Sukses

Mirip Albert Einstein, Rambut Bocah Ini Idap Kondisi Langka Tak Bisa Disisir

Hanya ada 100 kasus UHS di seluruh dunia, rambut bocah ini tak bisa disisir, jabrik mirip Albert Einstein.

Liputan6.com, Suffolk - Seorang balita di Inggris dibandingkan dengan Albert Einstein dan Boris Johnson karena rambut pirangnya yang berantakan dan jabrik.

Adalah Layla Davis yang berusia 18 bulan si pemilik rambut tersebut. Ia terlahir dengan Uncombable Hair Syndrome (UHS) atau Sindrom Rambut Tidak Dapat Disisir, yang menyebabkan rambut kering dan keriting yang tidak dapat diratakan.

Dia secara resmi didiagnosis dengan kondisi langka tersebut awal bulan ini.

Bayi Layla Davis tinggal bersama keluarganya di Great Blakenham, di Suffolk. Ibunya Davis Charlotte dan ayahnya Kevin mengatakan kepada publikasi lokal bahwa mereka telah mencoba mengeringkan dan mengkondisikan rambutnya tetapi tidak berhasil.

"Rambutnya mengembang sejak dia berusia sekitar satu tahun dan setelah itu mulai tumbuh lebih banyak ke luar," kata sang ibu, Charlotte yang berusia 28 tahun kepada Metro yang dikutip Minggu (31/7/2022).

"Saya pikir saya menyangkal dan terus mengatakan itu akan menjadi datar," tambahnya.

Para ilmuwan mengatakan bahwa hanya ada 100 kasus UHS di seluruh dunia.

"Saya sangat bangga mendapatkan diagnosis itu karena sangat langka. Sebagian alasan saya menunda tesnya adalah karena hanya ada seratus orang di dunia - kemungkinannya sangat kecil," kata Charlotte.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

2 dari 4 halaman

Apa itu Uncombable Hair Syndrome (UHS) / Sindrom Rambut Tidak Dapat Disisir?

Menurut Genetic and Rare Diseases Information Center (GARD) milik pemerintah AS, UHS adalah kelainan langka pada batang rambut di kulit kepala. Biasanya ditandai dengan rambut pirang keperakan atau warna jerami yang tidak teratur, menonjol dari kulit kepala, dan tidak bisa disisir rata.

Sindrom ini ditemukan penyebabnya oleh perubahan genetik pada gen PADI3, TGM3, dan TCHH, kata artikel di GARD.

Kondisi ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1973.

Meskipun tidak ada obatnya, kondisinya biasanya membaik atau hilang sama sekali sekitar awal pubertas.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Kasus Serupa Bayi Taylor

Taylor McGowan mengidap sindrom rambut langka. Rambutnya selalu jabrik mirip ilmuwan dunia, Albert Einstein. Kondisi langka ini hanya dialami sekitar 100 orang di seluruh dunia.

Sindrom rambut 'jabrik' langka terjadi akibat tiga warisan mutasi gen, yang mengubah bentuk batang rambut.

"Rambutnya (Taylor) tampak luar biasa,mirip Albert Einstein," kata ibunya, Cara McGowan, dikutip BuzzFeed News, Selasa (12/6/2018).

"Rambutnya berdiri tegak seluruhnya."

Walau unik, rambut bayi yang berusia 18 bulan ini sulit disisir dengan cara apa pun. Rambut Taylor juga mudah rusak, terutama saat dicoba dikuncir kuda dan memakai produk rambut.

Orangtua sudah berusaha sangat keras untuk menghindari pemakaian bahan kimia. Mereka pertama kali menyadari rambut Taylor sedikit berbeda tatkala ia berusia sekitar 4 sampai 6 bulan.

"Ya, sedikit unik. Namun, kami berharap, rambutnya normal dan tidak tegak lagi," kata McGowan, yang ternyata rambut anaknya tidak pernah normal.

 

4 dari 4 halaman

Kasus Evelyn Cubbedge

Seorang bocah perempuan dari Lawtey, Florida, AS, juga mengidap kondisi langka yang menyebabkan dia memiliki 'rambut Albert Einstein'.

Evelyn Cubbedge, yang berusia 5 tahun, ternyata mengidap sindrom langka yang dikenal dengan sebutan Uncombable Hair Syndrome. Mutasi gen yang mempengaruhi kurang dari 100 orang di seluruh dunia ini menyebabkan untaian rambut menjadi tak teratur dan sulit disisir rapi.

Seperti dikutip dari Metro.co.uk, Senin (7/5/2018), rambut pirang balita itu mirip jerami, terlihat berdiri tegak alias jabrik dan tak pernah tumbuh cukup panjang untuk dipotong.

Evelyn diyakini menderita kondisi serupa yang dialami Albert Einstein. Orang kerap mengatakan bahwa dia terlihat seperti ilmuwan Abad ke-19 itu, sementara yang lain menanyakan apakah rambutnya efek tersengat listrik.

Nicole, sang ibu, sedih dan frustrasi oleh komentar tak mengenakkan yang didengarnya. Meski ada juga yang memuji rambut putrinya.

"Orang-orang selalu menyentuh rambutnya dan mengatakan betapa cantiknya. Terkadang ada yang berkomentar tak mengenakkan, teganya...," ujar wanita yang berprofesi sebagai dekorator kue itu.

Wanita 34 tahun itu menuturkan, semua orang selalu terpesona oleh warna dan dan kelembutan rambut Evelyn. Tapi pujian yang dialamatkan untuk putrinya tak sebanding dengan komentar menyakitkan hati yang membuatnya putus asa.

"Saya biasanya membuat kuncir kuda kecil untuk menjaga poni agar tak menutupi wajahnya, tetapi itu tidak mudah karena rambutnya yang terlalu pendek."

Nicole juga pernah mengikat ala ekor kuda rambut anaknya dan lalu disemprot hairspray biar awet. Tapi upaya itu juga tak bertahan lama.

"Dia tak pernah potong rambut. Kadang-kadang saya hanya memotong sedikit mahkota kepalanya itu agar ia terlihat lebih rapi, tetapi biasanya hanya satu atau dua potongan saja," jelas Nicole.

Menurut pengakuan sang ibu, Evelyn tak memiliki rambut ketika lahir dan untaian mahkota kepala seperti jerami itu baru tumbuh dua bulan sebelum ulang tahun pertamanya.

"Dia botak saat bayi. Rambutnya bahkan baru mulai tumbuh sekitar sepuluh bulan," papar Nicole.

Pada awal pertumbuhan rambutnya, sambung Nicole, rambut Evelyn hanya lurus ke atas. Mahkota kepalanya itu baru penuh di kepala ketika berumur dua tahun dan barulah terlihat seperti Albert Einstein.

Balita Evelyn kini mengerti bahwa rambutnya yang mirip Albert Einstein berbeda dengan yang lain, kendati demikian ia terlihat sama sekali tak terganggu dengan kondisi tersebut.