Liputan6.com, Florida - Ada kejadian tak biasa di Florida, Amerika Serikat. Seekor buaya yang semestinya hidup di habitat aslinya malah kedapatan berada di tempat tak seharusnya.
Polisi di Florida mengatakan, seekor buaya yang melarikan diri dari tangkapan petugas yang berusaha mengembalikannya ke habitat asli malah merangkak di bawah mobil patroli.
Tak hanya itu, ia malah terjebak di bawah mobil petugas kepolisian, demikian dikutip dari laman UPI.com, Kamis (21/7/2022.
Advertisement
Baca Juga
Departemen Kepolisian Leesburg men-tweet sebuah foto yang menunjukkan buaya itu terjepit dengan setengah tubuhnya di bawah mobil patroli.
"Saat sedang berupaya membantu melawan buaya ini, ia melarikan diri di bawah salah satu unit lalu lintas kami dengan kecepatan penuh dan terjepit di bawah mobil," kata tweet itu.
"Kami dengan senang hati melaporkan bahwa buaya telah diekstraksi dengan aman dan tidak ada kerusakan permanen pada kendaraan!"
Tidak jelas apakah buaya itu dipindahkan atau dilepaskan di tempat kejadian.
Well, we don't see this every day...While helping wrangle this alligator, it fled under one of our traffic units at full speed and wedged itself underneath the car. We are pleased to report the gator was safely extracted and there was no permanent damage to the vehicle! 🐊 pic.twitter.com/qxlrzACoe7
— Leesburg Police (@LeesburgPolice1) July 20, 2022
Kemunculan Buaya di Inggris
Kemunculan buaya memang kadang tak terduga. Hal lain juga pernah terjadi di Inggris. September 2021, seorang perempuan dikejutkan dengan penampakkan seekor buaya sepanjang 4 kaki (1,2 m) berkeliaran di taman belakang dekat rumahnya.
Makhluk bersisik yang dijuluki Castleford Croc tersebut digambarkan sedang berkeliaran di sekitar taman belakang di sebuah kota di West Yorkshire, Inggris.
Dilansir dari laman The Sun, Selasa (21/9/2021), penampakkan terbarunya yang tertangkap kamera tak jauh dari Sungai Aire oleh seorang perawat, Sarah Jayne Ellis.
Sarah mengatakan bahwa hewan itu memiliki panjang setidaknya 4 kaki atau setara dengan 1,2 meter.
Ia mengaku awalnya binatang itu terlihat tidak bergerak, tetapi beberapa jam kemudian, buaya itu menghilang.
“Saya sedang menutup tirai di kamar tidur ketika saya melihatnya di rumput. Saya kembali melihatnya beberapa jam kemudian dan (buaya) itu telah hilang,” ujar Sarah.
Ia lalu menunjukkannya ke saudara iparnya, Kate Ellis Holmes, seorang wakil kepala sekolah.
Saya benar-benar tidak percaya ketika ia menceritakan kisah itu. Ketika saya melihat gambar itu, saya tidak percaya. Saya pikir itu aneh dan cerita yang sangat menarik. Ini jelas terlihat seperti buaya," ucap Ellis.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bukan Penampakkan Pertama
Ini bukan pertama kalinya sesosok mirip buaya terlihat di daerah Castleford. Tahun lalu, seorang fotografer mengklaim bahwa binatang itu tinggal di cagar alam terdekat.
Lee Collings terkejut saat menemukan binatang buas yang tampak menakutkan saat berkunjung ke cagar alam Fairburn Ings pada Mei 2020. Pria itu mengatakania mendengar seseorang telah membuang seekor kaiman – reptil yang lebih kecil dari spesies buaya.
Lee mengatakan pada saat itu: "Saya berusia 46 tahun dan telah menjadi pengamat burung selama lebih dari 30 tahun, dan saya belum pernah melihat yang seperti ini, selain buaya atau aligator."
