Sukses

Solo Jadi Lokasi Perhelatan ASEAN Paragames 2022

Perhelatan ASEAN Paragames ke-11 di Indonesia tinggal dua pekan lagi. Sebagai tuan rumah, Indonesia siap menyambut ribuan delegasi dalam kompetisi olahraga penyandang disabilitas tingkat Asia Tenggara itu.

Liputan6.com, Jakarta - ASEAN Paragames 2022 atau yang ke-11 bakal segera digelar. Menurut rencana akan diselenggarakan mulai 30 Juli hingga 8 Agustus 2022 mendatang.

Stadion Manahan Solo menjadi lokasi utama gelaran tersebut.

Stadion dengan standar internasional ini baru saja selesai dilengkapi dengan fasilitas bagi penyandang difabel, termasuk lokasi uji coba bagi tim atlet kontingen Indonesia yang akan berlaga di kompetisi itu.

Juru bicara tim atletik Indonesia di ASEAN Paragames, Slamet Widodo, mengatakan para atlet dalam kondisi siap bertanding, dan menargetkan emas di setiap cabang olahraga.

"Untuk para atlet ini sudah masuk kondisi pra-kompetisi. Mereka ya sudah 95 persen siap tanding. Atlet ini performa bagus. Target 35 medali emas di cabang olahraga atletik ini dengan jumlah 77 atlet. Target merata di atletik mulai balapan kursi roda, lari, lompat jauh, dan lempar," ungkap Slamet seperti dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (19/7/2022).

Tak hanya atletik, tenis kursi roda dan boccia juga berpeluang besar memperoleh medali emas.

Keberadaan berbagai fasilitas baru dengan standar internasional membuat para atlet semakin bersemangat berlatih.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Pembenahan

Dua minggu menjelang acara puncak ASEAN Paragames 2022, hampir seluruh venue rampung direnovasi. Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali pada Senin (18/7) mengecek langsung seluruh venue yang akan menjadi lokasi kompetisi olahraga itu.

Zainudin menyatakan seluruh venue sudah siap digunakan untuk kompetisi atlet disabilitas di kawasan AsiaTenggara tersebut.

"Secara keseluruhan, saya melihat bahwa kita sudah siap menerima kedatangan peserta dari luar negeri, kontingen ASEAN Paragames,” ujar Zainudin.

Zainudin menambahkan butuh perjuangan keras meraih prestasi di ASEAN Paragames kali ini. Apalagi dua tahun pendemi, kompetisi yang seharusnya digelar Filipina tahun 2020 dan Vietnam 2022, batal dilakukan; dan kemudian Indonesia berani mengambil keputusan menjadi tuan rumah ASEAN Paragames ke-11 pada tahun 2022.

2.000 dari 11 negara ASEAN akan berkompetisi di sejumlah lokasi ASEAN Paragames ke-11 di Jawa Tengah antara lain Solo, Sukoharjo, dan Semarang.

 

3 dari 4 halaman

Sistem Bubble untuk Peserta

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, selaku Ketua Komite Pelaksana ASEAN Paragames Indonesia INASPOC mengatakan panitia menyiapkan fasilitas bagi peserta kontingen ASEAN Paragames.

"Kita ajak berkeliling ke beberapa venue. Semua venue sudah siap, para atlet juga siap. Ini kita sedang fokus melatih para volunteer. Persiapan torch relay dan persiapan opening dan closing ceremony. Kita juga siap menyambut para atlet dan kontingen," ujar putra sulung Presiden Jokowi ini.

Lebih lanjut Gibran menambahkan mengingat masih kondisi pandemi, penyelenggara menerapkan sistem bubble pada peserta ASEAN Paragames. Peserta dalam satu cabang olahraga diharuskan menginap di hotel yang sama. Sementara penonton di setiap cabang olahraga dibatasi hanya 50 persen dari daya tampung dan menerapkan protokol kesehatan ketat.

Ketua Komite Paralimpik Nasional NPC, Senny Marbun, mengatakan kontingen Indonesia dalam kondisi siap dan menargetkan juara umum.

"Semua bisa melihat di sini. Bagaimana kami melakukan pelatnas ke atlet, materi seperti apa kita berikan, penginapannya hingga makanannya. Semua itu kita lakukan agar mereka senang dan Indonesia bisa juara umum di tuan rumah negeri kita sendiri," jelas Senny.

 

4 dari 4 halaman

Jadi Sorotan WADA

Badan Anti-Doping Dunia (WADA) sempat menyoroti Indonesia dalam kompetisi olahraga. Sistem regulasi, anggaran, independensi lembaga anti doping harus sesuai standar internasional yang ditetapkan WADA. Perubahan nama dan struktur Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) menjadi Indonesian Anti Doping Organisation (IADO).

Jika Indonesia melanggar regulasi WADA, maka akan dikenai sanksi, yaitu tidak diizinkan mengibarkan bendera merah putih di kompetisi olahraga tingkat internasional.

Sebelumnya Oktober 2021, IADO sempat mendapat sanksi dari WADA karena dianggap tidak patuh dalam melakukan prosedur tes anti-doping. Saksi terhadap IADO resmi dicabut pada Februari 2022 setelah memenuhi syarat yang diminta WADA.

Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali menegaskan catatan dan sorotan WADA pada Indonesia sudah selesai.

"WADA dan IADO sudah clear. Sudah selesai semua, kalau nggak kan kita bisa di-banned lagi", tegas Zainuddin kepada VOA di Solo.