Liputan6.com, Manila - Filipina Utara diguncang gempa kuat pada Rabu (27/7/2022). Sedikitnya empat orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya terluka.
Empat orang yang tewas, sebagian besar dalam struktur yang runtuh, termasuk seorang warga desa yang tertimpa lempengan semen yang jatuh di rumahnya di Abra, di mana sedikitnya 25 lainnya terluka.
Baca Juga
Banyak rumah dan bangunan yang temboknya retak, termasuk beberapa yang runtuh di Abra.
Advertisement
KBRI Manila kemudian bergerak cepat mencari tahu kabar WNI terdampak gempa Filipina tersebut.
"Tadi kita hubungi WNI di sekitar gempa langsung. Hasil komunikasi KBRI dengan simpul WNI yang berada di area terdampak gempa, saat ini dalam kondisi baik," jelas KBRI Manila dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com.
"Komunikasi dengan mereka terus dilakukan apabila terdapat perkembangan terkait kondisi WNI."
Saat ini, jelas pihak KBRI Manila, terdapat sekitar 16 WNI yang terpantau berada di area dekat lokasi gempa di Filipina Utara.
Mengutip Associated Press (AP), gempa bumi kuat dengan magnitudo 7 itu dilaporkan memicu tanah longsor dan merusak bangunan.
Di ibu kota, pasien rumah sakit dievakuasi dan orang-orang yang ketakutan bergegas keluar akibat gempa Filipina terbaru itu.
Gempa bermagnitudo 7 itu dilaporkan berpusat di daerah pegunungan di Provinsi Abra, kata Renato Solidum, kepala Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina, yang menggambarkan guncangan di pagi hari sebagai gempa besar.
"Tanah bergetar seperti saya berada di ayunan dan lampu tiba-tiba padam. Kami bergegas keluar dari kantor, dan saya mendengar teriakan dan beberapa rekan saya menangis," kata Michael Brillantes, petugas keamanan kota Abra, Lagangilang, dekat pusat gempa seperti dikutip dari Associated Press.
"Itu adalah gempa paling kuat yang pernah saya rasakan dan saya pikir tanah akan terbuka," kata Brillantes kepada The Associated Press melalui ponsel.
Di Provinsi Benguet, seorang pekerja terjepit hingga tewas setelah sebuah bangunan kecil yang sedang dibangun runtuh di kota pegunungan La Trinidad yang ditanami stroberi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pengalaman Nyaris Mati
Dalam pengalaman hampir mati yang mengerikan, jurnalis foto Filipina Harley Palangchao dan rekan-rekannya sedang melakukan perjalanan menuruni bukit dengan dua mobil van di Mountain Province ketika mereka tiba-tiba mendengar bunyi seperti guntur dan melihat longsoran batu-batu besar sebesar mobil yang berjatuhan tepat di depan mereka dari gunung yang menjulang.
Di tengah teriakan teman-temannya di van mereka untuk "mundur, mundur!" ayah tiga anak berusia 44 tahun itu mengangkat kameranya di kursi depan dan memotret apa yang dia khawatirkan bisa menjadi foto terakhir dalam hidupnya. Van di depan mereka ditabrak batu besar, melukai satu orang, tapi dia dan yang lainnya di van kedua melaju mundur cukup cepat dan lolos tanpa cedera.
"Saya berpikir setidaknya harus ada rekaman jika sesuatu terjadi pada kami," kata Palangchao kepada AP. "Itu adalah pengalaman yang mengerikan."
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Bangunan Sampai Miring
The Red Cross atau Palang Merah mengeluarkan gambar bangunan tiga lantai yang miring ke arah jalan yang tertutup puing di Abra. Sebuah video yang diambil oleh seorang saksi yang panik menunjukkan bagian-bagian dari menara gereja batu tua terkelupas dan jatuh dalam awan debu di puncak bukit.
Pasien, beberapa di kursi roda, dan tenaga medis dievakuasi dari setidaknya dua rumah sakit di Manila, sekitar 300 kilometer (200 mil) selatan Lagangilang, tetapi kemudian disuruh kembali setelah para insinyur hanya menemukan beberapa retakan kecil di dinding.
Kekuatan gempa diturunkan dari magnitudo awal 7,3 setelah analisis lebih lanjut.
Gempa itu dipicu oleh pergerakan di patahan lokal pada kedalaman 17 kilometer (10 mil), kata Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina seraya menambahkan pihaknya memperkirakan kerusakan dan lebih banyak gempa susulan.
Filipina terletak di sepanjang "Cincin Api" Pasifik, sebuah busur patahan di sekitar Samudra Pasifik tempat sebagian besar gempa bumi dunia terjadi. Wilayah tersebut juga dihantam oleh sekitar 20 topan dan badai tropis setiap tahun, menjadikannya salah satu negara paling rawan bencana di dunia.
Sebuah gempa berkekuatan 7,7 menewaskan hampir 2.000 orang di Filipina utara pada tahun 1990.
Perbedaan Intensitas
Sebuah lembaga pemerintah mengatakan bahwa gempa kuat melanda Filipina utara pada Rabu pagi.
"Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,3 mengguncang pada pukul 08.43 pada kedalaman 10 kilometer, atau enam mil," kata Renato U. Solidum, kepala Institute of Volcanology and Seismology (Institut Vulkanologi dan Seismologi) Filipina mengutip New York Times, Rabu (27/7/2022).
"Gempa itu dirasakan dengan intensitas yang relatif sedang ratusan mil jauhnya di ibu kota, Manila," imbuh Solidum.
The United States Geological Survey (USGS) atau Survei Geologi Amerika Serikat mengatakan gempa melanda di bagian barat laut Luzon, pulau terpadat di negara itu. Awalnya menempatkan gempa berkekuatan magnitudo 7,1, dan kemudian menurunkan penilaiannya menjadi 7,0.
"Ini adalah gempa besar," kata Solidum dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio lokal.
Advertisement