Liputan6.com, Jakarta - Pada 29 Juli 1921, Adolf Hitler menjadi pemimpin Partai Buruh Nasional Sosialis Jerman (Nazi). Di bawah Hitler, Partai Nazi tumbuh menjadi gerakan massa dan memerintah Jerman sebagai negara totaliter dari tahun 1933 hingga 1945.
Dikutip dari laman History, Kamis (28/7/2022), tahun-tahun awal Hitler tampaknya tidak memprediksi kebangkitannya sebagai pemimpin politik. Lahir pada 20 April 1889, di Braunau am Inn, Austria, ia adalah seorang siswa miskin dan tidak pernah lulus SMA.Â
Selama Perang Dunia I, ia bergabung dengan resimen Bavaria tentara Jerman dan dianggap sebagai prajurit pemberani. Namun, para komandannya merasa dia tidak memiliki potensi kepemimpinan dan tidak pernah mempromosikannya melebihi kopral.
Advertisement
Frustrasi oleh kekalahan Jerman dalam perang, yang menyebabkan negara tersebut tertekan secara ekonomi dan tidak stabil secara politik, Hitler bergabung dengan organisasi baru yang disebut Partai Buruh Jerman pada 1919.
Didirikan pada awal tahun yang sama oleh sekelompok kecil orang termasuk tukang kunci Anton Drexler dan jurnalis Karl Harrer, partai yang mempromosikan kebanggaan Jerman dan anti-Semitisme, dan menyatakan ketidakpuasan dengan ketentuan Perjanjian Versailles, penyelesaian damai yang mengakhiri perang dan mengharuskan Jerman untuk membuat banyak konsesi dan reparasi.Â
Hitler segera muncul sebagai pembicara publik partai yang paling karismatik dan menarik anggota baru dengan pidato menyalahkan orang Yahudi dan Marxis untuk masalah Jerman dan mendukung nasionalisme ekstrim dan konsep "ras master" Arya.
Pada 29 Juli 1921, Hitler mengambil alih kepemimpinan organisasi tersebut, yang saat itu telah berganti nama menjadi Partai Pekerja Sosialis Jerman Nasionalis.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ambil Alih Pemerintah
Pada tahun 1923, Hitler dan para pengikutnya menggelar Beer Hall Putsch di Munich, pengambilalihan pemerintah yang gagal di Bavaria, sebuah negara bagian di Jerman selatan.
Sebagai buntut dari peristiwa ini, Hitler dihukum karena pengkhianatan dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara, tetapi menghabiskan kurang dari satu tahun di balik jeruji besi (selama waktu itu ia mendiktekan volume pertama " Mein Kampf ," atau "Perjuangan Saya," karyanya otobiografi politik.)
Publisitas seputar Beer Hall Putsch dan pengadilan berikutnya Hitler mengubahnya menjadi tokoh nasional.
Setelah dibebaskan dari penjara, ia mulai membangun kembali Partai Nazi dan berusaha untuk mendapatkan kekuasaan melalui proses pemilihan yang demokratis.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Depresi Ekonomi Jerman
Pada tahun 1929, Jerman memasuki depresi ekonomi yang parah yang menyebabkan jutaan orang menganggur.
Nazi memanfaatkan situasi ini dengan mengkritik pemerintah yang berkuasa dan mulai memenangkan pemilihan.
Dalam pemilihan Juli 1932, mereka merebut 230 dari 608 kursi di Reichstag, atau parlemen Jerman.
Pada Januari 1933, Hitler diangkat menjadi kanselir Jerman dan pada bulan Maret tahun itu pemerintahan Nazi-nya mengambil alih kekuasaan diktator. Nazi segera datang untuk mengendalikan setiap aspek kehidupan Jerman dan semua partai politik lainnya dilarang.
Partai Nazi Dilarang
Setelah kekalahan Jerman dalam Perang Dunia II , di mana sekitar 6 juta orang Yahudi Eropa dibunuh di bawah program pemusnahan yang disponsori negara oleh Hitler, Partai Nazi dilarang dan banyak pejabat tingginya dihukum karena kejahatan perang.
Hitler meninggal karena bunuh diri pada 30 April 1945, tak lama sebelum Jerman menyerah.
Advertisement