Sukses

Panda Raksasa Tertua di Dunia Meninggal pada Usia 35 Tahun

Panda berukutan besar yang tertua di dunia meninggal di usia 35 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - An An, panda raksasa jantan tertua di dunia yang dirawat manusia, di-eutanasia pada Kamis (21 Juli) pada usia 35, setara dengan 105 tahun bagi manusia, kata taman hiburan Hong Kong tempat dia tinggal.

Dilansir laman Channel News Asia, Kamis (21/6/2022), kesehatan An telah menunjukkan tanda-tanda penurunan yang stabil selama beberapa minggu terakhir, dengan asupan makanannya menurun, sampai akhirnya dia berhenti makan, kata Ocean Park, fasilitas kelautan dan hewan tempat dia tinggal sejak 1999.

An An dan Jia Jia, panda raksasa betina tertua di dunia, yang meninggal pada tahun 2016 dalam usia 38 tahun, adalah hadiah dari pemerintah China.

"Ocean Park sangat sedih mengumumkan hilangnya An An," katanya dalam sebuah pernyataan.

Taman tersebut mengatakan berterima kasih atas kesempatan untuk merawat Jia Jia dan An An karena membantu Ocean Park menjadi basis penting untuk konservasi panda.

“An An adalah anggota keluarga kami yang tak terpisahkan dan telah tumbuh bersama dengan Taman. Dia juga telah membangun ikatan persahabatan yang kuat dengan penduduk lokal dan turis."

Ocean Park, yang menampilkan hewan termasuk walrus, penguin, dan lumba-lumba, kini memiliki dua panda raksasa, Ying Ying dan Le Le.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Pasangan Panda

China memberikan Ying Ying betina dan Le Le jantan ke Hong Kong pada 2007. Taman itu berharap pasangan itu bisa memiliki bayi tetapi belum sejauh ini.

Info menarik lainnya terkait panda adalah sepasang bayi panda raksasa kembar, yakni panda jantan Xiao Xiao dan panda betina Lei Lei diperlihatkan pertama kali ke publik di Ueno Zoological Gardens, Tokyo. Bayi panda yang lahir pada Juni 2020 ini tampil perdana bersama induk mereka Shin Shin, menghibur pengunjung dengan jumlah terbatas yang telah memenangkan undian untuk melihat mereka.

Hewan-hewan berbulu halus yang menggemaskan itu hanya akan dipamerkan pada publik di kebun binatang tersebut selama tiga hari. Selain itu, aturan pembatasan jumlah pengemar Xiao Xiao dan Lei-Lei yang memiliki berat badan sekitar 13 hingga 14 kilogram itu juga diberlakukan, akibat maraknya penyebaran COVID-19 di Jepang, termasuk di kawasan ibu kota tersebut.

Para pengunjung hanya diizinkan menyaksikan panda-panda itu lewat sistem undian.

3 dari 4 halaman

Penggemar Diberi Waktu 1 Menit

Kendati demikian, setiap pemenang hanya diberikan waktu satu menit untuk menyaksikan hewan-hewan yang menakjubkan itu, sebelum memberikan jalan bagi pengunjung selanjutnya. Hal itu dilakukan pihak kebun binatang dalam upaya mencegah penyebaran infeksi COVID-19.

"Mereka berbulu halus dan menggemaskan. Sungguh keajaiban bagi saya untuk dapat menyaksikan mereka menggigit daun dan memanjat pohon," ujar Naoko Kawazoe (55), warga Tokyo yang menjadi pengunjung pertama untuk bertemu dengan panda-panda itu setelah mengantre di kebun binatang itu dari pukul 05.00, seperti dikutip media setempat.

4 dari 4 halaman

Dipinjam dari China

Dua induk panda kembar itu, yakni induk betina Shin Shin dan induk jantan Ri Ri, yang masing-masing berumur 16 tahun, merupakan panda-panda yang dipinjam dari China. Pasangan itu juga menjadi induk Xiang Xiang, panda betina berumur empat tahun.

Kelahiran panda kembar itu merupakan yang pertama bagi Kebun Binatang Ueno, kebun binatang tertua di Jepang, sejak dibuka pada 1882.

Untuk memperingati normalisasi hubungan bilateral, China menghadiahkan panda-panda pertama kepada Jepang pada 1972.Â