Sukses

Pertemuan Bilateral RI-Jepang, Bahas Soal Ekonomi hingga Perdagangan

Pertemuan bilateral antara Jepang dan Indonesia membahas isu ekonomi dan perdagangan.

Liputan6.com, Tokyo - Menlu Retno tengah mendampingi perjalanan Presiden Jokowi ke Tokyo, Jepang. 

Dalam pertemuan antara Presiden Jokowi dan PM Fumio Kishida, keduanya lebih banyak membahas kerjasama ekonomi kedua negara.

Dari sisi Indonesia, Presiden Jokowi secara spesifik meminta agar hambatan tarif dan non tarif terhadap beberapa produk ekspor Indonesia dapat segera diatasi antara lain tuna, pisang dan nanas dan manga terkait hambatan non tarif.

Jika protocol IJEPA dalam ditandatangani pada saat KTT G20, nanti diharapkan hubungan perdagangan dan investasi dapat lebih ditingkatkan.

Menlu Retno menambahkan bahwa banyak investasi di bidang infrastruktur yang strategis yang dilakukan dengan Jepang dan diharapkan proyeks dapat diselesaikan tepat waktu dan tentunya kompetitif.

"Kerjasama maritime juga dibahas dalam pertemuan ini telah disepakati kerjasama antara BAKAMLA dan COAST GUARD," ujar Menlu Retno.

Selain itu, kedua pemimpin juga membahas sejumlah isu kawasan dan dunia. 

Jepang sangat menghargai kepemimpinan Indonesia di kawasan. 

"Jepang juga sangat hargai kepemimpinan Indonesia di G20. PM Jepang berikan selamat atas keberhasilan Indonesia selenggarakan Pertemuan Menlu dan Menkeu dengan hasil yang baik," tambah Menlu Retno. 

"Tidak mudah mengelola situasi saat ini namun Indonesia dinilai dapat melakukan kepimpinan dengan baik.16. Apresiasi ini juga diberikan pada saat Presiden bertemu dengan Ketua Japinda dan Ketua Liga Persahabatan Parlemen Indonesia-Jepang," ujar Menlu Retno lagi. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Bahas Situasi Dunia

Selain itu, isu yang dibahas dalam acara working lunch antara lain mengenai situasi di Ukraina situasi di Myanmar semenanjung Korea, Laut China Selatan dan non-proliferasi nuklir.

Presiden Jokowi menyampaikan bahwa di tengah situasi dunia yang penuh rivalitas, Indonesia justru semakin giat bangun kerjasama dan persahabatan dengan negara dunia.

Atas pertanyaan PM Kishida, Presiden juga sampaikan hasil kunjungan ke Kyiv dan Moskow pada saat working lunch.21. Pesan yang senada juga disampaikan Presiden pada saat berbicara mengenai situasi Laut China Selatan.

Mengenai Myanmar, Presiden sampaikan kekecewaan terhadap tidak adanya kemajuan signifikan implementasi 5PCs. Semua perkembangan di Myanmar termasuk hukuman mati terhadap tahanan politik menunjukkan kemunduran bukan kemajuan dari implementasi 5PCs.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Bahas Kerja Sama SDM dengan Presiden Japan-Indonesia Association

Selain itu, Presiden Jokowi menerima kunjungan kehormatan Presiden Japan-Indonesia Association, Fukuda Yasuo, di Salon Room, Imperial Hotel, Tokyo, Jepang, Rabu (22/7/2022).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang mendampingi Jokowi mengatakan, bahwa dalam perbincangan tersebut dibahas soal peran Indonesia di kancah internasional. Khususnya, peran Indonesia sebagai pemegang keketuaan ASEAN pada tahun depan.

"(Pertemuan) mengangkat isu tahun depan Indonesia akan memegang keketuaan ASEAN dan Jepang memegang keketuaan G7," jelas Airlangga.

Pada pertemuan ini, Fukuda Yasuo mengangkat soal kerja sama sumber daya manusia (SDM). Dia menyunggung Universitas Darma Persada yang menjadi bagian kerja sama SDM Jepang-Indonesia.

"Tadi diingatkan oleh Fukuda Yasuo terkait dengan keberadaan Universitas Darma Persada yang menjadi salah satu bagian dari kerja sama SDM Jepang dengan Indonesia," kata Airlangga.

4 dari 4 halaman

Terima Kunjungan Ketua Japan-Indonesia Parliamentary Friendship League

Dalam kunjungannya ke Jepang, Jokowi juga menerima kunjungan kehormatan Ketua Japan-Indonesia Parliamentary Friendship League Nikai Toshihiro di tempat yang sama. Kedua pihak membahas soal peran Jepang dan Indonesia di dunia internasional pada tahun depan.

"Presiden menjelaskan kerja sama yang sudah lama dan mengangkat isu terkait dengan tahun depan Indonesia akan memegang keketuaan ASEAN dan Jepang memegang keketuaan G7," tutur Airlangga.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa pada tahun 2023 Indonesia dan Jepang juga akan memperingati 65 tahun hubungan diplomasi dan 50 tahun hubungan ASEAN-Jepang.

Pertemuan ASEAN-Jepang tahun depan juga direncanakan akan dilakukan di Jepang. Saat itu, akan ditelurkan semacam visi 50 tahun ke depan ASEAN dan Jepang.

"Tentunya dengan keketuaan Bapak Presiden Jokowi tentu kepentingan untuk ekonomi ke depan dan kerja sama strategis ke depan menjadi penting. Karena sesuai dengan apa yang pernah didorong oleh mantan Perdana Menteri Shinzo Abe bahwa Jepang adalah kemitraan strategis Indonesia," pungkas Airlangga.