung di dekatnya.

"Evan dan Logan sedang berselancar ketika dua ekor duyung muncul. Hari itu relatif tenang, dan airnya jernih," kata Blais kepada WKMG-TV, dikutip dari laman UPI.com, Senin (18/7/2022).

"Duyung itu terus berenang di sekitar anak laki-laki meskipun mereka berusaha sebaik mungkin untuk menghindari mereka."

Suami Blais menggunakan kamera GoPro untuk merekam saat salah satu duyung berenang ke salah satu anak laki-laki, Evan, dan meletakkan sirip di papan selancarnya.

"Evan pasti takut pada awalnya - dia pikir itu hiu," kata Blais.

"Saya pikir ia sedikit terintimidasi oleh seberapa besar duyung itu dan bagaimana ia meraih papannya. Evan pikir dia hanya ingin berselancar juga."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Miris, Ikan Duyung Terpopuler di Dunia Mati Akibat Sampah Plastik

Mariam, ikan duyung yatim piatu yang terkenal setelah diselamatkan awal tahun ini di Thailand, dikabarkan mati pada Sabtu 17 Agustus.

Hewan dengan nama lain dugong itu mati karena infeksi yang diperburukan oleh temuan banyak potongan plastik di dalam perutnya, kata pejabat terkait, sebagaimana dikutip dari BBC pada Minggu (18/8/2019).

Mariam menjadi bintang internet karena viralnya foto-foto yang menunjukkan dia mendekap erat pelukan penyelamat, setelah ditemukan terdampar di pesisir Thailand pada April lalu.

Mariam adalah satu dari beberapa ratus ekor ikan duyung yang tersisa di Thailand, di mana kini statusnya adalah sebagai hewan berisiko punah.

Sekitar sepekan lalu, saat Mariam memasuki usia delapan bulan, dia terpaksa dirawat di penangkaran khusus karena menolak makan.

Kondisinya terus memburuk dari hari ke hari, dan ikan duyung tersebut dinyatakan mati pada Sabtu tengah malam, setelah sempat mengalami kejang-kejang.

Upaya untuk menyelamatkannya gagal dilakukan.

3 dari 4 halaman

Mati Karena Infeksi Darah dan Nanah

Chaiyapruk Werawong, kepala taman laut provinsi Trang, mengatakan kepada kantor berita AFP: "Mariam mati karena infeksi darah dan nanah di perutnya."

Selama otopsi, beberapa potong plastik --termasuk yang berukuran 20 sentimeter-- ditemukan di dalam perutnya, tambah Werawong.

Nantarika Chansue, salah satu dokter hewan yang mengurus Mariam, mengatakan: "Semua orang sedih dengan kehilangannya, tetapi itu menegaskan bahwa kita perlu menyelamatkan lingkungan untuk menyelamatkan populasi hewan langka ini."

Mariam semakin dikenal luas setelah rutin tampil dalam siaran web bersama Jamil, ikan duyung lain yang diselamatkan tak lama setelahnya.

Siaran web itu menunjukkan bagaimana kedua dugong dirawat secara intensif, mulai dari penyembuhan luka hingga pemberian makan rutin setiap harinya.

Banyak orang mengungkapkan kesedihan atas kematian Mariam di media sosial.

4 dari 4 halaman

Paus Telan 80 Kantong Plastik

Sebelumnya, seekor paus pilot jantan di Thailand mati setelah makan lebih dari 80 kantong plastik.

Hewan itu ditemukan sekarat di sebuah kanal dekat perbatasan dengan Malaysia, kata departemen kelautan setempat via halaman Facebook resminya pada 2 Juni 2018 lalu.

Tim dokter hewan mencoba "membantu menstabilkan kondisinya, tetapi akhirnya paus itu mati", demikian isi postingan status departemen tersebut.

"Dari hasil otopsi, terungkap ada 80 kantong plastik yang beratnya mencapai delapan kilogram di perut makhluk laut itu," tambah departemen itu.

Seorang ahli biologi kelautan dan dosen di Universitas Kasetsart, Thon Thamrongnawasawat mengatakan bahwa kantong plastik itu membuat paus tak bisa memakan makanan bergizi.

"Jika Anda memiliki 80 kantong plastik di perut, maka Anda akan mati," katanya.