Hanya sesaat setelah diluncurkan, sekitar 40 detik, roket Rusia yang membawa satelit komunikasi buatan Amerika Serikat, tercemplung di Samudera Pasifik.
Misi gagal menempatkan satelit ke orbit yang ditargetkan -- di atas Samudera Atlantik, untuk menyediakan layanan komunikasi bagi seantero Benua Amerika dan Eropa.
Seperti dimuat BBC, Jumat (1/2/2013), roket Zenit-3SL yang mengangkasa dari situs peluncuran terapung Odyssey di Samudera Pasifik, sebelah selatan Hawaii, diluncurkan pada 06.59 GMT atau 13.59 WIB. Situs tersebut dibangun di bekas rig minyak.
Staf perusahaan Sea Launch, yang berbasis di Swiss, mengoperasikan peluncuran dari sebuah kapal yang ditempatkan dalam jarak aman, 6,5 kilometer dari lokasi roket diluncurkan. Perusahaan itu mengaku, akan terus menyelidiki apa penyebab sebenarnya kegagalan misi itu.
"Kami menyesal atas kegagalan peluncuran ini dan mohon maaf pada konsumen kami, Intelsat, dan penyedia pesawat luar angkasa, Boeing," kata Direktur Sea Launch AG, dalam pernyataannya.
"Penyebab kegagalan masih belum diketahui, namun kami akan mengevaluasinya dengan bekerja sama dengan Intelsat, Boeing, Energia Logistics Ltd, dan suplier Zenit-3SL. Kami juga akan berusaha sekuat tenaga pulih dari peristiwa tak terduga dan malang ini."
Laporan sementara menyebut, mesin roket secara otomatis mati akibat lintasan yang salah. Saat ini tim sedang mencari roket yang tercebur itu.
Ini merupakan pukulan baru terhadap reputasi industri antariksa Rusia. Dua tahun lalu sebuah satelit komunikasi jatuh ke tanah segera setelah diluncurkan.
Satelit Meridian, yang digunakan untuk kepentingan militer dan sipil, tidak mencapai orbit dan terhempas ke tanah di dekat kota Tobolsk di Siberia, sekitar 1.400 mil dari Moskow.
Sementara, seperti dimuat Voice of Russia, situs Odissey tetap dioperasikan setelah kegagalan tersebut. Demikian disampaikan kepala Energia, Vitaly Lopota .
"Platform itu tidak mengalami kerusakan. Peralatan tetap bisa dioperasikan, "kata Lopota. (Ein)
Misi gagal menempatkan satelit ke orbit yang ditargetkan -- di atas Samudera Atlantik, untuk menyediakan layanan komunikasi bagi seantero Benua Amerika dan Eropa.
Seperti dimuat BBC, Jumat (1/2/2013), roket Zenit-3SL yang mengangkasa dari situs peluncuran terapung Odyssey di Samudera Pasifik, sebelah selatan Hawaii, diluncurkan pada 06.59 GMT atau 13.59 WIB. Situs tersebut dibangun di bekas rig minyak.
Staf perusahaan Sea Launch, yang berbasis di Swiss, mengoperasikan peluncuran dari sebuah kapal yang ditempatkan dalam jarak aman, 6,5 kilometer dari lokasi roket diluncurkan. Perusahaan itu mengaku, akan terus menyelidiki apa penyebab sebenarnya kegagalan misi itu.
"Kami menyesal atas kegagalan peluncuran ini dan mohon maaf pada konsumen kami, Intelsat, dan penyedia pesawat luar angkasa, Boeing," kata Direktur Sea Launch AG, dalam pernyataannya.
"Penyebab kegagalan masih belum diketahui, namun kami akan mengevaluasinya dengan bekerja sama dengan Intelsat, Boeing, Energia Logistics Ltd, dan suplier Zenit-3SL. Kami juga akan berusaha sekuat tenaga pulih dari peristiwa tak terduga dan malang ini."
Laporan sementara menyebut, mesin roket secara otomatis mati akibat lintasan yang salah. Saat ini tim sedang mencari roket yang tercebur itu.
Ini merupakan pukulan baru terhadap reputasi industri antariksa Rusia. Dua tahun lalu sebuah satelit komunikasi jatuh ke tanah segera setelah diluncurkan.
Satelit Meridian, yang digunakan untuk kepentingan militer dan sipil, tidak mencapai orbit dan terhempas ke tanah di dekat kota Tobolsk di Siberia, sekitar 1.400 mil dari Moskow.
Sementara, seperti dimuat Voice of Russia, situs Odissey tetap dioperasikan setelah kegagalan tersebut. Demikian disampaikan kepala Energia, Vitaly Lopota .
"Platform itu tidak mengalami kerusakan. Peralatan tetap bisa dioperasikan, "kata Lopota. (Ein)