Liputan6.com, New York - Amerika Serikat (AS) melaporkan satu kasus polio – yang pertama di negara itu dalam hampir sepuluh tahun. Para pejabat kesehatan New York mengumumkan pada Kamis 21 Juli 2022 waktu setempat.
Menurut laporan VOA Indonesia, Jumat (22/7/2022), sejauh ini belum ada rincian yang disampaikan tentang siapa warga Rockland County yang menderita penyakit itu, juga soal apakah ia sudah divaksinasi sebelumnya dan bagaimana kondisinya saat ini.
Baca Juga
Pejabat negara bagian itu hanya mengatakan bahwa tampaknya individu itu terinfeksi jenis virus yang diturunkan dari vaksin, mungkin dari seseorang yang menerima vaksin hidup, yaitu vaksin yang komponennya menggunakan virus yang dilemahkan – yang tersedia di negara-negara lain, tetapi tidak di AS – dan menyebarkannya.
Advertisement
Polio pernah menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti di Amerika, di mana wabah tahunan menyebabkan ribuan kasus kelumpuhan. Sebagian besar penderita adalah anak-anak.
Menurut CDC, vaksin polio mulai tersedia pada 1955, dan kampanye vaksinasi nasional memangkas jumlah kasus tahunan menjadi kurang dari 100 kasus pada tahun 1960-an, dan kurang dari 10 kasus pada tahun 1970-an.
Pada tahun 1979, polio dinyatakan telah berhasil diberantas di Amerika, yang berarti tidak ada lagi penyebaran virus secara rutin. Hampir tidak pernah ada wisatawan yang membawa penyakit ini ke Amerika, kasus terakhir semacam itu terjadi tahun 2013.
Anak-anak Amerika masih rutin divaksinasi polio. Pejabat-pejabat federal merekomendasikan empat dosis vaksin, yang diberikan pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6-18 bulan, dan pada usia 4-6 tahun. Sebagian negara bagian hanya memberikan tiga dosis vaksin.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sekilas Soal Polio
Polio umumnya menyebar dari orang ke orang atau melalui air yang terkontaminasi. Polio dapat menginfeksi sumsum tulang belakang, menyebabkan kelumpuhan dan kemungkinan cacat permanen, serta kematian. Penyakit itu kebanyakan menyerang anak-anak.
Polio endemik di Afghanistan dan Pakistan. Meski demikian, beberapa tahun terakhir, banyak negara di Afrika, Timur Tengah dan Asia yang juga melaporkan kasus polio.
Pandemi COVID-19 Punya Andil dalam Naiknya Kasus Polio di Banyak Negara
Lebih dari dua tahun pandemi COVID-19 berlangsung. Anda pun mungkin menyadari bahwa virus SARS-CoV-2 ini telah mengubah kehidupan banyak manusia, di Indonesia maupun di negara-negara lainnya.
Berbagai hambatan kerap tak terhindarkan. Salah satu yang terjadi dalam ranah kesehatan adalah terdampaknya cakupan vaksinasi polio.
 Data yang dihimpun NPR pada bulan April lalu menemukan bahwa pada tahun 2016, dunia hanya mencatat beberapa lusin kasus polio yang terjadi pada empat negara.
Namun pada 2019 hingga 2020, jumlah kasus polio di seluruh dunia meningkat hampir tiga kali lipat dan menghasilkan lebih dari seribu kasus yang tersebar pada hampir 30 negara.
Tahun 2021, dunia mencatat lebih dari 600 kasus polio yang terjadi.
Angela Rasmussen, seorang ahli virus yang mempelajari polio di University of Saskatchewan, Kanada mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 telah memberikan peluang polio untuk muncul kembali pada banyak negara.
Hal tersebut lantaran pandemi COVID-19 menghambat program vaksinasi anak-anak di seluruh dunia, termasuk vaksinasi polio.
"Kekhawatiran terbesar saya adalah kenyataan bahwa ada populasi yang lebih besar sekarang yang belum divaksinasi sesuai jadwal. Saya pikir itu terjadi di mana-mana, dan itu karena pandemi SARS-CoV-2," ujar Angela.
Bahkan, negara dengan status bebas polio yakni Inggris baru-baru ini mendeteksi adanya virus polio dalam sampel limbah yang dikumpulkan oleh  London Beckton Sewage Treatment Works pada bulan Februari hingga Mei 2022.
Inggris sendiri dinobatkan sebagai negara bebas polio oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2003 lalu.Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Hari Polio Sedunia: PBB Desak Negara Tetap Vaksinasi Saat Pandemi COVID-19
Sebelumnya pada Hari Polio Sedunia 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF mendesak negara-negara untuk tetap waspada dalam memerangi poliomyelitis (polio) dan meningkatkan layanan vaksinasi.
kegiatan rutin yang menyelamatkan nyawa ini harus diprioritaskan selama pandemi guna melindungi kesehatan anak dan mempertahankan status bebas polio yang diperoleh dengan susah payah di kawasan Asia Tenggara.
Dikutip dari Who.int, Sabtu (24/10/2020), polio adalah penyakit yang melumpuhkan dan terkadang fatal jika tidak diobati. Namun, ada vaksin yang aman dan efektif sehingga infeksi polio dapat dicegah melalui imunisasi. Berkat upaya vaksinasi ini, kasus polio telah berkurang sekitar 99% selama dekade terakhir.
"Hari Polio Sedunia adalah kesempatan untuk mengakui upaya tak henti-hentinya dari petugas kesehatan untuk tidak meninggalkan anak dalam memberikan vaksin polio yang menyelamatkan jiwa, terutama selama masa COVID-19. Vaksin polio yang diberikan berkali-kali, hampir selalu melindungi anak seumur hidup dan merupakan cara terbaik untuk mencegah penularan penyakit yang berpotensi mematikan ini," imbuh Dr. N. Paranietharan, Perwakilan WHO untuk Indonesia.
Penanganan Polio di Indonesia
Selama bertahun-tahun, Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat dan membuat kemajuan signifikan dalam pemberantasan polio. Namun, pertarungan belum berakhir dan tetap ada tantangan baru seperti pandemi COVID-19.
Akses ke vaksinasi rutin dan layanan kesehatan esensial telah terganggu selama pandemi. Ketakutan akan penularan COVID-19 di tempat pelayanan kesehatan telah meningkatkan kekhawatiran orang tua untuk mengantarkan anaknya melakukan imunisasi dan akhirnya menyebabkan penurunan kehadiran.
"Perjuangan melawan polio harus terus berlanjut terutama saat pandemi ini, COVID-19 telah mengganggu imunisasi rutin di seluruh negeri, termasuk polio. Indonesia telah banyak melakukan pemberantasan polio hingga saat ini, membantu anak-anak untuk hidup bebas dari polio dan mencapai usia penuh potensi," imbuh Perwakilan UNICEF Debora Comini
"Kita tidak boleh berhenti bekerja untuk memastikan setiap anak terlindung dari polio dan semua penyakit yang dapat dicegah," tambahnya.
Advertisement