Liputan6.com, Teheran - Kementerian luar negeri negara Iran menarik duta besarnya dari Swedia, demikian menurut laporan televisi pemerintah pada Kamis 21 Juli 2022 waktu setempat.Â
Upaya itu dilakukan, menurut laporan VOA Indonesia yang dikutip Sabtu (23/7/2022), setelah seorang warga negara Iran dijatuhi hukuman seumur hidup oleh pengadilan Swedia karena melakukan kejahatan perang dan pembunuhan selama perang Iran-Irak pada 1980-an.
Baca Juga
Laporan tersebut mengutip juru bicara kementerian itu, Naser Kanani, yang mengatakan bahwa duta besar Iran itu pulang untuk melakukan konsultasi terkait hukuman seumur hidup yang dijatuhkan pada Hamid Noury awal bulan ini.
Advertisement
Pengadilan Distrik Stockholm mengatakan bahwa Noury terlibat dalam kekejaman parah pada Juli dan Agustus 1988 saat bekerja sebagai asisten wakil jaksa di penjara Gohardasht di luar kota Karaj, Iran.
Pengadilan mengatakan Noury yang berusia 61 tahun berpartisipasi dalam eksekusi terhadap banyak tahanan politik di Iran musim panas itu. Sepanjang persidangan, Noury membantah melakukan kesalahan dan Iran menyebut pengadilan itu “pertunjukan'' bermotif politik.
Perkembangan itu terjadi pada saat hubungan antara Stockholm dan Teheran menegang.
Sejumlah orang Eropa ditahan di Iran dalam beberapa bulan terakhir, termasuk seorang turis Swedia, dua warga negara Prancis, dan seorang ilmuwan Polandia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Â
Penahanan Sebagai Alat Tawar?
Penahanan tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa Iran berharap dapat memanfaatkan para tahanan itu sebagai alat tawar-menawar untuk menekan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, agar memberikan keringanan sanksi-sanksi yang diterimanya berdasarkan perjanjian nuklir 2015 yang compang-camping.
Noury ditangkap pada November 2019 ketika ia tiba di Stockholm dalam perjalanan wisata.
Dalam perkembangan terpisah, Iran memanggil kuasa usaha Argentina di Teheran terkait larangan perjalanan yang diberlakukan Buenos Aires pada lima awak pesawat Iran setelah pesawat mereka mendarat di bandara negara Amerika selatan itu pada Juni.
Jaksa di Argentina mengatakan mereka menggelar penyelidikan untuk mengetahui tahu apakah para awak pesawat itu -- 14 orang Venezuela dan lima orang Iran -- memiliki hubungan dengan terorisme internasional atau kegiatan terlarang lainnya.Iran membantah tuduhan-tuduhan itu dan menganggap larangan perjalanan tersebut sebagai pelanggaran terhadap hak-hak awak pesawat itu.
Advertisement
Amerika Serikat Dituduh Ciptakan Upaya Anti-Iran
Sebelumnya Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran pada Minggu (17/7/2022) menolak klaim presiden Amerika Serikat baru-baru ini atas aktivitas nuklir Iran sebagai "kebijakan gagal mempromosikan Iranofobia," yang berusaha menyebabkan ketegangan dan krisis di kawasan itu.
Pernyataan anti-Iran Joe Biden, yang dibuat selama kunjungannya ke Timur Tengah, adalah "bagian dari kebijakan Washington untuk menghasut hasutan dan mengobarkan ketegangan di kawasan itu," kata Nasser Kanaani, seperti dikutip dari laman Xinhua, Senin(18/7/2022).
Mengutip catatan gelap Amerika dan sejarah permusuhan terhadap negara lain, Kanaani mencatat bahwa Amerika Serikat menginvasi dan menduduki sejumlah negara regional dan telah menjual banyak senjata, serta terus-menerus mencampuri urusan dalam negeri negara-negara regional.
Nasser Kanaani menegaskan kembali kebijakan strategis Iran untuk berusaha menggunakan teknologi nuklir hanya untuk tujuan damai dalam kerangka aturan dan peraturan internasional.
Ia mengatakan, Iran berkomitmen untuk melanjutkan pembicaraan tentang penghapusan sanksi dan kebangkitan kesepakatan nuklir 2015.
Dia menekankan kebijakan Iran yang berprinsip dan konstruktif dalam menyambut dialog dengan tetangga dan inisiatif regional, mengungkapkan harapan "pemerintah regional diharapkan bisa mengambil langkah-langkah konstruktif demi keamanan kolektif, perdamaian, stabilitas dan pembangunan."
Amerika Serikat berjanji untuk tidak mengizinkan Iran memperoleh senjata nuklir bahkan dengan menggunakan "semua elemen kekuatan nasionalnya," menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dengan mitra lain "untuk menghadapi agresi Iran dan kegiatan destabilisasi," kata Biden dalam deklarasi bersama AS-Israel di Yerusalem pada hari Kamis.
Amerika Serikat Curiga Iran Akan Jual Drone ke Rusia
Pemerintah Amerika Serikat mencurigai bahwa Iran akan menjual drone ke Rusia. Jumlah drone yang akan dikirim Iran berpotensi mencapai ratusan.
Dilaporkan BBC, Selasa (12/7/2022), Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan berkata Iran sedang berupaya untuk melatih pasukan Rusia untuk menggunakan drone mereka. Namun, Sullivan berkata drone-drone tersebut belum dikirim.Â
Jake Sullivan turut berkomentar bahwa drone Iran juga sebelumnya digunakan oleh pemberontak Houthi di Yaman.Â
Kekuatan drone sangat berpengaruh dalam konflik Rusia-Ukraina. Jake Sullivan menyebut penggunaan drone oleh Rusia juga memicu biaya untuk perawatan drone tersebut.Â
Pekan lalu, Ukraina meminta negara-negara sahabatnya untuk mengirim ribuan drone untuk membantu upaya mereka melawan Rusia. Sejumlah warga bahkan menyumbangkan drone mereka untuk melawan Rusia.
Justin Bronk dari Royal United Services Institute (RUSI) menjelaskan bahwa drone berukuran kecil dapat berguna untuk pengintaian, dan memberikan tayangan video secara langsung. Namun, ia mengingatkan bahwa alat elektronik untuk menangkal drone juga sudah makin efektif. Â
Kolonel Oleksii Noskov, asistem panglimat angkatan bersenjata Ukraina, menyebut bahwa drone bisa melakukan pengintaian hingga lebih dari 2.000 kilometer.Â
"Armada drone dapat membuat kita secara konstan memonitor garis depan sepanjang 2.470 kilometer dan menerapkan respons efetif terhadap serangan musuh dengan teknologi modern," ujar Noskov.
Advertisement