"Ia berjalan dengan kaku. Ia bergerak lambat, tetapi terlalu cepat untuk memotretnya pada saat saya menyadari apa yang saya pikirkan. Panjangnya 3 hingga 4 kaki (0,9 hingga 1,2 meter) dan tingginya sekitar 4 hingga 5 inci (0,10 hingga 0,12 meter)," ujar Lee.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Manusia Ajaib Asal Zimbabwe, Diserang 3 Buaya Tetap Bertahan Hidup
Cerita lain soal buaya juga terjadi di Afrika. Seorang pria Zimbabwe menghabiskan beberapa bulan di rumah sakit untuk memulihkan diri dari serangan ganas oleh tidak kurang dari tiga atau empat buaya di sebuah kolam pemancingan dekat kota Nyamhunga.
Insiden itu terjadi pada Januari 2022, ketika Alexander Chimedza tiba di kolam saluran pembuangan wilayah Nyamhung, Zimbabwe untuk mencari beberapa cacing merah.
Dikutip dari laman Oddity Central, Selasa (5/4/2022) dia berencana menggunakannya sebagai umpan menangkap ikan air tawar Kariba, setelah istrinya memberi tahu dia bahwa dia sudah cukup dengan ikan macan yang biasanya dibawa pulang.
Sayangnya, begitu dia mendekati tepi kolam yang tertutup rumput liar, Alexander diserang.
Dia mengklaim satu buaya mencoba meraih tangan kirinya, tetapi dia secara naluriah menariknya, sebelum buaya lain berhasil menggigit tangan kanannya.
"Segera setelah saya menghindari dicengkeram oleh tangan kiri, saya merasakan buaya lain meraih tangan kanan saya," kata Chimedza kepada The Herald.
"Itu menarik saya ke dalam air dan memutar ke satu arah, dan pada saat itu, saya menyadari bahwa tangan saya akan patah jika saya melawan. Jadi saya membiarkan tangan saya bergerak ke arah yang dipelintirnya."
Upaya Agar Selamat
Tepat ketika dia berhasil mendapatkan kembali keseimbangannya setelah dipelintir seperti selembar kain, nelayan amatir itu merasakan buaya lain muncul dan menutup rahangnya yang besar di sekitar tendon Achillnya, merobeknya berkeping-keping.
Alih-alih menyerah dan membiarkan dirinya menjadi makanan buaya, Alexander Chimedza menemukan kekuatan untuk melawan.
Dalam apa yang dia klaim sebagai rahasia untuk melarikan diri secara ajaib dari rahang buaya, Chimedza rupanya melihat celah dan memasukkan tangannya ke salah satu mulut reptil dan mendorongnya sebanyak mungkin, menyebabkan air membanjiri perut hewan itu.
Dia mengklaim hewan itu tenggelam segera sesudahnya.
Saat dia bergulat dengan buaya, teman dan kenalan Alexander melempari buaya dengan batu besar, akhirnya memaksa mereka untuk berenang menjauh, meninggalkan pria itu dalam genangan darahnya sendiri.
Dia ditarik keluar dari air dan dilarikan ke Rumah Sakit Distrik Kariba, sebelum dipindahkan ke Rumah Sakit Mutenderi, di negara tetangga Zambia.
Advertisement
Dirawat Oleh Dokter
Dalam beberapa hari dan bulan berlalu, dokter membersihkan luka Chimedza yang dalam, menjahitnya dan melakukan beberapa operasi, termasuk pencangkokan kulit dan rekonstruksi tendon Acchile-nya.
Dia memiliki setidaknya lima pelat logam yang ditanamkan melalui pembedahan untuk membantu menyatukan tulang yang patah lebih cepat, tetapi hanya satu dari mereka yang akan tetap berada di tubuhnya secara permanen.
Alexander Chimedza tidak bisa lagi menggerakkan lengan kanannya sama sekali. Dokter juga telah memperingatkan Chimedza untuk tidak menggerakkan kaki kanannya, karena tendon Achilles perlu waktu untuk pulih.
"Saya tidak bisa bekerja dan menghidupi keluarga saya seperti dulu. Saya mengandalkan simpatisan untuk bertahan hidup sekarang. Saya merasa kursi roda akan sangat membantu untuk memastikan bahwa saya tidak bergantung pada istri saya untuk segalanya," kata pria itu.
Terlepas dari kesulitan yang harus dia atasi, Alexander Chimedza menganggap dirinya beruntung masih hidup.