Canberra - Popularitas partai pro-ganja di Australia kini sedang terbang. Jumlah pemilih partai itu di Australia sampai naik dua kali lipat.
Dilaporkan ABC Australia, Selasa 19 Juli 2022, Data Komisi Pemilihan Umum Australia menunjukkan, Partai Legalisasi Ganja (Legalise Cannabis Party) hampir menggandakan jumlah perolehan suaranya pada pemilu federal Australia pada Mei lalu, ketika para pemimpin partai mengatakan lebih banyak pemilih mendukung reformasi hukum seputar narkoba.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Presiden Partai Legalisasi Ganja, Michael Balderstone, mereka memperoleh 501.421 suara dari pilihan utama (primary votes) dari sistem penghitungan suara preferensi di mana pemilih memberikan suara bukan hanya kepada satu partai.
Perolehan ini hampir dua kali lebih banyak daripada yang diperolehnya pada pemilihan federal tiga tahun lalu.
Program kerjanya termasuk mengubah undang-undang mengemudi yang terkait narkoba, memungkinkan orang Australia menanam ganja, dan mengurangi biaya ganja medis.
Michael Balderstone mengatakan hasil pemilu ini menunjukkan perkembangan dukungan untuk perubahan.
"Setengah juta suara utama ini telah menunjukkan reformasi untuk membakar bong ganja sudah dimulai," katanya.
"Pemungutan suara senat Queensland yang dipimpin oleh pengacara Bernie Bradley mendapat 161.899 suara utama dan karena itu setara dengan 5,37 persen, dia telah melampaui batas 4 persen, sehingga kami akan mendapatkan dana pemilu," katanya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Langkah Politik
Secara federal, partai tersebut terdaftar di Queensland, Australia Selatan, dan Australia Barat, dengan rencana untuk didirikan di Northern Territory.
Michael Balderstone mengatakan fokus berikutnya adalah pemilihan negara bagian yang akan datang di negara bagian Victoria, yang beribu kota Melbourne, dan New South Wales.
Ada dorongan untuk membentuk Partai Legalisasi Ganja Victoria untuk pemilihan negara bagian Victoria pada bulan November mendatang.
Partai tersebut juga telah terdaftar untuk bertarung dalam pemilihan negara bagian New South Wales dengan ibu kota Sydney, pada Maret 2023.
"Kami sudah merekrut kandidat potensial dan berencana untuk menjalankan kampanye yang kuat," kata Balderstone.
Dia mengatakan ada kesadaran yang berkembang tentang betapa suksesnya ganja dalam mengobati beberapa kondisi medis.
"Saya pikir hasil perolehan suara yang bagus dalam pemilihan federal telah membuat kami mengapresiasi orang-orang yang ingin bergabung, yang sangat bagus untuk kami," katanya.
Sementara itu di timur laut New South Wales, penyelenggara MardiGrass, rapat umum dan festival reformasi hukum ganja tahunan, sedang mempersiapkan acara tersebut untuk dilanjutkan pada bulan September setelah ditunda karena banjir pada bulan Mei.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Pakar Farmasi Jelaskan Definisi Ganja Medis
Isu ganja medis juga menjadi sorotan publik di Indonesia. Sayangnya, masih banyak yang belum memiliki pemahaman yang tepat tentang ganja medis seperti diungkapkan Guru Besar Fakultas Ilmu Farmasi Universitas Gadjah Mada, Zullies Ikawati.
"Banyak pemahaman yang kurang pas terkait dengan pengertian ganja medis, yang seolah-olah asal itu ganja, jika dipakai dengan alasan terapi, maka dapat disebut sebagai ganja medis. Hal ini menimbulkan pemahaman yang keliru di masyarakat," jelasnya.
Zullies menerangkan bahwa istilah ‘ganja medis’ adalah terjemahan dari bahasa Inggris "medical cannabis". Istilah itu juga sudah digunakan dalam banyak literatur ilmiah.
Satu definisi dari salah satu sumber resmi yang mudah dipahami adalah : Medicinal cannabis is a medicine that comes from the cannabis sativa plant. (misal dari https://www.healthdirect.gov.au/medicinal-cannabis). Yang berarti adalah obat yang berasal dari ganja.
"Karena itu adalah obat, maka tentu harus memenuhi sifat sebagai obat yaitu senyawa terstandar, terukur dosisnya dan digunakan sesuai indikasi dengan cara yang tepat," kata Zullies.
Ia juga ingin meluruskan bahwa ganja medis bukan berarti seluruh tanaman ganja yang jadi obat. Melainkan hanya komponen tertentu saja yang memiliki aktivitas farmakologi/terapi.
Ganja memiliki beberapa komponen fitokimia yang aktif secara farmakologi. Komponen utama pada ganja (Cannabis) adalah golongan cannabinoids. Cannabinoids sendiri terdiri dari berbagai komponen, dimana yang utama adalah Tetrahydrocannabinol (THC) yang bersifat Psikoaktif, dan Cannabidiol (CBD) yang memiliki aktivitas farmakologi, tetapi tidak bersifat psikoaktif.
"Yang menyebabkan efek-efek terhadap mental termasuk menyebabkan memabukkan dan ketergantungan adalah THC-nya, sedangkan CBD memiliki efek farmakologi sebagai anti kejang," kata Zullies dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com.
CBD bahkan sudah dikembangkan menjadi obat. Ada yang sudah mendapat persetujuan oleh FDA Amerika Serikat. Di sana ada nama Epidiolex, yang mengandung 100 mg/mL CBD dalam sirup. Obat ini diindikasikan untuk terapi tambahan pada kejang yang dijumpai pada penyakit Lennox-Gastaut syndrome (LGS) atau Dravet syndrome (DS), yang sudah tidak berespon terhadap obat lain.
Cerebral Palsy
Pada kasus yang viral dua minggu terakhir untuk penyakit cerebral palsy, maka gejala kejang yang akan dicoba diatasi dengan ganja. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kandungan CBD bukan keseluurhan anman ganja.
"Kalau dalam bentuk tanaman, dia masih bercampur dengan THC yang bisa menyebabkan banyak efek samping pada mental dan memabukkan," jelas Zullies.
Kandungan dalam ganja medis bisa jadi alternatif namun bukan pilihan pertama karena ada aspek lain yang harus dipertimbangkan. Namun jika sudah jadi senyawa murni, seperti CBD, terukur dosisinya dan diawasi pengobatannya oleh dokter yang kompeten,
“Urgensi ganja medis pada dunia medis sebenarnya tidak besar, lebih kepada memberikan alternatif obat, terutama jika obat-obat yang sudah ada tidak memberikan efek yang diinginkan," terang Zullies.
Untuk menyatakan bahwa obat lain tidak efektif tentu saja ada prosedurnya yakni dengan melakukan pemeriksaan yang akurat dan penggunaan obat yang adekuat.
"Ganja medis baru bisa digunakan jika obat lain sudah tidak mempan, itupun dengan catatan bahwa ganja medis yang digunakan berupa obat yang sudah teruji klinis, sehingga dosis dan cara penggunaannya jelas,” terang Prof Zullies.
Advertisement