Liputan6.com, Jakarta - Perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperangi, kata Presiden Rusia Vladimir Putin. Saat ini Rusia masih melakukan invasi ke sejumlah wilayah di Ukraina.
"Kami mendukung keamanan yang setara dan tak terpisahkan untuk semua anggota komunitas dunia," kata Putin dalam pesan saat Konferensi Peninjauan ke-10 Perjanjian tentang Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT).
Sebagai pihak dalam NPT dan salah satu anggotanya, Rusia menyebut pihaknya secara konsisten mematuhi perjanjian itu.
Advertisement
Baca Juga
Rusia juga mengatakan bahwa pihaknya telah sepenuhnya menyadari kewajiban berdasarkan perjanjian bilateral dengan Amerika Serikat tentang pembatasan senjata yang relevan, tegasnya.
Rusia berharap konferensi ini akan memberikan kontribusi yang signifikan untuk memperkuat rezim non-proliferasi nuklir untuk memastikan perdamaian, keamanan dan stabilitas di dunia, kata Vladimir Putin.
Hubungan Putin dengan AS
Presiden Vladimir Putin pada hari Minggu (31 Juli) menandatangani doktrin angkatan laut baru yang menjadikan Amerika Serikat sebagai saingan utama Rusia dan menetapkan ambisi maritim global Rusia untuk wilayah-wilayah penting seperti Kutub Utara dan di Laut Hitam.
Dilansir dari laman Channel News Asia, Senin (1/8/2022), berbicara pada Hari Angkatan Laut Rusia di bekas ibu kota kekaisaran St Petersburg yang didirikan oleh Tsar Peter the Great, Putin memuji Peter karena menjadikan Rusia kekuatan laut yang hebat dan meningkatkan posisi global negara Rusia.
Setelah memeriksa angkatan laut, Putin membuat pidato singkat di mana ia berjanji bahwa apa yang disebut-sebut sebagai rudal jelajah hipersonik Zirkon Rusia yang unik, memperingatkan bahwa Rusia memiliki kekuatan militer untuk mengalahkan setiap agresor potensial.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tujuan Strategis Rusia
Sesaat sebelum pidato, ia menandatangani doktrin angkatan laut baru setebal 55 halaman, yang menetapkan tujuan strategis angkatan laut Rusia yang luas, termasuk ambisinya sebagai "kekuatan maritim besar" yang meluas ke seluruh dunia.
Ancaman utama bagi Rusia, kata doktrin itu, adalah "kebijakan strategis AS untuk mendominasi lautan dunia" dan gerakan aliansi militer NATO lebih dekat ke perbatasan Rusia.
Rusia dapat menggunakan kekuatan militernya dengan tepat untuk situasi di lautan dunia jika kekuatan lunak lainnya, seperti alat diplomatik dan ekonomi, habis, kata doktrin itu, mengakui bahwa Rusia tidak memiliki pangkalan angkatan laut yang cukup secara global.
Prioritas Rusia adalah mengembangkan kerja sama strategis dan angkatan laut dengan India serta kerja sama yang lebih luas dengan Iran, Irak, Arab Saudi, dan negara-negara lain di kawasan itu, menurut doktrin tersebut.
"Dipandu oleh doktrin ini, Federasi Rusia akan dengan tegas dan tegas membela kepentingan nasionalnya di lautan dunia, dan memiliki kekuatan maritim yang cukup akan menjamin keamanan dan perlindungan mereka," kata dokumen itu.
Pidato Putin tidak menyebutkan konflik di Ukraina, tetapi doktrin militer membayangkan "penguatan komprehensif posisi geopolitik Rusia" di Laut Hitam dan Azov.Â
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Hubungan Rusia dan Barat
Hubungan antara Rusia dan Barat telah mengalami ketegangan yang mendalam selama lima bulan konflik Ukraina.
Doktrin tersebut juga menetapkan Samudra Arktik, yang telah berulang kali dikatakan oleh Amerika Serikat oleh Rusia untuk dimiliterisasi, sebagai wilayah yang sangat penting bagi Rusia.
Garis pantai Rusia yang luas sepanjang 37.650 km, yang membentang dari Laut Jepang hingga Laut Putih, juga mencakup Laut Hitam dan Laut Kaspia.
Putin mengatakan pengiriman rudal jelajah hipersonik Zirkon ke fregat Laksamana Gorshkov akan dimulai dalam beberapa bulan. Lokasi penempatan mereka akan tergantung pada kepentingan Rusia, katanya.
"Kuncinya di sini adalah kemampuan angkatan laut Rusia ... Ia mampu merespons dengan kecepatan kilat kepada semua orang yang memutuskan untuk melanggar kedaulatan dan kebebasan kami."
Terus Dijatuhi Sanksi, Rusia Larang Masuk 39 Warga Inggris
Kementerian Luar Negeri Rusia mengumumkan pada Senin (1/8) bahwa 39 warga negara Inggris telah dilarang memasuki Rusia.
Hal ini merupakan tanggapan atas peningkatan sanksi London terhadap Rusia, seperti dikutip dari laman Xihua, Selasa (2/8/2022).
Yang masuk daftar hitam adalah politisi, jurnalis, dan pebisnis Inggris.
Termasuk mantan Perdana Menteri David Cameron, karena mereka "mempromosikan kebijakan bermusuhan London yang ditujukan untuk menjelekkan Rusia dan mengisolasinya secara internasional," kata kementerian itu.
Moskow dapat memberlakukan pembatasan pada lebih banyak warga negara Inggris karena London berupaya melanjutkan sanksi anti-Rusia, demikian peringatannya.
Advertisement