Sukses

Amerika Serikat Sebut Vladimir Putin Teperdaya Retorikanya Sendiri

AS menyebut, Presiden Rusia Vladimir Putin telah terperangkap pada mitos dan klaim berlebihan yang dibuatnya sendiri.

Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin tampaknya telah terperangkap pada mitos dan klaim berlebihan yang dibuatnya sendiri. Ia tak mampu menepis hasratnya untuk menaklukkan Ukraina, berapa pun biayanya, menurut penilaian terbuka direktur badan intelijen Amerika.

Direktur CIA William Burns adalah pejabat Amerika Serikat terakhir yang bertemu dengan Putin sebelum ia memerintahkan pasukan Rusia memasuki Ukraina pada bulan Februari, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (22/7/2022).

Burns Rabu malam memperingatkan, pemimpin Rusia itu sangat yakin bahwa ia harus menaklukkan Ukraina untuk memenuhi takdirnya.

“Putin benar-benar memercayai retorikanya, dan saya mendengar ia mengatakannya secara pribadi selama bertahun-tahun bahwa Ukraina bukanlah negara nyata. … Ia benar-benar mengira ia dapat merebut Kyiv dalam waktu kurang dari sepekan,” kata Burns kepada hadirin dalam acara tahunan Forum Keamanan Aspen di Aspen, Colorado.

“Ia yakin bahwa takdirnya sebagai pemimpin Rusia adalah memulihkan Rusia sebagai kekuatan besar … dan ia percaya ia tidak dapat melakukan itu tanpa menguasai Ukraina dan pilihan-pilihannya,” lanjut Burns. “Ia percaya ini haknya, hak Rusia untuk mendominasi Ukraina.”

Penilaian intelijen AS sebelumnya telah menunjukkan bahwa meskipun Putin tidak berniat meninggalkan upayanya untuk menaklukkan seluruh Ukraina, mungkin saja ia bersedia resmi menghentikan pertempuran guna memberi waktu bagi pasukannya melakukan reorganisasi menyusul kerugian besar sejak invasi dimulai.

“Ini sangat wajar, berdasarkan perspektif kami, berdasarkan perkembangan selama beberapa bulan mendatang dan seterusnya yang membuatnya yakin ini ada nilainya, hingga ia dapat mencapai semacam kesepakatan,” kata Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines bulan lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Prediksi AS di Medan Perang

Intelijen AS memperkirakan sekitar 15 ribu tentara Rusia telah tewas di Ukraina, 45 ribu lainnya cedera.

Para pejabat pertahanan Ukraina menyebut jumlah tentara Rusia yang tewas sekitar 38 ribu.

Burns tampaknya meragukan pendapat mengenai tercapainya semacam kesepakatan, seraya menggambarkan hal itu tidak konsisten dengan pandangan Putin mengenai dunia.

Putin adalah “orang yang sangat percaya pada kontrol dan intimidasi dan pembalasan dendam,” kata Burns.

“Sementara cengkeraman kekuasaannya menguat, sementara lingkaran penasihatnya menyempit, perasaannya mengenai takdir dan keinginannya mengambil risiko telah berkembang,” kata Burns. “Putin bertaruh … ia dapat berhasil melancarkan perang, bahwa mereka dapat melemahkan militer Ukraina, bahwa musim dingin akan datang sehingga ia dapat mencekik ekonomi Ukraina, ia dapat membuat lelah masyarakat dan pemimpin Eropa, dan ia dapat melemahkan AS,” lanjutnya.

“Menurut pandangan kuat saya, Putin keliru dalam asumsinya mengenai penghancuran aliansi NATO dan tekad Ukraina sebelum perang dimulai dan menurut saya ia juga keliru sekarang ini,” kata Burns.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Kondisi Kesehatan Putin Disorot

Beredar kabar bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dalam kesehatan yang buruk. Benar demikian?

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada Kamis 21 Juli 2022 menepis desas-desus perihal kesehatan Presiden Rusia tersebut.

"Semuanya baik-baik saja dengan kesehatannya. Anda tahu apa yang disebut pakar informasi Ukraina, dan berbagai berita bohong yang dikatakan oleh Amerika dan Inggris tentang kesehatan Presiden (Putin) dalam beberapa bulan terakhir. Itu hanyalah berita bohong," katanya hari Selasa pada pertemuan rutin dengan wartawan seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (22/7/2022).

Menurut media Rusia, sehari sebelumnya Putin mengatakan ia masuk angin karena berada di bawah AC dalam kunjungannya ke Teheran hari Selasa.

Pada acara publik hari Rabu, Putin kadang-kadang batuk ketika berpidato.

“Hawa di luar empat puluh derajat Celsius. Di dalam, udara sejuk dengan AC yang dingin. Saya juga mengalaminya. Suara saya parau. Saya tidak tahu apakah anggota delegasi yang lain juga begitu. Itu bisa saja terjadi, tidak apa-apa," kata Peskov.

Respons Bos CIA

Direktur CIA menyatakan tidak ada bukti intelijen bahwa Vladimir Putin tidak stabil atau dalam kesehatan yang buruk.

"Ada banyak rumor tentang kesehatan Presiden Putin dan sejauh yang kami tahu dia terlalu sehat," kata Burns di Forum Keamanan Aspen di Colorado.

4 dari 4 halaman

Pantau Vladimir Putin Dua Dekade Lebih

Dilansir BBC, Kamis (21/7/2022), Burns, yang menjabat sebagai duta besar untuk Moskow, mengatakan dia telah mengamati dan berurusan dengan pemimpin Rusia itu selama lebih dari dua dekade.

Putin adalah "orang yang sangat percaya pada kontrol, intimidasi, dan pembalasan dendam" dan sifat-sifat ini telah mengeras selama dekade terakhir karena lingkaran penasihatnya telah menyusut, kata kepala CIA.

"Dia yakin bahwa takdirnya sebagai pemimpin Rusia adalah mengembalikan Rusia sebagai kekuatan besar. Dia percaya kunci untuk melakukan itu adalah menciptakan kembali lingkup pengaruh di lingkungan Rusia dan dia tidak dapat melakukannya tanpa mengendalikan Ukraina."

Burns melakukan perjalanan ke Moskow pada bulan November untuk memperingatkan tentang konsekuensi serius untuk menyerang Ukraina menyusul intelijen AS telah dikumpulkan tentang rencana Rusia. 

Tetapi direktur CIA mengatakan dia pergi "lebih bermasalah daripada ketika saya tiba".Rencana presiden Rusia didasarkan pada "asumsi yang sangat cacat dan beberapa ilusi nyata terutama tentang Ukraina dan keinginan untuk melawan", kata Burns. 

"Putin benar-benar mempercayai retorikanya. Saya pernah mendengar dia mengatakan ini secara pribadi selama bertahun-tahun bahwa Ukraina bukanlah negara nyata.

"Yah, negara-negara nyata melawan. Dan itulah yang telah dilakukan Ukraina."