Sukses

20 Juli 2021: Kisah Sukses Miliarder Jeff Bezos Meluncur ke Luar Angkasa

Miliarder Jeff Bezos menggoreskan namanya dalam catatan sejarah sebagai salah satu orang yang terbang ke luar angkasa. Penerbangan tersebut dilakukan 20 Juli 2021, memakai pesawat roket miliknya.

Liputan6.com, Texas - Miliarder Jeff Bezos menggoreskan namanya dalam catatan sejarah sebagai salah satu orang yang terbang ke luar angkasa. Penerbangan tersebut dilakukan 20 Juli 2021, memakai pesawat roket miliknya.

Mengutip sejumlah sumber, perjalanan ke luar angkasa Jeff Bezos ini terpantau ditempuh dalam waktu hampir 11 menit, mulai dari wahana New Shepard meluncur hingga mendarat.

Adapun peluncuran wahana ini dilakukan dari Launch Site One yang berlokasi di Texas, Amerika Serikat. Dalam penerbangan ini, Jeff Bezos bersama dengan penumpang lain berhasil mencapai ketinggian puncak 107,05 km dari permukaan Bumi.

Seluruh proses penerbangan ini terbilang berjalan lancar, mulai dari pemisahan roket hingga pendaratan. Adapun proses roket berpisah dengan kapsul terjadi sekitar empat menit setelah peluncuran.

Setelahnya, kapsul melanjutkan penerbangan menuju Karman Line, garis imajiner untuk menentukan batas Bumi dan luar angkasa Dalam waktu ini, para penumpang pun sudah merasakan gaya anti gravitasi selama kurang lebih empat menit.

Begitu mencapai titik tertinggi, kapsul pun memulai proses pendaratan. "Anda memiliki kru yang sangat bahagia, saya ingin Anda tahu," tutur Jeff Bezos saat proses pendaratan, seperti dikutip dari Space.com.

Tren Wisata Luar Angkasa

Penerbangan Blue Origin dilakukan seminggu setelah penerbangan Virgin Galactic ke tepi luar angkasa bersama kru, termasuk pendirinya, miliarder asal Inggris, Richard Branson.

Virgin Galactic dan Blue Origin serta perusahaan luar angkasa Elon Musk SpaceX berupaya untuk menghadirkan era baru dari wisata, yakni perjalanan luar angkasa komersial.

Misi lain perusahaan tersebut adalah membuktikan perjalanan roket aman bagi publik. Bank investasi yang berbasis di Swiss, UBS, bahkan menyebut, pasar pariwisata antariksa akan memiliki nilai USD 3 miliar dalam satu dekade ini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Antusiasme Jeff Bezos

Sebelum penerbangan, Jeff Bezos pun sempat mengungkap bagaimana perasaan dirinya jelang pergi ke luar angkasa.

"Saya merasa senang sekali. Banyak orang bertanya-tanya apakah saya gugup. Saya tidak terlalu gugup, malah lebih ke penasaran. Saya ingin tahu apa yang akan kita pelajari." kata Jeff Bezos dalam wawancara CBS News, Selasa (20/7/2021).

Dia menambahkan, "kami sudah berlatih keras, kendaraan dan kru pun siap. Ini adalah tim yang luar biasa. Kami merasa sangat senang."

Antusiasme Jeff Bezos untuk pergi ke luar angkasa pun sejalan dengan apa yang dirasakan oleh Wally Funk. Dia mengatakan, "Akhirnya terjadi juga! Saya sudah menunggu lama dan saya sudah lama bermimpi untuk pergi ke luar angkasa."

Sudah Uji Coba 15 Kali

Sebagai seorang miliarder, Bezos mempersiapkan perjalanan angkasanya yang jauh berbeda dari penerbangan Branson pekan lalu.

New Shepard Blue Origin, pesawat roket yang digunakan memiliki suborbital yang kecil saat lepas landas. Hal tersebut membuat pengalaman penerbangan menjadi lebih pendek, tetapi dengan kecepatan yang lebih tinggi.

Uji coba otomatis telah dilakukan selama 15 kali tanpa orang di dalamnya.

Publik dapat menonton proses penerbangan roket secara streaming yang akan diunggah langsung dari Blue Origin. Melansir CNN Business, acara tersebut akan disiarkan melalui situs yang akan diumumkan perusahaan.

Miliarder Bezos akan ditemani oleh tiga orang, yaitu Mark Bezos (saudara Jeff), Wally Funk (pilot berusia 82 tahun), dan Oliver Daeman (remaja lulusan SMA berusia 18 tahun). Remaja tersebut mendapatkan kesempatan untuk terbang karena memenangkan lelang yang dilakukan Blue Origin.

3 dari 3 halaman

Jeff Bezos Sosok Penggemar Luar Angkasa

Jeff Bezos telah mendirikan Blue Origin pada 2000 dengan visi ingin mengembangkan teknologi roket dalam menjalankan bisnis pariwisata luar angkasa. Melalui visi tersebut, secara tidak langsung akan memperluas daftar astronaut selama beberapa tahun mendatang.

Sejak dulu Jeff adalah penggemar luar angkasa, seperti milarder Inggris Richard Branson. Namun, ada ambisi yang lebih kuat dalam diri Jeff untuk mengembangkan perusahaan roket luar angkasa miliknya.

Ia ingin mengirim pelanggan sampai ke ujung angkasa sehingga bisa menikmati momen langka untuk melayang di udara tanpa bobot selama beberapa menit.

Nama “Blue Origin” juga terinspirasi dari Bumi. Bumi diartikan sebagai asal tempat manusia untuk memulai segala sesuatu.

Filosofi itulah yang digunakan Jeff Bezos mengembangkan roket besar untuk dapat mendarat di Bulan, bahkan ingin mewujudkan masa depan bahwa orang dapat tinggal dan bekerja di luar angkasa.

Langkah awal Jeff bisa sampai saat ini ketika ia berpartisipasi pada misi penerbangan antariksa manusia pertama. “Ini adalah pekerjaan terpenting yang saya lakukan,” papar Jeff dikutip dari The Washington Post.

Sempat Memicu Kekhawatiran

Beberapa orang sempat khawatir mengenai lambannya kemajuan Blue Origin dan membuat sebagian masyarakat menilai bahwa pesawat yang dikembangkan tidak ada kemajuan.

Jika dibandingkan dengan perusahaan roket lainnya, Blue Origin telah jauh dikalahkan oleh SpaceX milik Elon Musk yang berkembang jauh lebih pesat dan canggih. SpaceX telah menerbangkan astronaut NASA ke orbit dan mendapatkan kontrak untuk terbang mendarat di Bulan.

Tak hanya itu, Branson juga mengalahkan Jeff karena telah lebih dulu terbang ke luar angkasa pekan sebelumnya. Namun, ketertinggalan tersebut bukanlah menjadi hambatan atau penghalang bagi Blue Origin untuk melakukan inovasi lainnya.

“Persiapan di balik layar selama bertahun-tahun telah menghasilkan babak baru yang lebih signifikan,” jelas pejabat perusahaan Blue Origin yang dikutip The Washington Post.

Masyarakat bergantung pada Jeff mengenai perkembangan Blue Origin, mengingat sekarang ia telah mengundurkan diri dari CEO Amazon.

Setelah informasi peluncuran ini, memicu adanya serangkaian misi penerbangan menggunakan roket miliknya, seperti pariwisata luar angkasa dan melakukan tamasya suborbital di atmosfer dengan melewati tepi ruang angkasa.