Sukses

Gelombang Ke-7 COVID-19 Hantam Jepang, Tindakan Pencegahan Masih Skala Lokal

Jepang mendorong otoritas regional untuk melawan COVID-19.

Liputan6.com, Tokyo - Jepang mendorong pemerintah daerah untuk mengambil tindakan terhadap penyebaran varian virus corona baru yang telah membuat kasus melonjak ke tingkat rekor. Namun, Jepang tidak berencana untuk mengambil tindakan skala nasional menyeluruh.

Dilansir laman Channel News Asia, Jumat (29/7/2022), gelombang ketujuh COVID-19 mendorong penghitungan harian kasus baru di Jepang ke rekor 233.094 pada Kamis 29 Juli, ketika varian virus BA.5 menyebar, memberi tekanan pada layanan medis dan mengganggu operasi perusahaan di beberapa tempat.

Jepang tidak pernah memberlakukan lockdown nasional pada skala beberapa negara lain, sebaliknya secara berkala meminta orang untuk tinggal di rumah sebanyak mungkin dan membatasi jam buka restoran dan bar.

Wakil Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Seiji Kihara menegaskan bahwa otoritas regional harus menyesuaikan tanggapan mereka dengan situasi khusus mereka.

"Daripada tanggapan nasional, kami ingin mendukung otoritas regional dalam upaya mereka yang didasarkan pada situasi lokal mereka," kata Kihara dalam konferensi pers reguler.

"Yang penting adalah membantu kegiatan sosial dan ekonomi setiap prefektur."

Kota barat Osaka baru-baru ini mendesak orang tua untuk menghindari jalan-jalan yang tidak penting.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Tes COVID-19

Gubernur Tokyo Yuriko Koike meminta warga untuk sering melakukan tes, termasuk di pusat-pusat gratis yang didirikan di stasiun kereta kota, dan untuk menjaga tindakan pencegahan seperti masker tetapi ibu kota tidak memberlakukan pembatasan apa pun pada saat ini.

"Kami telah belajar banyak dari pengalaman kami selama beberapa tahun terakhir," katanya pada konferensi pers reguler.

Negara berpenduduk 125,8 juta orang ini telah melakukan lebih baik daripada beberapa negara dalam menangani pandemi, dengan 32.308 kematian sejak dimulai pada awal 2020.

Tetapi Jepang memiliki jumlah kasus virus corona baru tertinggi di dunia dalam seminggu hingga 24 Juli, Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan minggu ini.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Pembatasan COVID-19

Meskipun jumlah kematian dalam gelombang baru ini rendah dibandingkan dengan yang sebelumnya, infeksi baru mulai berdampak pada beberapa sektor.

Perusahaan kereta api di beberapa wilayah harus membatasi layanan karena kekurangan staf dan Toyota Motor menangguhkan operasi shift malam di salah satu lini produksi pabrik Takaoka di Jepang tengah minggu ini karena COVID-19.

Pemerintah metropolitan Tokyo telah meningkatkan level siaga COVID-19 menjadi level tertinggi pada Kamis (14/7/2022). Level naik jadi nomor 4 yang merupakan level tertinggi pada klasifikasi pandemi Jepang.

4 dari 4 halaman

Siaga Maksimal

Perdana Menteri Fumio Kishida turut meminta seluruh masyarakat Jepang untuk siaga maksimal melawan COVID-19, namun belum ada tambahan pembatasan secara nasional untuk saat ini.

PM Kishida juga berkata pemerintah akan mempercepat vaksinasi. Sebanyak 8 juta petugas kesehatan dan perawat ditargetkan untuk mendapat suntikan vaksin Virus Corona COVID-19 keempat.

Menurut data situs COVID-19 di Jepang, ada 94 ribu kasus baru pada 13 Juli 2022. Angka itu naik dari 75 ribu pada sehari sebelumnya. Sebanyak 69 ribu butuh perawatan rumah sakit. Angka kematian bertambah 29 orang.

Kasus kumulatif Tokyo berjumlah 1,6 juta kasus, tertinggi di Jepang. Selanjutnya kasus tinggi ada di Osaka (10 juta kasus), Kanagawa (816 ribu), Aichi (592 ribu), Saitama (592 ribu), dan Chiba (484 ribu).

Pada situs COVID-19 Jepang, ada juga imbauan untuk menghindari 3C: Closed spaces with poor ventilation (ruangan tertutup dengan ventilasi buruk), crowded places (tempat ramai), dan close-contact settings (kontak dekat).Â